"Serius, sama bang Darel gantengan siapa?" tanya Nesya.
"Ya mana gue tau," jawab Aya cepat.
"Lo mah nggak asik," kesal Nesya sambil menjatuhkan tubuhnya dikasur Aya.
Mereka bertiga berbaring dengan pikiran mereka masing-masing yang entah kemana.
Aya tiba-tiba mendudukna tubuhnya. Dia menatap Fany dan Nesya.
"Menurut lo,Darel itu orangnya kaya gimana?" tanya Aya.
"Tumben nanya," balas Fany membuat Aya mendengus.
"Gue serius," ucap Aya. Entah kenapa Aya ingin sekali mengenal lebih jauh Darel. Sepertinya dia memang mulai menyukai pria itu. Aya menghembuskan napasnya dengan kasar. Entah apa yang akan terjadi kedepannya. Apa Darel akan membalas perasaannya atau malah Darel akan mempermainkannya atau bahkan Darel hanya mengabaikannya.
"Menurut gue, bang Darel itu sebenernya baik dia tulus orangnya. Cuma sikap baik bang Darel itu ketutup sama sifat jelek bang Darel yang lebih sering orang liat," kata Nesya.
"Bang Darel orang baik, dia selalu ngerti perasaan orang lain. Dia selalu ngalah sama orang meski itu bakal jadi beban buat dia. Dia selalu tersakiti," kata Fany sambil menunduk.
Aya mengerutkan keningnya mendengar perkataan Fany. Apa maksud dari 'selalu tersakiti' apa selama ini Darel mempunyai beban yang sangat berat atau apa. Pikiran Aya mulai terbang kesana-kemari. Dia kembali menghembuskna napasnya dengan kasar.
"Gue takut," kata Aya sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Takut?" bingung Nesya.
"Gue takut, kalo nanti gue bener-bener suka sama Darel. Gue nggak tau nanti akhirnya gimana, gue nggak tau apa Darel suka sama gue atau nggak. Mungkin nggak, ya kali Darel suka sama gue. Gue nggak tau kenapa gue suka sama Darel, padahal gue baru beberapa bulan kenal dia."
"Nggak usah takut, gue bakal dukung lo kok," kata Fany yang mendapat anggukan dari Aya. Aya tersenyum sambil mengangguk. Dia kembali merebahkan tubuhnya. Dia tersenyum mengingat sudah banyak hari yang dia lewati dengan Darel.
Aya asik dengan pikirannya hingga tak sadar dua gadis yang ada disebelah kanan dan kirinya sudah tertidur pulas. Aya berjalan menuju balkon kamarnya. Dia berdiri sambil menatap kebawah. Sepi itu yang Aya rasakan sekarang. Semua anggota keluaganya mungkin sudah terlelap dalam tidurnya.
Aya kembali memikirkan hal yang akhir-akhir ini selalu menghantuinya. Bagaimana jika dia benar-benar suka dengan Darel, seharusnya selama ini dia tidak terbawa perasaan. Jika dipikir-pikir, apa yang membuat Aya menyukai Darel, padahal sejak Aya mengenal Darel, dia tidak pernah mendapat perlakuan istimewa dari Darel. Yang ada mereka berdua sering berdebat tentang hal yang tidak jelas.
Suara motor membuat Aya menoleh, dia menyipitkan pandangannya. Didepan gerbang terdapat motor sport yang baru saja berhenti, dengan pria menggunakan celana jens berwarna hitam, jaket berwarna biru dongker, dan sepatu hitamnya.
"Itu Darel bukan si?" tanya Aya pada diri sendiri. "Ngapain malem-malem kesini?" lanjutnya.
Aya semakin yakin jika itu Darel saat helem pria itu sudah terbuka. Dengan cepat Aya keluar kamarnya dan turun untuk keluar rumah.
Dia membuka gerbang rumahnya. Terlihat pria itu yang sedang berdiri sambil menatap ponselnya.
"Ngapain lo?" tanya Aya mengangetkan.
"Buset, lo kalo dateng bilang-bilang kaget gue njirr. Untung nggak jantungan," kata Darel, dia memasukan ponselnya kedalam saku.
"Lagian lo malem-malem gini, dateng kerumah orang," Aya memutar bola matanya malas.
YOU ARE READING
After Being With You ([ON GOING])
Teen Fiction(CERITA INI MURNI DIBUAT DENGAN IMAJINASI DAN OTAK SAYA SENDIRI. [yang belum Follow akun Author Follow dulu ya]) 🌟Happy Reading guys Aku percaya bahwa datangnya perasaan itu tidak dengan permisi. Dia akan datang secara tiba-tiba. Namun, dia akan da...
![After Being With You ([ON GOING])](https://img.wattpad.com/cover/242056448-64-k106982.jpg)