"Ini udah saatnya," kata Darel.
Semua orang yang ada disana, menoleh menatap Darel. Damar dan Zafran memandang Darel dengan pandangan seirusnya. Benar kata Darel, mungkin ini sudah saatnya bagi Drax memperlihatkan kemampuan mereka, meski pun tanpa diperlihatkan pun kemampuan mereka sudah terlihat. Ini sudah saatnya Drax membalas semua perbuatan orang-orang yang selama ini telah mengganggu mereka, menyakiti salah satu dari mereka dan membuat mereka marah.
"Bener kata lo rel, ini udah saatnya. Kita nggak boleh diem aja. Kita nggak boleh diem aja sampe ada yang jadi korban lagi," kata Zafran menyetujui ucapan Darel.
Darel mengangguk dengan pandangan dinginnya. "Besok malem kumpul disini, siapin semua."
Setelah mengatakan hal itu, Darel tiba-tiba pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi. Dia mengendarai kendaraannya, dengan pikiran yang kacau. Darel berhenti disalah satu supermarket 24 jam untuk sekedar membeli minum.
Dia duduk dibangku yang tersedia disana setelah membeli minum. Darel menyalakan satu batang rokok menghembuskannya keudara. Ditengah-tengah kegiatannya dia mengingat bahwa tadi dia meninggalkan Aya dirumah Niken, apa yang terjadi dengan Aya. Mengapa dia tega meninggalkan gadis itu, seharusnya dia mengantarkannya pulang terlebih dahulu.
Entah untuk keberapa kalinya, Darel kembali merasa bersalah. Sekarang rasa bersalah Darel kembali bertambah.
🐝🐝🐝
"Tadi itu Darel kemana sih, kok tiba-tiba pergi gitu aja," gerutu seorang gadis. Seorang gadis menggunakan piyama tidur berwarna merah polos. Aya, gadis itu sendari tadi, dia tidak bisa terlelap nyenyak dalam tidurnya. Gadis itu sibuk dengan kegiatannya yang sangat tidak jelas. Mondar mandir kesana kemari dan sesekali menghentakan kakinya ke lantai dengan kesal.
Suara ketukan pintu membuat Aya berhenti dari kegiatannya dan menatap pintu itu yang tiba-tiba terbuka tanpa meminta injin dari sang empu.
Seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Alia Mama dari Aya masuk sambil membawa dua gelas coklat panas. Aya menatap Alia dengan cemberut sedangkan Alia tersenyum menatap Aya.
"Aya kenapa?" tanya Alia membuat Aya mendengus.
"Aya nggak tau. Dari tadi rasanya Aya uring-uringan mikirin Darel," Alia terkekeh mendengar jawaban dari putrinya yang sangat jujur.
Alia mengelus puncak rambut Aya dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Emangnya dia nggak bilang mau kemana?"
"Nggak bilang," ketus Aya. "Dia itu ngeselin banget, Aya nggak marah, nggak marah karna Darel yang nggak nganter Aya pulang. Tapi seengaknya bilang sama Aya alasan Darel apa ninggalin Aya tiba-tiba. Untung Aya orangnya sabar," kesal Aya.
Ini yang Alia suka Dari Aya meski pun hampir semua sikap Aya, Alia suka. Aya yang akan selalu berkata jujur. Aya yang selalu bercerita padanya tentang semua masalah yang sedang dia hadapi. Tapi, Alia tau jika suatu saat cepat atau lambat, pasti akan ada saatnya diama Aya tidak lagi berkata jujur padanya dan tidak menceritakan lagi semua keluh kesah padanya.
"Jangan gitu dong. Tambah jelek tau. Nanti Darel kabur," goda Alia.
Aya menatap kesal Alia yang malah menggodanya dia mendengus kesal. "Mana ada Mama yang jujur banget ngatain anaknya jelek," celoteh Aya.
"Haha, kamu marah. Ish Aya baper," goda Alia lagi. "Udah jangan ngambek mulu nanti cantiknya beneran ilang. Besok kalo ketemu Darel ajak dia bicara. Selesain masalah kalian baik-baik jangan emosi, terutama kamu Aya," tambah Alia membuat Aya mengangguk dan tersenyum.
"Makasih Mam," Aya memeluk Alia yang jelas dibalas dengan Alia.
"Udah tidur udah malem, nggak sabar kan besok ketemu Darel."
YOU ARE READING
After Being With You ([ON GOING])
Teen Fiction(CERITA INI MURNI DIBUAT DENGAN IMAJINASI DAN OTAK SAYA SENDIRI. [yang belum Follow akun Author Follow dulu ya]) 🌟Happy Reading guys Aku percaya bahwa datangnya perasaan itu tidak dengan permisi. Dia akan datang secara tiba-tiba. Namun, dia akan da...
![After Being With You ([ON GOING])](https://img.wattpad.com/cover/242056448-64-k106982.jpg)