part 30

1 0 0
                                        

"Aya kesana yuk," kata seorang membuat Aya menoleh.

Aya mengangguk sembari menampilkan senyum manisnya pada Darel. Alia menatap Darel dengan curiga. "Kamu udah ketemu Oma?" tanya Alia.

"Belum," jawab Darel cepat.

Alia mendengus mendengar jawaban putranya yang kelewat santai ini. "Kamu ini, kenapa belum ketemu?" tanya Alia yang masih sabar.

"Ya karna, Oma belum datang masih ada dikamarnya. Lagi make make-up mungkin," balas Darel lagi-lagi dengan nada santainya.
"Darel mau kesana dulu, nanti kalo Oma udah disini Darel pasti temuin kok."

Alia mengangguk mendengar ucapan putranya ini. Karna acara belum dimulai, Darel mengajak Aya pergi ketaman bermain anak-anak yang ada dirumah itu. Entah berapa besar rumah Oma Darel hingga, dipekarangan rumahnya pun ada taman, taman bermain anak-anak, kolam renang dan juga gazebo.

Mereka berdua duduk dibangku yang kosong. Menatap beberapa anak dari tamu undangan, yang sedang bermain ayunan dan juga perosotan. Darel tersenyum kecil mengingat dulu dia juga sangat suka main disini.

"Mereka seneng banget kayaknya," kata Darel membuat Aya menoleh dan mengangguk. "Kalo kamu seneng nggak?" kali ini Darel bertanya sambil menatap Aya.

"Aku?" beo Aya sambil menunjuk dirinya sendiri.

Darel mengangguk, "iya, kamu seneng nggak?"

"Seneng banget," jawab Aya sambil tersenyum.

"Syukur lah," kata Darel sambil mengangguk dan tersenyum.

Darel kembali menatap anak-anak itu yang kini sedang tertawa. Aya menoleh mendapati Darel yang sedang menatap anak-anak didepan sana, sambil melamun. Raut wajah Darel menampilkan kesedihan, dan kerinduan disana. Aya tidak tahu, sebenarnya apa yang sedang Darel rasakan. Namun dia bisa menebak bahwa pacarnya ini sedang merasakan kerinduan yang sangat dalam.

"Kamu kenapa?" tanya Aya.

Darel menoleh dan menggeleng. "Kamu mau tau nggak?"

"Apa,"

"Aku dulu sering main disitu, hampir setiap hari aku main disitu, sama sepupu aku, sama Oma, sama Ayah. Aku seneng banget waktu itu, aku seneng karna aku merasa bahwa semua orang sayang sama aku. Dulu aku pengen banget jadi dewasa, karna menurut aku jadi orang dewasa itu gampang, bisa ngelakuin semua hal sendiri. Tapi setelah aku dewasa, aku sadar jadi dewasa itu nggak mudah. Disitu aku mikir, kalo aku malah pengen jadi anak kecil aja, jadi anak kecil yang belum tau apa-apa, mereka cuma nangis karna nggak dibeliin permen," jelas Darel panjang.

Aya mendengarkan ucapan Darel dengan serius sambil menggegam tangan Darel yang terasa sangat dingin. "Semua itu udah kenangan Darel, ini emang udah waktunya kita hadapi masalah kita sendiri, ini udah waktunya kita hadapi masa-masa sulit kita sendiri, dan cara kita hadapi semua itu kita cuma butuh, semangat, percaya diri, nggak larut-larut dalam masa lalu, dan yang paling utama itu kita harus percaya bahwa semua orang itu pasti bahagia nggak mungkin orang nggak akan bahagia. Karna satu lagi, tuhan itu adil. Jadi sampe sini, kamu harus percaya apa yang pasti jadi milik kamu itu akan kembali dan jika nggak kembali berarti itu bukan milik kamu," entah apa yang merasuki Aya hingga dia berbicara panjang lebar seperti itu dengan lancar.

Aya tidak tau apa masalah Darel sebenarnya, tapi mengapa dia bisa berbicara seperti itu dia juga tidak tau. Satu persatu kata itu keluar dengan sendirinya dari mulut Aya.

Darel terkekeh melihat Aya yang baru saja berbicara panjang lebar, namun sekarang malah bingung seakan-akan memikirkan muncul dari mana kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Aya.

After Being With You ([ON GOING])Where stories live. Discover now