Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Tiga gadis remaja sedang berjalan beriringan dikoridor sekolahnya menuju parkiran. Mereka berhenti saat beberapa gadis menghentikan langkah mereka.
"Kenapa?" tany Aya membuka suara.
"Gue kan pernah bilang sama lo, jangan coba-coba deketin Darel!" kata segerombolan gadis itu yang tak lain adalah Lia dan teman-temannya.
"Nggak ngaca, bukannya selama ini lo yang deketin bang Darel!" sinis Fany.
"Diem lo!" bentak Lia.
"Lo nantang hah!" Nesya berkata tak kalah membentak hingga Lia mundur satu langkah. Memang diantara mereka bertiga Nesya yang paling mengerikan jika sedang marah. "Lo jadi cewek punya harga diri dikit dong. Seengaknya jangan larang-larang cewek deket sama Darel, emang lo siapa larang-larang cewek buat deket sama Darel," kata Nesya membuat Lia mendengus.
"Masalah gue sama Aya, bukan sama lo!"
"Tapi gue rasa, gue nggak punya masalah sama lo deh. Sekarang gue tanya, kalo gue suka sama Darel gimana? lo mau apain gue emang?" tanya Aya dengan santai.
"Intinya gue nggak suka lo deket Darel!" tegas Lia setelah itu pergi entah kemana.
"Sabar nes, anggep dia orang gila," kata Aya.
Mereka bertiga melanjutkan jalan mereka yang tertunda akibat nenek lampir yang tiba-tina mengganggu mereka.
"Gue nanti nyusul kerumah lo, gue jalan dulu ya," kata Nesya dan berjalan mendekati Damar.
Aya dan Fany saling melempar pandangan satu sama lain. Mereka masih bingung dengan Nesya dan Damar yang tiba-tiba dekat.
"Mereka jadian?" tanya Aya membuat Fany menggeleng.
🐝🐝🐝
Disebuah kamar terdapat dua remaja yang sedang menonton film sambil memakan cemilan. Dua gadis itu sesekali tertawa dengan sangat keras.
"Woy!" Aya dan Fany kaget mendengar seorang yang berteriak dan masuk kedalam kamar Aya tanpa mengetuk pitu.
"Sialan lo, ketuk dulu kek," umpat Aya.
"Sorry," balas Nesya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Seneng banget? kenapa?" tanya Aya pada Nesya.
"Nggak papa," jawab Nesya membuat Aya dan Fany mendengus.
"Lo mah gitu!" kesal Fany.
"Gue sama Damar jadian," kata Fany sambil menutup mukanya dengan bantal.
"Serius lo, demi apa?" tanya Aya penasaran.
"Serius, demi ikan cupang gue nikah sama ikan mas punya Damar," jawab Nesya asal.
"Kok bisa ya?" kata Fany bingung sambil menggaruk tengkuknya sendiri.
Aya dan Fany memandang Nesya yang sepertinya sangat bahagia. Aya begidik melihat Nesya yang senyum-senyum sendiri sambil melihat ponsel yang entah isinya apa.
"Makan yuk," ajak Aya.
"Ayo," balas Nesya sambil melompat dari kasur Aya.
Mereka berdua berjalan dengan keluar kamar Aya dengan gaya jalan yang sangat aneh. Mungkin jika orang-orang melihat mereka, mereka akan langsung dibawa ke rumah sakit jiwa.
🐝🐝🐝
"Rel, si Damar kenapa senyum-senyum gitu ya," bisik Zafran tepat ditelinga Darel. Mendengar bisikan Zafran, Darel menoleh dan benar saja Damar sedang senyum-senyum tak jelas.
Darel mengambil cabe dipiring yang terisi gorengan. Dia melempar cape itu dan tepat sasaran mengenai wajah Damar. Damar melotot kearah Darel dan Zafran yang sedang menatapnya dengan aneh.
"Kenapa lo berdua?" tanya Damar sambil duduk mendekat kearah Darel dan Zafran.
"Kita mah nggak papa, kita mah sehat-sehat aja. Seharusnya gue yang nanya, sebenernya lo sehat nggak sih, maksutnya kalo lo lagi nggak sehat mending tidur sono dirumah," kata Darel dengan nada yang dibutat-buat.
"Idih jijik njirr, gue kaga papa, emang gue kenapa?" tanya Damar.
"Lo senyum-senyum gitu, gila lo ya," titah Zafran sambil menjauh dari Damar.
"Sembarangan lo," kesal Damar.
"Dia abis jadian sama Nesya bang," kata salah satu pria yang sedang berkumpul dengan Darel dan anggota Drax.
"Seriusan lo," kata Zafran heboh.
"Serius lah, ya kali gue bohong," ketus Damar.
"Siapa tau lo bohongin kita," kata Darel. "Pj nya mana?" tanya Damar sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Pj apaan?"
"Bodo amat Damar, gue intinya juga mau pj dari lo," kata Zafran yang ikut-ikutan Darel membuat Damar mendengus.
🐝🐝🐝
Malam ini, Aya sedang berjalan ditrotoar menuju mini market komplek rumahnya. Dia sendiri karena kedua sahabtnya yaitu Nesya dan Fany sedang asik menonton film dirumahnya dengan Candra dan Nia.
Aya membeli beberapa cemilan dan juga minuman titipan Nesya. "Apa lagi ya?" tanya Aya pada diri sendiri.
"Udah kali ya," lanjutnya.
Aya berjalan kearah kasir dan membayar belanjaanya. Setelah selesai dia duduk didepan minimarket sebentar untuk menghabiskan es krim yang tadi ia beli. Setelah itu dia berjalan untuk pulang.
Aya menghentikan langkahnya saat melihat pria remaja dengan motor besarnya yang terjatuh. Pria itu sepertinya kesakitan karena memegangi kaki sebelah kirinya terlihat dari raut wajahnya yang sedang menahan sakit.
Aya berlari kecil mengahampiri pria itu. "Lo nggak papa?" tanya Aya sambil membantu pria itu berdiri.
Pria itu menoleh kearah Aya untuk beberapa detik mata mereka bertemu tapi dengan cepat Aya langsung mengalihkan pandangannya. Pria itu memiliki bola mata berwarna hitam pekat, hidung mancung dan juga alis yang tebal membuatnya sangat tampan ditambah kulitnya yang putih hampir mirip Darel meskipun jika dibandingkan dengan Darel tetap pria itu akan kalah dengan ketampanan Darel.
"Gue nggak papa kok," balas pria itu sambil duduk ditrotoar.
"Serius, kaki lo lecet," kata Aya sambil memegang kaki pria itu.
"Gue nggak papa," katanya lagi sambil tersenyum.
"Oh ya nama lo siapa? nama gue Liam Rai Raymond, lo bisa panggil gue Rai," kata pria itu yang bernama Rai sambil menjulurkan tangannya pada Aya.
Aya menerima uluran tangan Rai. "Nayara Fidelya Baylor," kata Aya. "Panggil gue Aya," tambahnya membuat Rai mengangguk dan tersenyum.
"Lo bener nggak papa kan?" tanya Aya membuat Rai menganggukann kepalanya.
"Kalo gitu, gue pulang dulu ya," kata Aya.
Aya bersiap untuk pergi namun pergelangan tangannya ditarik oleh Rai membuat Aya menoleh kearah Rai.
"Makasih ya, hati-hati. Gue harap, gue bisa ketemu lo lagi," kata Rai yang hanya dibalas senyuman oleh Aya.
Aya berjalan dengan cepat karena memang dia ingin cepat-cepat sampai dirumahnya. Sedangkan Rai dia masih setia memandang Aya.
"Cantik," gumam Rei.
🐝🐝🐝
"Lo lama banget sumpah ya," oceh Fany tak sabar.
"Gue tadi nolongin cowok dulu," balas Aya.
"Cowok? siapa, cakep nggak?" tanya Fany. "Kalo cakep buat gue aja lah, dari pada gue ngejomblo mulu," lanjut Fany sambil menghembuskan napasnya.
"Sabar," ucap Nesya seakan-akan menguatkan Fany.
"Cakep banget," Aya berkata membuat Nesya dan Fany menatap Aya.
"Serius, sama bang Darel gantengan siapa?" tanya Nesya.
🐝🐝🐝
Hollaaaaaa
Jangan lupa vote and coment
Tbc!
See you next part guys
Makasih😊
YOU ARE READING
After Being With You ([ON GOING])
Teen Fiction(CERITA INI MURNI DIBUAT DENGAN IMAJINASI DAN OTAK SAYA SENDIRI. [yang belum Follow akun Author Follow dulu ya]) 🌟Happy Reading guys Aku percaya bahwa datangnya perasaan itu tidak dengan permisi. Dia akan datang secara tiba-tiba. Namun, dia akan da...
![After Being With You ([ON GOING])](https://img.wattpad.com/cover/242056448-64-k106982.jpg)