The Mafia 27 - Bryan and Reline

2.7K 181 27
                                    

LEADER OF THE MAFIA

Happy Reading !

Aaron mengetukkan jarinya. Menatap sinis pada Bryan yang terikat di kursinya. Wajahnya babak belur. Luka yang ia dapatkan dari Mafioso Dark Bloods belum mengering, sekarang, malah semakin parah karena Aaron yang seolah tidak puas menyiksanya.

"Kau fikir aku takut padamu?" Desis Bryan tidak terima di perlakukan seperti ini. Ia benci mengakui kekalahannya.

"Aku akui keberanianmu sungguh mengesankan" Aaron tersenyum keji. "Apa yang kau inginkan? Alice? Tahtaku? Atau keduanya?"
Aaron tertawa keras. Menyorot Bryan dengan sorot humornya.

Bryan menggeram,
"Aku ingin kau mati saja"

Aaron mengulum senyumnya,
"Sayangnya, Tuhan masih mengizinkanku untuk hidup saat ini"

Aaron mendekati lelaki itu. Mensejajarkan wajahnya pada wajah Bryan. Lalu memperlihatkan smirk-nya.

"Kau harusnya tahu dengan siapa kau bermain, Bryan. Aku peringatkan padamu, jangan coba-coba mengusik hidupku lagi. Aku ... bisa melakukan hal yang bahkan tidak pernah kau bayangkan" Aaron menatapnya tajam. Membuat Bryan terdiam, menelan ludahnya.

Aaron kembali berdiri, tersenyum sinis,
"Sampai bertemu lagi saat ayahmu datang"

●●●

Roma, Italia, Aaron's Company.

Reline menatapnya memohon. Meringis sakit karena rahangnya yang telah di cengkeram erat oleh Aaron. Kini, ia sudah babak belur akibat Aaron yang tak berhenti menyiksanya sejak tadi.

"Kau ... salah bermain-main denganku" Desis Aaron. Mendorong Reline hingga jatuh tersungkur ke lantai.

Reline berdiri, tidak menyerah. Menatap nanar pada Lelaki itu.
"Ini semua salahmu! Kau tidak pernah menatapku sedikitpun! Padahal ... aku sangat mencintaimu, mengapa kau melakukan ini padaku?!" Teriak Reline tepat di hadapan wajah Aaron.

Lelaki itu terlihat muak. Tersenyum miring,
"Kau seharusnya sadar diri. Gadis sepertimu ... hanya sampah di mataku"

"Aku kurang apa, Aaron?! Aku bahkan lebih cantik dari gadis sok manis ituu! Dia itu munafik, Aaron! Dia hanya pura-pura menjadi perempuan yang polos, menjijikkan! Dia itu jalang!"

Plak

Satu tamparan yang keras mengenai wajah Reline. Sangat keras hingga ia terjatuh kembali ke lantai. Reline mengerang kesakitan. Ia yakin, sudut bibirnya sekarang benar-benar robek.

Aaron menatapnya murka.
"Tutup mulut busukmu itu! Aku sudah muak padamu!" Aaron mendekat, mencengkeram rahang gadis itu. Menatapnya dingin,
"Aku peringatkan padamu sekali lagi. Jangan berani macam-macam denganku. Kau tidak tahu siapa diriku! Aku bisa melakukan hal yang lebih kejam padamu setelah ini"

"Satu lagi, menjauhlah dari diriku dan Alice! Kau mengerti?!" Bentak Aaron. Melepaskan cengkeramannya dengan kasar.

Reline menggeleng, menangis histeris,
"Kenapa, Aaron? Aku sangat mencintaimu! Aku mencintaimu lebih dari dirinya. Kenapa? Kenapa kau tidak memilihku? Selama ini aku berusaha menjadi yang terbaik agar kau tertarik padaku!!"

Aaron berdecih,
"Kau ingin tahu kenapa? Karena kau murahan!. Aku tidak akan mencintai wanita iblis sepertimu" Aaron menatap Reline dalam, "mulai hari ini, kau bukan sekretarisku lagi. Aku memecatmu"

Reline yang sedang menangis sesegukan terbelalak, di pecat katanya? Sudah di siksa, sekarang di pecat juga. Malang sekali.

"Apa?! Tidak, Aaron! Ku mohon jangan pecat aku" sahut Reline. Menggeleng kuat. Ia bahkan sudah melupakan bahasa formalnya.

LEADER OF THE MAFIA ; AARON CEDRIC [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now