The Mafia 3 - Aaron's game (Permainan Aaron)

4K 219 8
                                    

LEADER OF THE MAFIA

Happy Reading !

Alice merasa jantungnya hampir copot mendengar Ancaman Aaron. Laki laki tadi ... benar benar  membuat Alice takut. Namun, tak bisa ia pungkiri ia merasa sedikit lega karena fikiran-fikiran negatifnya tidak terjadi.

Alice mendekati ranjang king size yang akan ia tempati. Alice meraba permukaan ranjang tersebut sebelum memutuskan untuk duduk di tepi ranjang.

Alice kembali mencerna setiap kejadian yang ia lalui seharian ini. Dalam waktu sehari, hidupnya seakan di renggut paksa oleh takdir.

Disamping itu, masih banyak hal yang Alice tidak mengerti. Yang ia tahu hanyalah ia harus menebus kesalahan keluarganya. Tapi .. Alice bahkan tidak tahu apa-apa. Alice tidak tahu kesepakatan apa yang terjadi antara Ayahnya dan mafia itu.

Ada begitu banyak pertanyaan di benaknya. Apa yang kakaknya lakukan? Mengapa kakaknya bisa berhubungan dengan Mafia itu? Lalu apa hubungan keluarganya dengan Mafia? Mengapa Ayahnya melakukan kesepakatan dengan seorang Mafia?

Padahal ... Alice yakin bahwa ayahnya adalag orang yang baik.

Alice harus tahu jawabannya. Tapi, bagaimana caranya?

"Aaah ... Aku harus bagaimana? Apa aku tanya saja pada Mafia itu? Huh, aku bahkan tidak tahu namanya"
Alice menggerutu kesal seiring ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Ia memejamkan matanya sejenak. Setidaknya, biarkan ia beristirahat.

Namun, hal itu tidak bertahan lama. Alice terperanjat kaget mendengar suara ketukan pada pintu kamarnya-yang baru-.

Alice rasanya ingin menangis lagi. Baru saja ia memejamkan matanya untuk istirahat, tapi ada saja yang mengganggunya.

Alice berlari kecil meraih gagang pintunya lalu membukanya. Disana, ia melihat seorang perempuan yang berbusana layaknya pelayan. Pelayan itu mendorong troli memasuki kamar Alice tanpa di persilahkan. Troli yang ia bawa berisi setumpuk pakaian wanita, termasuk perlengkapan lainnya.

Alice mengerutkan keningnya bingung,
"Kau ... siapa?"

"Perkenalkan nona, nama saya camelia. Saya adalah pelayan anda sekarang. Kalau anda butuh sesuatu, anda bisa memanggil saya"
Gadis yang bernama Camelia itu tersenyum sopan dan sedikit menunduk.

Alice merasa bingung. Bukan ia tidak pernah mempunyai pelayan, bahkan ia punya pelayan pribadi di mansion keluarganya. Namun .. Alice pikir ini berlebihan.

"Maaf. Tapi ... aku tidak meminta pelayan"

Alice mengatakannya dengan hati-hati, takut bahwa pelayan tersebut akan tersinggung.

Pelayan itu tersenyum hangat. Dia cukup cantik, menurut Alice.

"Tapi, Tuan yang meminta saya menjadi pelayan anda. Tuan bilang, saya harus menjaga anda dan anda tidak boleh menolak"

Alice hanya terdiam pasrah. Toh, apa yang bisa ia lakukan di mansion ini?

Pelayan itu membuka lemari dan menyusun pakaian yang ia bawa. Sementara Alice memutuskan untuk duduk di sofa dan memperhatikan si pelayan.

"Apakah kau tahu bahwa kau bekerja pada seorang Mafia?" Tanya Alice penasaran.

Pelayan itu menoleh sekilas,
"Umm ya, nona"

"Bisakah kau memanggilku Alice saja?"

"Tidak bisa, nona. Tuan akan marah"

Alice mendengus kesal,
"Baiklah"

LEADER OF THE MAFIA ; AARON CEDRIC [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now