The Mafia 21 - Apology (Permintaan Maaf)

2.8K 181 4
                                    

LEADER OF THE MAFIA

Happy Reading !

Dorr!

"ARRGH!"

"AARON!" Teriak Alice begitu melihat sebuah peluru di layangkan pada lelaki itu.

Aaron mengerang kesakitan. Berguling ke kanan menahan sakit pada bahunya. Untung saja, ia berhasil menghindar sedikit, hingga peluru tersebut tidak mengenai jantungnya.

Aaron melihat tepat di sampingnya terdapat sebuah pistol.

Tepat sebelum, orang itu kembali menembakinya, Aaron telah menembak orang itu. Tepat mengenai  jantungnya. Bidikan Aaron memang tidak pernah meleset.

"Shit! Bawa gadis itu!" Perintah Bryan dengan kasar.

Anak buahnya mengangguk patuh, menyeret Alice yang meronta.

"Hentikan brengsek! Aku tidak mau ikut dengan kalian!"

"ALICE! Apa kau tidak ingin pulang, hm? Kau lebih memilih bersama Aaron? Apa yang akan ayahmu katakan!?" Bentak Bryan. Kini ia benar-benar marah. Marah dengan rencananya yang tidak berhasil.

Alice terisak, menggeleng. Tidak, bukan ia lebih memilih Aaron daripada keluarganya. Tapi ia tahu, setelah bebas dari Aaron pun hidupnya akan menderita. Alice tahu itu.

Alice ... akan pulang. Tapi tidak dengan cara seperti ini.

"AKU BISA PULANG SENDIRI!" Teriak Alice.

Dorr!

Tepat setelah Alice berteriak. Sosok laki-laki yang merupakan bawahan Bryan ambruk. Dengan peluru yang menembus kepalanya.

Alice berteriak histeris. Melihat pemandangan yang mengerikan di depannya. Ia kemudian menoleh ke arah datangnya peluru itu, lalu terbelalak kaget.

Aaron. Lelaki itu ...

Bryan menggeram marah, menarik Alice ke pelukannya. Menodongkan pistol pada kepala gadis itu.

"Mundur! Atau ku tembak gadis ini!" Bryan beringsut mundur. Sementara Alice meronta namun di cekik oleh Bryan.

Alice menatap lelaki itu bengis. Sungguh! Bryan tidak punya hati!

Aaron tersenyum miring. Menatapnya dingin, kemudian mengangkat tangannya. Mengisyaratkan bahwa ia tak akan menyerang.

Lelaki itu menahan napas sejenak, mengabaikan rasa sakit pada bahunya yang terus mengeluarkan darah. melihat Alice yang nyawanya terancam. Satu tarikan pelatuk saja, gadis itu bisa lenyap seketika.

"Kau sungguh pengecut" Aaron terkekeh sinis, "aku penasaran ... siapa dirimu? Sebelumnya, aku tidak pernah melihatmu. Mafia? Gang?"

Entah kenapa, tatapan intimidasi dari Aaron membuat Bryan semakin beringsut mundur. Tetap menodongkan pistol pada kepala Alice.

"Kau tidak perlu tahu siapa diriku!" Desisnya tajam.

Aaron tertawa geli. Salah satu kebiasaan Aaron adalah memojokkan musuh dengan tawanya,
"Menggelikan. Tapi, apa kau tahu siapa diriku?"

"Diam saja Brengsek!"

Aaron membaca gerakan Bryan. Tepat sebelum lelaki itu bersiap menembak dirinya, Aaron telah lebih dulu menembak lengannya. Membuat Bryan terhuyung kebelakang. Refleks melepaskan pelukannya pada Alice.

Aaron memanfaatkan itu untuk segera berlari ke arah Alice, meraih tangannya, lalu menyembunyikan gadis itu di belakangnya. Alice menurut saja, ia tidak mampu berkata-kata sekarang.

LEADER OF THE MAFIA ; AARON CEDRIC [SUDAH TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt