Young Parents

674 75 21
                                    

Dua minggu berlalu dengan membosankan. Yachi berkali-kali merasakan nyeri di tubuhnya, diminta banyak beristirahat, dan makan pun diatur. Untunglah, Hinata benar-benar bertanggung jawab sebagai suami. Hinata tidak membiarkan istrinya stress. Hinata selalu menyuapi Yachi, dan mengajaknya bercanda setiap hari.

Menjenguk Kazumi adalah kegiatan yang paling disukai Hinata dan Yachi selama dua minggu di rumah sakit. Dua kali sehari, mereka diizinkan membelai malaikat kecil mereka. Tubuh Kazumi sangat kecil mengingat dirinya lahir prematur, namun Yachi dan Hinata sangat bersyukur Kazumi bisa bertahan hidup dan tidak mengalami banyak gangguan kesehatan. Kazumi masih belum bisa menyusu, maka Yachi selalu memeras air susunya lalu disalurkan ke Kazumi melalui selang khusus di inkubator.

Sesuai kesepakatan, Hinata, Yachi, dan Kazumi diizinkan pulang setelah dua minggu lamanya. Seharusnya, Kazumi masih perlu menghabiskan waktu dua minggu lagi di NICU. Akan tetapi, pihak keluarga tidak memiliki cukup biaya untuk membiarkan Kazumi tetap menjalani serangkaian perawatan di NICU, akhirnya Kazumi menjalani perawatan di rumah sendiri.

"Selamat datang di rumah, Kazumi." Kata Hinata, riang. Hinata mendekap erat-erat Kazumi di dadanya sesuai cara yang dianjurkan para bidan, agar Kazumi tetap hangat. "Sekarang jamnya dia tidur, 'kan ?" Tanya Hinata. Yachi mengangguk. Dengan hati-hati, Hinata meletakkan Kazumi di atas kasur lembut khusus bayi dengan posisi telentang. Hinata selalu ingat, bayi prematur tidak boleh tidur dengan posisi miring atau tengkurap untuk menghindari risiko kematian mendadak. Hinata menyelimuti putri kecilnya dengan selimut kain berwarna hijau pastel.

Hinata tiada henti menatap Kazumi yang tidur bagaikan seorang malaikat. "Dia sangat manis," ucap Yachi, tidak bisa menyembunyikan rasa harunya. "Hitoka, kau jaga Kazumi, ya. Biar aku yang mencuci semua pakaian dan botol susu Kazumi." Hinata menepuk bahu istrinya sebelum beranjak ke dapur. 

Hinata mencuci botol susu dan perlengkapan makan Kazumi dengan hati-hati. Saat mencucinya, ada berbagai pertanyaan melintasi benak Hinata.

Satu, bagaimana kabar timnya di sekolah saat ini ? Meskipun mereka sering menelepon setelah Kazumi lahir, namun Hinata benar-benar ingin bertemu mereka secara langsung.

Dua, apakah tim Karasuno merindukannya dan Yachi ? Apakah  mereka akan kehilangan sosok dirinya ?

Tiga, apakah keadaan tim Karasuno baik-baik saja tanpa dirinya ? Apakah mereka tetap bisa bersinar di lapangan tanpe kehadiran Hinata Shoyo ?

Namun lama kelamaan, semua pertanyaan itu berubah menjadi pengandaian.

Seandainya dirinya tidak membuka konten dewasa di internet, barangkali hidupnya masih akan sama seperti dulu. Ya, Hinata begitu merindukan dirinya yang dulu. Seorang Hinata Shoyo yang polos dan naif  yang mencintai segala sesuatunya dengan tulus, bukan karena nafsu.

Seandainya hari itu dirinya dan Yachi tidak memilih untuk berduaan di rumah Yachi yang sedang sepi, mungkin ia tidak akan memiliki hasrat untuk menghancurkan masa depan mereka.

Seandainya hari itu dirinya bisa lebih mengendalikan diri, barangkali dia dan Yachi saat ini sedang belajar di kelas dalam balutan seragam.

Seandainya hari itu dia mau mengakui semuanya lebih awal pada keluarga, mungkin permasalahan tidak akan menjadi serumit ini dan anggota tim tidak akan mengetahui perbuatan mereka.

Seandainya, seandainya, seandainya saja dirinya TIDAK MELAKUKAN PERBUATAN ITU, mungkin Hinata masih bisa meraih mimpinya menjadi seorang atlet. Akan tetapi, hanya karena kenikmatan sesaat yang bahkan tak sampai dua jam lamanya, sirna sudah cita-cita yang sudah dipupuknya sejak SD. 

Hinata menarik napas. Jika ditanya siapa orang paling jahat di dunia ini, maka Hinata akan menjawab bahwa orang itu adalah dirinya. Hinata mungkin bukanlah penyihir hitam yang egois dan serakah seperti Lord Voldemort. Hinata mungkin bukanlah sosok pembunuh bayaran yang tanpa ragu menghilangkan nyawa seseorang demi harta. Hinata mungkin bukanlah  anak tukang bully seperti tokoh antagonis di novel remaja. Hinata mungkin bukanlah preman yang kerjanya mabuk, merokok, dan memeras orang-orang.

Young Love {COMPLETE}Where stories live. Discover now