Aku Rindu Sekolah

609 85 2
                                    


Yachi POV

"Aw !" Sho Kun yang sedang mencari lowongan kerja di internet merintih. Aku yang sedang berbaring segera bangkit dari kasur, menghampirinya. "Kenapa, Sho Kun ?" Tanyaku. "Aduh, sariawanku kegigit..." Sho Kun merintih kesakitan. Aku cepat-cepat berlari ke dapur.

"Permisi, Tante, boleh saya ambil Yoghurt-nya Sho Kun tidak ? Dia... dia sariawan, butuh yoghurt." Izinku pada ibu mertuaku. Meskipun Nn. Hinata sudah menjadi ibu mertuaku, namun aku masih memanggilnya 'tante'. Entahlah, rasanya canggung bila harus memanggil dengan sebutan 'ibu'.

"Iya, Nak, silakan." Ujar Nn.Hinata. Aku membuka pintu lemari es, memilih sekotak yoghurt tanpa gula. Setelah mengambilnya dan mengambil sendok kecil, aku langsung berlari ke kamar kami.

"Minum yoghurt dulu." Ujarku seraya menyodorkan sekotak yoghurt. "Heh ? Memangnya yoghurt bisa menyembuhkan sariawan ?" Sho Kun kebingungan. "Sebelum aku hamil, aku sariawan dan aku makan yoghurt dua kali, akhirnya sariawannya sembuh." Tuturku. Sho Kun mengangguk, dan ia menerima yoghurt pemberianku, namun Sho Kun tak membukanya.

"Kenapa tidak dibuka ?" Tanyaku, kebingungan. "Kayaknya akan lebih asyik kita makan yoghurt satu kotak berdua." 

"EH ?!"

Aku tersentak. Wajahku memerah. Untung saja aku tidak sedang makan. Jika sedang makan, sudah pasti aku tersedak.  "Romantis, bukan ?" Astaga, di satu sisi Sho Kun tetaplah Sho Kun yang polos dan naif, di lain sisi dia benar-benar tahu bagaimana cara membuat hati istrinya berbunga-bunga. 

"Eh.... eum, iya... boleh." Kataku malu-malu. Aku berlari ke dapur untuk mengambil sendok kecil lain, lalu kembali ke kamar. Aku ingin bertanya sejak kapan Sho Kun berubah menjadi begitu romantis, namun kuurungkan niat tersebut.

Sho Kun membuka kertas penutup yoghurt. Disendokkannya yoghurt, lalu ia mengarahkannya ke mulutku. "A, a, a." Kata Sho Kun seolah sedang menyuapi bayi. Jantungku berdebar. Dengan malu-malu, kubuka mulutku. Sho Kun menyuapiku. Aku menelan yoghurt yang disuapi Sho Kun, entah mengapa rasanya berbeda saat makan yoghurt disuapi Sho Kun dan makan sendiri.

"Gimana ? Enak nggak ?" Tanya Sho Kun. "Eum... enak." Aku tidak tahu harus menjelaskan dengan kata-kata apa. Sebuah perasaan yang tak dapat kujelaskan dalam bentuk kata-kata membuncahi jiwaku saat Sho Kun tersenyum dan menyuapiku.

"Eh ? 'Kan seharusnya kamu yang makan yoghurt, bukan aku ?" Aku salah tingkah. "Ya nggak apa-apa, dong, makan berdua, biar seru !" Sho Kun tersenyum. Duh, Sho Kun, kamu jahat sekali, ya. Selalu saja membuat jantungku berdebar-debar. "Kalau harusnya aku yang makan, suapin aku dong, sayang." Sho Kun bersikap manja, membuatku gemas ingin memeluknya. 

Senyuman Sho Kun benar-benar membuatku meleleh. Aku menyendokkan yoghurt, menyuapinya. "Emm.... oishi !" Sho Kun memejamkan matanya dan mengacungkan jempol. Akhirnya, kami pun saling menyuapi dan makan satu kotak yoghurt berdua. Sesekali Sho Kun mengambil yoghurt dengan jari telunjuknya dan mencoret hidungku dengan yoghurt, aku pun demikian. Tuhan, terima kasih sudah menganugerahkan kebahagiaan sederhana ini padaku. Malam ini, aku benar-benar lupa bahwa aku dan Sho Kun disatukan dengan cara yang tragis hanya karena sekotak yoghurt dan senyuman hangat seorang Hinata Shoyo. 



Keesokan paginya...

Sinar matahari keemasan menembus kaca jendela, membuat mataku yang terpejam merasa silau. Sudah pagi ?! Gawat, aku bisa terlambat ke sekolah !Eh ? Lengan Sho Kun ?! Kenapa lengan Sho Kun melingkari tubuhku ?! Kenapa kami tidur sekamar... oh iya, kami, 'kan, sudah menikah. Bagaimana aku bisa lupa ? Kubalikkan tubuhku. Kulihat pemuda bersurai jingga itu masih mendengkur pulas.

Young Love {COMPLETE}Where stories live. Discover now