2. Edel Itu Biang Onar

190 160 75
                                    

Edo menghela nafas pelan, di depannya kini terdapat seorang siswi yang sudah sangat tidak asing lagi. Hampir setiap seminggu ia bertemu dengan siswinya itu dengan kasus yang sama.

Edo wali kelas XI IPS F sekaligus guru BP, menatap salah satu anak didiknya. Dia tidak mengerti dan tidak tau harus berkomentar apa lagi tentang sifat barbar setiap kali ia murka. Edo tidak habis fikir bagaimana bisa juga Aileen menghajar cowok sampai babak belur sedangkan dirinya hanya mendapat lebam ringan di pipi sebelah kanan.

Kalau saja Aileen bukan merupakan cucu dari kepala sekolah ia tidak akan bisa seenaknya apalagi mendapat hukuman skors. Kelakuannya diluar batas wajar seorang wanita. Anehnya meskipun dia wanita tapi tidak ada satupun cowok yang bisa mengalahkannya selalu saja Aileen yang menang dengan cowok yang jadi lawannya kalah telak.

Aileen memang pantas mendapat julukan strong woman padahal dari tampilannya ia terlihat manis.

"Saya tidak bisa lagi mendengar alasan kamu menghajar Danish,,,, kalau memeng kamu hobby berantem kenapa harus dengan siswa sini, saya lebih mendukung kamu diatas ring daripada menyerang siswa lain". Tutur guru muda yang masih perjaka itu. Usianya 25 tahun, penuh wibawa, satu satunya guru yang sering mendapat tatapan minat dari seluruh siswi di sekolah ini.

Aileen tunduk tidak berani menatap guru di depannya. Meskipun Aileen jago bela diri dan memungkinkan mengalahkan Edo, tapi tidak ada niat sedikitpun Aileen menghajar Edo. Aileen ingin jadi murid berbakti pada guru dengan tidak melawan. Ya meski selebihnya Aileen takut nilainya terancam jika menghajar guru.

Disamping Aileen, Edel duduk sambil membersihkan bawah matanya akibat eyeliner yang luntur oleh air matanya. Tampak tidak peduli karna lagi-lagi menjadi alasan kenapa sahabatnya sering keluar masuk ruang BP.

Edo sudah tidak ingin mengomentari kegiatan siswinya itu dia tidak ingin mendengar lengkingan kalimat.
'OMG! Bapak tau? Saya itu kena tipu, katanya eyeliner yang saya pake waterproof tapi kena air mata sedikit aja malah luntur, saya takut disangka dedemit kalo keadaan saya memprihatinkan begini dan bla bla bla'

Yah berteriak itu sudah menjadi hobby Edel dan Edo tidak mau seperti kebanyakan orang yang tidak sengaja mendengar lengkinganny itu menjadi tuli sesaat.

"Jadi alasan apa yang akan kamu gunakan kali ini?".

Aileen tetap diam enggan menjawab. Edo menoleh kesamping Edel, ada Ara dan Anna sedang berselfie ria. Mereka juga terlihat tidak perduli meski sebenarnya rasa solidaritas nya tinggi.

"Kalau kamu masih tidak menjawab, saya pastikan kamu akan diberi hukuman,,, ". Edo berhenti meneruskan kalimatnya, lalu menatap pada sosok yang tiba tiba berdiri di samping Anna. Mei si penengah yang lebih normal dari lima bersahabat itu.

"Mohon maaf sebelumnya pak, tapi Aileen berkelahi karna membela sahabat kami, karena kami harus saling melindungi satu sama lain. Karena dalam persahabatan nilai solidaritas harus di prioritaskan".

___oOo___

"Tuh kan gara-gara lo gw juga kena". Anna mengomel mendeliki pada Mei yang sedang sibuk menyapu aula dibantu Ara yang juga ikut mengomel.
"Harusnya sekarang gw udah bobo cantik di rumah".

Tidak jauh dari sana Aileen tengah sibuk mengepel menggunakan celemek. Celemek? Bayangkan  Aula sebesar ini dipel menggunakan celemek?.

Kalau saja Edo bukan salah satu pengajar yang sudah memberikan jasanya di sekolah ini ingin sekali Aileen me-lap wajah sok gantengnya menggunakan celemek yang sudah digunakan untuk mengepel aula.
Sialan sekali guru muda itu.

Story About Edel (TERBIT)Where stories live. Discover now