11. Rooftop

102 103 19
                                    

Masalalu. Sekelam apapun ia, kamu harus Terima. Jangan lupakan, teruslah ingat, meski perih tapi jadikan itu sebagai pelajaran. Karena tanpa adanya masa lalu, kamu tak mungkin sampai di masa depan.

Happy Reading ❤
___oOo___

Dibuntuti para sahabat kentalnya, Edel berjalan menyusuri koridor. Sesekali ia mengecek keadaan make up nya lewat cermin, takut luntur.

Sebagian cewek menatap Edel sinis karena Kenarsisannya, tapi seluruh cowok menatapnya kagum.

Langkah kaki Edel membawanya ke kantin. Disana hanya  ada satu meja yang tersisa. Edel dan keempat sahabatnya beranjak ke meja kosong itu. Aileen dan lainnya sudah duduk terlebih dahulu. Namun Edel malah kembali beranjak, ke meja yang baru saja kosong. Dan kebetulan di meja sebelah ada Langit dan Zyzy sahabat Avi, jadi Edel bisa tanya-tanya soal Avi.

Dengan jengah Aileen dan yang lainnya mengekori Edel. Edel menggeser kursinya ke meja Langit dan Zyzy tanpa keduanya sadari. "Woy". Sentak Edel sambil menggebrak meja.

Zyzy yang sedang memakan bakso langsung tersedak. Langit yang sedang bermain ponsel hampir membanting ponselnya. "Anjing, lo kalau mau ngagetin bilang-bilang dulu napa". Omel Langit. Sambil terbatuk-batuk Zyzy ikut mengomel. "Uhuk, setan lo, uhuk gw mati lo tanggung jawab".

Aileen yang berada di meja sebelah ikut menyahut membela Edel. "Kalo bilang dulu, lo gak bakal kaget ngit. Lo juga Zy emang ada sejarahnya orang keselek langsung mati".

"Eh lo gak tahu? Liat noh di berita banyak kejadian kayak gitu". Jawab Zyzy sewot.

"Ya itu emang udah waktunya mati". Balas Aileen tak kalah sewot.

"Udah ngapain jadi berantem sih?". Lerai Edel. "Ngit, lo tahu? Avi gak masuk loh hari ini".

"Woy gw sahabatnya, kita juga sekelas, gak mungkin gw gak tahu". Jawab langit.

"Tau, bego kok dipelihara". Zyzy turut mengimbuhkan.

"Yang sopan lo kalau ngomong sama senior". Mendengar kalimat sewot Zyzy, Aileen langsung murka. Ia benar-benar tidak suka ada yang berani macam-macam pada sahabatnya. "Hajar aja ai". Kompor Anna.

"Selow gw cuma becanda".

"Kok, Avi gak ngabarin gw sih, kalau dia gak masuk?". Edel cemberut.

"Lo yakin? Masa sih Avi gak ngabarin lo". Tanya Langit.

Edel menyodorkan ponselnya pada langit, memperlihatkan chat pribadinya dengan Avi. "Nih lo liat aja, sampe pegel mata gw lirik HP mulu dari tadi tapi chat dari dia tetep gaada".

Langit merebut ponsel Edel, menatap kesal chat yang tertera disana, bukan kesal karena chatnya tapi kesal dengan Edel. "Bangke, jangan cuma bedak sama gincu doang yang lo urusin, mata lo juga, biar gak rabun. Lo fikir ini chat dari siapa? Tuyul yang nyolong hp avi terus balesin chat lo?".

Langit kembali menyodorkan ponsel Edel yang sedang menampilkan sebuah chat dari Avi disana. "Tadi gaada lo".

"Tau ah, ribet ngomong sama lo, cabut Zy".

"Bakso gw belum di bayar njing".

"Ya lo bayar lah bego".

Setelah kejadian bar-bar itu langit dan Zyzy bergegas meninggalkan Edel dan yang lainnya, tentu setelah Zyzy membayar bakso yang sudah masuk ke perut.

Aileen dan Mei memesan nasi goreng, Anna dan Ara memesan minuman, sedangkan Edel hanya duduk, sambil menunggu pesanan sambil chatingan.

Teman-teman Edel sudah kembali membawa pesanannya tentu dengan pesanan Edel juga. Keempat sahabat Edel heran. Tak biasanya Edel diam, biasanya dimanapun dan kapanpun dia yang paling heboh, apalagi melihat Edel yang mesem mesem sendiri membuat kawannya jadi ngeri sendiri.

Story About Edel (TERBIT)Where stories live. Discover now