Bab 41 : Lembaran Duka

24.3K 2.5K 1.5K
                                    

Budayakan vote sebelum membaca, berikan komentar untuk menghargai penulis

Akan update jika vote dan komentarnya mencapai target🙌

SELAMAT MEMBACA

_____________________


Ikhlas itu puncak tertinggi sebuah ujian, tidak semua orang bisa, tidak semua orang menerima dengan lapang dada. Jika sanggup melewatinya, maka surga hadiahnya. 

*MUTIARA DALAM CANGKANG*

***


"Lepas bajingan!"

Pria kesetanan yang marah sebab ponselnya pecah itu kini lebih geram saat kerah baju belakangnya ditarik seseorang. Ia lepas sekasar mungkin 'tuk menghadap lelaki yang berani-beraninya ikut campur masalahnya. Tangannya mengepal, ingin menghajar lelaki itu habis-habisan detik ini juga. 

"Jangan ikut campur--"

Amir menarik kerah baju pria itu kedua kalinya, "Jangan kasar dengan PEREMPUAN!" Otot-otot di rahang Amir tampak jelas. 

"Oh, mau jadi pahla--"

"Saya suaminya!" tekan Amir dengan iris tajamnya. 

Kayla tersenyum lega suaminya datang tepat waktu, tetapi tidak dengan perasaannya saat ini. Jiwanya dirundung rasa panik, takut, dan tak karuan. Keributan di depannya telah memancing penglihatan banyak orang. 

"Oh, lo suaminya cewek sialan ini." 

Bugh! Kepalan tangan Amir mendarat keras di wajah pria itu, tubuhnya tersungkur lalu mengusap bibirnya yang berdarah. 

Sedari tadi Amir menahannya, menahan tangannya untuk tidak memukul. Mendengar ucapan sialan teruntuk Kayla, emosinya langsung membuncah hebat. 

Dengan pergerakan yang lebih kasar lagi tangan Amir menarik kerah baju pria itu untuk bangkit, "SEBUT ITU LAGI MAKA AKAN KUROBEK MULUTMU!" 

"Mas Amir." Kayla tidak bisa mendekat karena suasana semakin ricuh, ia hanya bisa memanggil suaminya untuk menghentikan keributan ini. 

Amir hanya melirik istrinya sekilas, kemudian manik tajamnya mengarah kembali pada pria di hadapannya. 

Nyali pria kesetanan itu kini ciut, amarah Amir membuatnya terdiam cukup lama, "D-dia rusakin ponsel gue," ucapnya. 

"Tidak sengaja." Amir menaikkan satu alisnya dengan tatapan yang tidak berubah sedikitpun, "Akan saya ganti dua kali lipat dari harga ponselmu!" 

Semua orang berdatangan, menanyakan apa yang terjadi hingga dijelaskan oleh Kayla. Amir melepas gusar kerah baju pria itu, mengeluarkan dompetnya, mengambil kertas check untuk diisi sebelum diserahkan. 

"Piye toh, Mas, Mas. Wong Mbak iki ora sengojo," sahut ibu-ibu di samping Kayla. Translate : "Gimana sih, Mas, Mas. Orang Mbak ini nggak sengaja."

Kayla berjalan mendekat, "Saya minta maaf, ya, Mas." Tangannya menyatu sebagai tanda permohonan maaf. 

Amir menggenggam tangan Kayla, melindungi tubuh itu dari keberadaan pria di depannya. Takut jika sewaktu-waktu pria itu berniat melukai istrinya. 

Mutiara Dalam CangkangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang