Bab 34 : Penderitaan yang sempurna

21.8K 2.6K 1.4K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Takdir membantai mentalnya sekali lagi. Harapannya melebur hancur dan tak terbentuk lagi, pondasi kokoh ketegarannya runtuh tanpa menyisakan serpihan sedikitpun. 

*MUTIARA DALAM CANGKANG*

***


Nyeri mengalir dari pipi panas bekas tamparannya, menyaksikan tatapan tajam yang kian menakutkan di wajah murka itu. Rasanya aku ingin tertawa saat ini, menertawakan diriku sendiri yang benar-benar hina. Si wanita mandul yang hanya menjadi beban keluarga terutama suaminya, si wanita sampah yang memang seharusnya dilempar jauh-jauh. 

"Ya Allah Mama!" Kak Hana langsung menengahi. Dari arah sana Kak Ilham dan Kak Reyhan berlari menghampiriku.

"Apa kurangnya cinta Amir padamu?!" Mama menunjuk wajahku, "APA?!"

Air mata terus menetes menuju pipi yang masih aku sentuh. Duniaku telah runtuh rasanya.

"Keberadaanmu disini mulia karenanya! ISTRI MACAM APA DIRIMU KAYLA!" sarkasnya keras. 

"Mama cukup! Jangan menambah masalah baru. Kita harus fokus dengan keadaan Amir sekarang," sela Kak Ilham.

"Istri yang sama sekali tidak tahu diri! Jika memberikan seorang anak kepada suamimu saja tidak bisa, lalu kenapa justru menambah penderitaannya? KAU HANCURKAN HIDUP PUTRAKU! KAU SI ISTRI SAMPAH!" 

"HEBAT KAU KAYLA! HEBAT!" Dadanya naik turun memuncakkan emosi, "KAU BERHASIL MEMBUAT PUTRAKU CELAKA! KAU BERHASIL MEMBUAT PUTRAKU TERLUKA! HARUSNYA DIRIMU YANG CELAKA! HARUSNYA DIRIMU WANITA SAMPAH! KAU SUDAH BUKAN LAGI MENANTUKU!"

"ISTRI TIDAK BERGUNA!" Tubuhnya berbalik berjalan cepat menuju halaman yang langsung diikuti oleh dua putranya. 

Tante Dania mendatangiku sambil berdecih, "Dasar wanita tidak tahu diri! Semoga Amir cepat menceraikanmu!"

"Tante!" bentak Kak Hana terlihat emosi.

"DIMANA OTAKMU HANA? BISA-BISANYA MEMBELA WANITA MENJIJIKKAN INI! ISTRI YANG MENYEBABKAN SUAMINYA CELAKA." Kemudian pandangannya beralih padaku, "HEY, WANITA MANDUL! APA YANG BISA KAU BANGGAKAN SAAT INI? TIDAK ADA. IBU MERTUAMU SUDAH TIDAK MENGANGGAPMU SEBAGAI MENANTUNYA. DIA SUDAH MEMBENCIMU, MEMBENCI MENANTU TIDAK BERGUNA SEPERTIMU! KALAU SAMPAI KONDISI AMIR MEMBAHAYAKAN, SIAP-SIAP KAU TERLEMPAR DARI KELUARGA INI!" 

"HIDUPMU HANYA BEBAN DAN PENAMBAH DERITA AMIR!" Jeda beberapa detik, "DASAR WANITA MANDUL!"

Hancur ... 

Hancur segalanya, Tuhan ... 

Di depan ruang tunggu aku terus menangis di pelukan Kak Hana menunggu dokter yang menangani suamiku keluar dari pintu ruangan. Sebelumnya Kak Hana bercerita padaku bahwa tadi Mas Amir keluar dan menuruni tangga dengan wajah gusar. Namun saat semua orang berusaha memanggilnya, suamiku tetap masuk ke dalam mobil lalu pergi. Dari situ Mama yakin bahwa aku lah penyebab semua ini. Aku memang menjijikkan, aku hina, aku istri durhaka, aku tidak pantas menjadi istrinya. 

Jika sampai terjadi sesuatu pada suamiku, aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri sampai kapanpun. Karena istri sampahnya ini dia celaka. Aku bodoh! Aku benar-benar bodoh!

Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah ...

Ya Allah, hanya satu permohonanku saat ini ...

Selamatkanlah suamiku ... 

Mutiara Dalam CangkangWhere stories live. Discover now