Bab 28 : Jeritan luka

25.8K 2.7K 1K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ikhlas itu sakit, sakit sekali. Dipaksa oleh hati, dihancurkan oleh angan-angan dan harapan, bahkan ditenggelamkan oleh kebahagiaan yang t'lah dirancang. Namun perlu diketahui, jaminannya pun bukan main-main. Jaminan surga dan cintanya Allah.

*MUTiARA DALAM CANGKANG*

***

"Maksudnya?"

Dahinya berkerut, segerombolan pertanyaan terbesit memenuhi benaknya. Rasa sakit saat mendengar fakta kehilangan sang bayi kini berganti dengan ketakutan dari perkataan yang dilontarkan perawat di hadapannya. Sorotan matanya melesat perlahan kearah ibunya yang terdiam membisu. 

Tangannya bergerak memegang tangan Faizah, "Ummi," panggilnya dengan tatapan curiga, "Katakan pada Kayla apa yang sebenarnya terjadi?"

Merasa tidak ada jawaban, pandangan Kayla beralih lagi pada Hana dengan tatapan yang sama, "Kak Hana, aku mohon jawab dengan jujur. Apa yang sebenarnya terjadi?" Suara Kayla bergetar.

Juga tak lantas menjawab Hana justru menundukkan wajah, tak sanggup mengatakan fakta yang sebenarnya pada Kayla. Perawat itu sontak ketakutan, mulai paham bahwa keluarga Kayla telah merahasiakan fakta menyakitkan itu. 

"Ummi jawab!" Kayla menatap wajah Faizah dengan mata berkaca-kaca, "Kayla mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ummi, jawab pertanyaan Kayla!"

"Ummi jawab!" pintanya terus. 

"Dokter ...." Faizah akhirnya bersuara. 

Ucapannya ia hentikan sejenak karena tak sanggup, "Benturan keras itu membuat rahim kamu luka dan ...." 

Jantung Kayla melonjak begitu tinggi mendengarnya, detakan abnormal bergema kencang di dalam tubuhnya. 

"Kamu akan sulit hamil lagi."

Deg!

Jiwanya meledak dahsyat bersamaan dengan sendu matanya. Dia seperti berada di jurang penderitaan terdalam, gelap, dan mati. Pandangannya mulai kabur oleh banyaknya air di pupil mata, menetes sederas mungkin meluapkan kehancuran yang jauh lebih pedih dari sebelumnya. 

"Enggak! Nggak mungkin!" Tangisnya pecah sembari menggelengkan kepala. Tangannya meremas kuat-kuat bed dengan perasaan hancur sehancur-hancurnya, "KENAPA MASIH BELUM CUKUP UJIANNYA?! KENAPA HARUS ADA LAGI DAN SE-MENYAKITKAN INI?! SAKIT, YA ALLAH!" 

Faizah langsung menangkup wajah sang putri meski air matanya juga mengalir deras, "Anak Ummi kuat! Putri Ummi anak yang tegar!"

Hana menelungkupkan kedua tangan di wajah dan menangis tergugu, tidak bisa berbuat apa-apa untuk wanita malang itu. Sementara perawat itu berdiri mematung, menyesali kesalahannya tadi. 

Tiba-tiba Kayla bangkit dari pembaringan, memaksa berdiri di saat kondisinya masih sangatah lemah. Wanita itu membiarkan emosi menguasainya, membiarkan putus asa memenangkan takdir hidupnya. 

"KAYLA!" Faizah berteriak memegangi tubuh putrinya yang nekad menuruni bed

"KAYLA! Kamu masih lemah!" Hana pun tak kalah terkejutnya, ikut mencegah wanita yang tetap bersikukuh untuk berdiri. 

Mutiara Dalam CangkangWhere stories live. Discover now