Bab 27 : Keikhlasan yang di pertaruhkan

26.8K 2.6K 1K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Hai, kalian baca jam berapa ini?

Tarik napas dalam-dalam sebelum membaca yaa. Dimohon membaca di tempat sepi atau tersembunyi agar tidak ada yang tahu bagaimana ekspresi kalian saat membaca part ini 

Vote 1,50k komentar 900, In Syaa Allah langsung update 🥰

***


Keluarkan ribuan air mata jika memang tak sanggup, keluarkan suara tangis yang paling dahsyat jika memang kekecewaan merenggut semuanya. Takdir pun tahu, bahwa hidup memang sekeras itu. 

*Mutiara Dalam Cangkang*

***

Roda mobil Ambulance berhenti tepat di depan IGD diikuti oleh satu mobil berisi keluarga. Beberapa perawat berlarian setelah brankar di dorong keluar. Pria berkemeja putih yang sudah berbaur darah itu masih saja menggengam tangan istrinya kuat-kuat, berharap manik coklat itu terbuka bersamaan dengan senyuman baik-baik saja. 

Saat brankar memasuki ruangan disitulah genggaman tangan Amir pada tangan Kayla terlepas perlahan, menyisakan rasa luka yang mendalam tanpa menghadirkan temu 'tuk mengikis kekhawatiran. Hanya bisa memandangi sosok wanita lemah disana sepersekian detik sebelum akhirnya pintu tertutup. 

Satu dokter laki-laki dan perempuan tampak berlari sigap hendak memasuki ruangan Kayla. Yaitu dokter Farhan dan juga dokter Natasya. 

Tiba-tiba Amir langsung memegang kedua pundak dokter Farhan, "Dok, saya mohon lakukanlah semaksimal mungkin untuk menyelamatkan istri saya!" Tatapan paniknya terpampang jelas.

"Amir, tenang!" Ilham dan Reyhan berlari menuju adiknya, menenangkan pria yang sudah begitu kacau.

"Tenang pak Amir, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan istri anda." Dokter Farhan juga ikut menenangkannya, "In Syaa Allah ..." pungkasnya sebelum akhirnya berjalan menuju ruangan yang sudah di penuhi oleh beberapa perawat.

Amir melangkah mundur perlahan, dirinya benar-benar hancur dan terluka menjadi saksi musibah yang terjatuh pada cintanya. Semua ketakutan-ketakutan tentang kondisi Kayla merusak hebat dadanya. Sosok yang selalu tampak berwibawa itu kini melemah, sosok yang selalu tampak kuat itu kini membisu di balik tersiksanya hatinya. 

Ilham, Reyhan dan Zharif berusaha menenangkan pria itu untuk tidak berpikir aneh-aneh, sedangkan Hana, Erina dan Maya bergeming cemas berada di keadaan menyakitkan ini. Apalagi wanita paruh baya disana, terpaku dengan terus meneteskan air mata sederas mungkin, berharap penuh cucunya terselamatkan. 

Di kursi tunggu Amir menautkan jemarinya di atas paha dengan kepala menunduk, terus berdoa kepada Allah meminta penuh permohonan untuk menyelamatkan istri dan juga anaknya. Keningnya tiada henti mengeluarkan bulir-bulir keringat, menjadi tanda betapa khawatir dan kacaunya yang dirasa. 

Setelah lamanya menunggu, pintu ruangan IGD terbuka tiba-tiba. Melihat dua dokter berjalan keluar membuat Amir bergegas menemuinya dengan langkah cepat. Para keluarga pun mengikuti dari belakang. 

"Bagaimana dok? Bagaimana keadaan istri saya?"

Dokter Farhan memancarkan tatapan sendu, "Maaf ... Bayi dalam kandungannya tidak bisa di selamatkan."

Mutiara Dalam CangkangWhere stories live. Discover now