P A R T - 13

1.7K 114 2
                                    

" Merelakan mu adalah caraku untuk berdamai dengan diriku sendiri, perihal melupakan, akan ku serahkan semuanya kepada waktu. "

Rasa pening di kepala Reiner semakin menjadi-jadi. Tapi untuk sekedar memejamkan matanya dirinya tidak bisa. Bagaimana dirinya mau istirahat jika wanita yang menjadi istrinya itu datang-datang langsung mengomel. Entah wanita itu mendumel kan apa saja, Reiner bahkan tak mampu menangkap satu kata pun yang keluar dari mulut istrinya.

Tidak berhenti sampai disitu, istrinya itu rupanya sadar jika Reiner tak mendengarkan ucapannya. Bukannya berhenti mengoceh, istrinya itu rupanya malah semakin menjadi. Wanita itu mulai menyinggung kekacauan kemarin. Hingga puncaknya sang istri menjelek-jelek kan Inggrid. Kontan saja Reiner tidak Terima akan hal itu. Bahkan rasa pusingnya langsung dia abaikan jika menyangkut Inggrid.

" Maksud ucapan mu itu apa, jangan pernah sekali-kali kau menjelek-jelek kan dia dengan mulut mu itu. " Semua hal yang menyangkut Inggrid pasti akan membuat Reiner tidak bisa mengendalikan emosinya. Kali ini emosi lepas di hadapan sang istri.

" Lalu aku harus diam aja gitu, mas?? Gak akan. " Nyatanya bukan hanya Reiner saja di sini yang lepas kendali.

" Kamu jangan coba-coba ikut campur dalam masalah ini. " Reiner memang tidak membentak sang istri, cukup dengan kalimat penuh penekanan saja.

" Masalah ini juga masalah ku, bahkan masalah ini akan berdampak sama karir ku. " Jika tadi Deana berteriak di hadapan Reiner, kini dirinya menurunkan nada bicaranya.

" Saya tidak peduli dengan karir mu, itu resiko mu. Tapi jangan coba-coba melewati batasan mu. " Jika Reiner selama ini selalu menahan dirinya, kali ini tidak lagi. Dirinya tak akan bersikap lunak jika sang istri sampai melewati batasan nya.

Reiner pun memilih untuk pergi ke ruangan lainnya. Jika dirinya masih terus di sini yang ada akan terjadi keributan yang jauh lebih besar. Lagi pula Reiner butuh mengistirahatkan tubuh nya, kalau di sini mana bisa dia istirahat. Dengan langkah pelan Reiner pun berjalan ke kamar tamu dan tak lagi memikirkan wanita itu. Baru hari pertama saja sudah seperti ini, apalagi kedepannya. Semoga saja Reiner sanggup menghadapi wanita yang menjadi istrinya itu.

~~~

Pikiran yang tenang membuat tidurnya jauh lebih berkualitas. Bahkan setelah beberapa bulan yang lalu Inggrid tidak pernah tertidur tenang, kini kali pertama dia dapat tertidur dengan sangat nyenyak. Jika beberapa waktu yang lalu dirinya akan terjaga setelah satu jam tertidur, namun barusan benar-benar sangat menikmati istirahat nya. Dirinya bahkan baru bangun ketika ada gedoran pintu dari sang abang.

Abangnya itu memang luar biasa kalau rese nya kambuh. Bukannya membangun kan Inggrid dengan lembut, ini malah gedor-gedor pintu kayak orang mau nagih hutang. Untung saja Inggrid tidak punya riwayat jantung, jadi dirinya hanya sedikit kaget tanpa ada adegan serangan jantung. Bukan cuma cara membangun kan Inggrid saja yang meresahkan, tapi tindakan langsung masuk tanpa di persilahkan itu lho yang bikin Inggrid makin kesal.

" Lo tuh apa-apaan sih, Bang, main masuk aja. " Inggrid yang nyawanya belum terkumpul semua itu mulai tersungut-sungut kesal dengan kelakuan sang Abang.

" Heh bocah geblek, lo bikin ulah tanpa mikir resiko dulu ya gini nih... " Abangnya itu sambil menodongkan surat kabar yang berisi tentang ulah Inggrid kemarin.

" Udah tau gue, tuh SP gue ada di tas. " Tunjuk Inggrid ke arah tas nya, seketika itu gilang langsung menggeplak kepala sang adik dengan gulungan koran yang di bawanya.

Tidak Bersama ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum