P A R T - 12

1.9K 127 2
                                    

" Terkadang seseorang butuh jeda untuk memahami dan menerima semuanya, lalu menentukan arah yang di ambil selanjutnya. "


Setiap kesempatan yang Garda dapat itu seperti sebuah keajaiban. Bahkan untuk mengkhayal tentang gadis yang di hadapan nya saja dirinya tak mampu. Kehidupan yang rumit membuat nya tak mau berharap lebih. Garda lebih suka menjalani apa yang ada di hadapan nya, di bandung dengan berangan-angan hal yang mustahil. Tapi kali ini rupanya Tuhan sedang memberinya anugrah yang tak pernah Garda sesali.

Gadis ini hadir di tengah riuhnya hidup nya. Namun untuk sekedar menghindar Garda tak pernah sempat. Selalu saja mereka bertemu dalam keadaan tak terduga. Garda kira pertemuan mereka hanyalah pertemuan biasa, tapi rupanya ada campur tangan Tuhan yang Garda tak ketahui juga ikut serta. Jadilah di sini mereka di pertemukan kembali dalam keadaan berbeda. Lucu memang bahkan rasanya saja seperti mimpi, namun Garda menerimanya dengan suka hati.

Prasangka di hatinya itu membuat Garda lupa bahwa gadis yang sedang dipikirkan nya itu ada di hadapan nya. Semburat merah di pipi gadis itu membuat wajahnya semakin nampak berseri. Kata unik melekat erat dengan gadis di depannya ini. Garda yang kesadaran nya telah kembali itu langsung kembali bicara pada gadis yang di hadapan nya ini. Dengan raut terkejutnya yang sangat menggemaskan membuat Garda ingin mencubit gemas pipi yang sedikit tembam itu.

Garda baru menyadari jika keduanya belum sempat berkenalan walaupun sudah terlibat beberapa obrolan,         " Mbak, kita belum sempat kenalan loh, padahal sudah sempat berbincang. " Ucap Garda dengan teramat lancar.

" Oh iya Mas, hampir aja lupa. Kalau gitu kenalin nama saya Inggrid, biasanya sih di panggil Ing aja. " Kali ini Inggrid bahkan mampu berkenalan dengan cara yang sopan, kalau biasanya mah jangan ditanya lagi.

Mendengar perkenalan yang Inggrid utarakan itu membuat Garda terkekeh pelan. Gadis ini memang sangat unik. Rasa-rasa nya Garda seperti sedang wawancara dengan calon karyawan nya saja.

" Kenalin juga, nama saya Garda, tapi jangan kamu plesetin jadi gahar yaa. " Gurau Garda pada Inggrid yang terus menautkan tangannya.

" Mana ada Mas, tapi siapa tau Mas nya memang bener-bener gahar. "

Mendengar ucapan Inggrid itu benar-benar membuat tawa Garda lepas. Garda benar-benar seperti menemukan orang yang mampu membuat nya terus tertawa padahal baru saja bertemu. Bahkan dapat Garda hitung sudah berapa tawa yang hadir di wajahnya saat bertemu dengan Inggrid. Sungguh suatu keajaiban yang patut Garda bangga kan ini. Bahkan hanya dengan kalimat sederhana saja Garda dapat melepaskan tawanya. Suatu keajaiban bukan??

" Mas nya malah ketawa, padahal saya gak lagi ngelawak loh. " Ucap Inggrid dengan wajah kebingungan.

" Kamu lucu... " Kalimat yang tanpa sadar Garda ucapkan, kali ini benar-benar membuat Inggrid semakin kebingungan.

" Ehh maksud saya, ucapan kamu itu yang lucu, gitu maksud saya. " Untung saja Garda cepat berkilah dari ucapan nya itu.

Inggrid yang tak terlalu memusingkan hal itu pun langsung percaya saja dengan sanggahan yang Garda ucapkan. Toh gak ada salahnya bukan, lebih menghemat tenaga jadinya. Rupanya Garda sadar kalau Inggrid nampak sudah lelah dengan percakapan mereka. Jadinya Garda menawarkan tumpangan pada Inggrid yang berniat untuk naik ojol. Bukan mau modus, memang Garda niat tulus mau menawari Inggrid tumpangan.

Ya seperti pada wanita pada umumnya, mereka akan selalu menolak di awal. Namun ketika Garda masih kekeh menawarinya, Inggrid pun langsung setuju. Garda pun dengan cekatan memberikan helm yang selalu ada di motor nya dan tak lupa membantu Inggrid menaiki motor besarnya. Untung saja Inggrid sedang tidak menggunakan rok spam, kalau sampai iya bakal ribet untuk naik dan turunnya. Setelah dirasa Inggrid sudah siap, Garda pun langsung melajukan motor nya ke alamat rumah Inggrid.

Kalau biasanya Garda akan melajukan motor dengan kecepatan di atas rata-rata, kali ini dirinya tak melakukan hal itu. Dia bahkan sampai rela mengurangi kecepatan kendaraan nya karena Inggrid yang tak mau berpegang. Garda memaklumi tindakan Inggrid tersebut, toh mereka juga baru mengenal jadi masih lah sedikit canggung. Untuk mengurangi rasa canggung di antara mereka, Garda pun memilih mengajak Inggrid mengobrol. Walau kadang suara Inggrid tidak terdengar, tapi Garda tetap optimistis mengajak Inggrid mengobrol.

Obrolan itu terus berlanjut walaupun ada banyak kendala. Hingga tak terasa mereka sudah sampai di rumah Inggrid. Turun dari motor jantung Inggrid terus berdetak dengan teramat kencang. Kali ini sungguh pengalaman yang sangat menarik. Tak lupa Inggrid menawari Garda untuk mampir ke rumahnya terlebih dahulu, namun Garda menolaknya dengan sopan. Inggrid pun tak lagi memaksa dan Garda langsung pergi meninggalkan pelataran rumah Inggrid. Pemandangan itu tak luput dari penglihatan sang ibu negara.

Mengamatinya dalam diam itu menjadi pilihan Mama Inggrid. Cukup melihat sang putri baik-baik saja itu sudah lebih dari cukup buatnya. Saat Inggrid masuk dalam rumah, senyuman di bibir nya itu masih tersinggung. Sang Mama yang melihat nya mungkin akan merasa aneh. Apalagi di jam sekarang Inggrid sudah pulang, tambah aneh memang. Tapi rupanya sang Mama tidak bertanya apa pun padanya. Tentu saja hal itu patut Inggrid syukuri. Apalagi rasa lelah sudah menguasai dirinya. Berbaring adalah kegiatan paling tepat untuk segera Inggrid lakukan.

~~~

Memar di wajah Reiner terlihat semakin parah. Luka yang sebelumnya saja belum benar-benar mengering, lalu sekarang di tambah luka baru. Bahkan beberapa kali hidungnya masih mengeluarkan darah. Apalagi di tambah nyeri yang sering kali muncul. Lengkap sudah penderitaan Reiner. Tapi di banding dengan mengkhawatirkan tubuhnya yang di penuhi luka ini, Reiner lebih khawatir dengan keadaan Inggrid.

Belum lagi berita yang kini sedang beredar. Memang Reiner sendiri bukan lah artis maupun publik figur, tapi karena orang tua Reiner termasuk orang tersohor. Mau tidak mau kehidupan pribadi nya akan diliput demi keuntungan orang tuanya. Sayang nya kali ini bukan lah berita yang mengenakan. Berita yang meliput tentang kekacauan yang terjadi di acara pernikahannya itu sekarang sedang menjadi topik panas.

Reiner sendiri tak terlalu mementingkan citranya, namun yang dikhawatirkan nya itu adalah Inggrid. Gadis itu terlalu berani mengambil resiko yang besar, padahal hal ini bisa membuat nya terjatuh. Dan hal ini lah yang membuat nya panik, Reiner tahu bagaimana kejamnya media sekarang.  Tapi saat ini keadaan Reiner juga sama tidak berdayanya. Kalau dia nekat melakukan sesuatu tanpa persetujuan, pasti akan bertambah buruk situasi saat ini.

" Mam, apa Papi gak bisa berita yang di cetak koran media tak tersebar luas. " Kali ini dia mencoba bertanya pada sang Mami.

" Kau sendiri bukan yang membuat gadis itu datang ke acara mu kemarin, jadi urus sendiri kekacauan ini. " Bahkan jawaban yang Reiner dapat kan adalah ucapan sinis dari sang Mami.

Tidak ada harapan jika Reiner meminta bantuan pada sang Mami. Tapi dirinya sendiri juga tidak memiliki kuasa yang mampu mengendalikan berita itu. Dengan hati dan pikiran yang masih penuh, Reiner pun langsung keluar dari ruangan sang Mami. Otaknya terus berpikir bagaimana cara untuk menghentikan semua ini. Tapi itu semua seperti jalan buntu, satu-satunya cara ya hanya dengan mendiamkan berita ini hingga tak lagi di perbincangan kan.

Tidak Bersama ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang