P A R T - 43

1.2K 69 2
                                    

NC. A ~ How About Your Day?


" Bagaimana caraku untuk menjalani hidup dengan baik, jika kabar dari mu masih saja bersifat semu."

Inggrid melakoni hari-hari nya dengan sebaik yang dirinya bisa. Walaupun pastinya akan tertatih-tatih untuk menjalani hari yang normal. Semuanya bahkan terasa sangat berat bagi Inggrid. Hampir satu tahun Inggrid sukses menghindari semuanya. Bersembunyi bersama dengan yang namanya kesunyian. Hanya sepi lah yang menjadi teman Inggrid menjalani semua ini.

Tidak hanya bersembunyi, Inggrid juga seakan menarik diri dari hingar bingar dunia. Menjauh dari semua orang. Berinteraksi hanya sekedar formalitas ataupun basa-basi semata. Dan banyaknya perubahan dari diri Inggrid yang membuat semua orang di terpaksa kebingungan. Hingga semua orang tahu jika gadis ceria itu mengalami luka yang tak terlihat bentuknya.

Semua orang bertanya bagaimana keadaannya, tapi tetap saja Inggrid menyimpan nya rapat-rapat. Inggrid benar-benar tak mau membicarakan. Tentang lukanya yang belum mengering juga. Tentang dia yang entah bagaimana keadaan. Tentang semesta yang masih menyimpan rapat jalan hidup nya. Biarlah semua itu berlalu dengan sendirinya. Karena Inggrid sudah lelah berpura-pura tegar menghadapi nya.

Terkadang Inggrid merasa butuh teman untuk bercerita, namun lagi-lagi dirinya mengurung kan hal itu. Inggrid merasa semua orang yang dekat dengan nya punya potensi bisa membuat nya terluka. Jadi lebih baik Inggrid juga harus menghindari bukan. Hal itu lah yang membuat Inggrid semakin hari semakin jauh saja. Nyatanya keadaan Inggrid begitu mengenaskan untuk dikatakan baik-baik saja.

Pertahanan yang Inggrid buat pun akhirnya runtuh. Ya itu semua berkat seniornya yang sudah seperti saudaranya sendiri. Dengan nya Inggrid bisa menumpahkan semua keluh kesahnya. Menceritakan semua yang selama ini dia simpan seorang diri. Pada akhirnya Inggrid menyerah pada keyakinannya. Inggrid sudah tidak sanggup untuk menahannya seorang diri. Membagikan kesedihannya mungkin akan meringankan beban di pundaknya.

" Kenapa gak cerita sih, Ing, malah di pendem sendiri. Gak capek apa lo pura-pura kayak gak ada apa-apa hmm?? " Tanya Kavin dengan nada penuh kekhawatiran.

" Kalau gue gak capek mah mana ada gue ngehubungin lo, Bang. " Ucapnya dengan tenang.

" Ampun deh ni anak, lo tuh selalu sukses bikin gue khawatir tau gak. Harusnya lo bilang nya dari awal, bukannya pas udah kek begini. Parah lo mah. " Kavin benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikirannya Inggrid. Jelas lah dirinya khawatir, kalau gadis di hadapan nya kini benar-benar sudah gawat darurat.

" Gue kira mampu buat ngadepin semua seorang diri, lo tahu lah gue kan selalu bisa. Tapi rupanya gue terlalu percaya diri. Gue udah gak sanggup mendem sendiri. Kayak capek gitu terus sembunyi, tapi masalah gue belum kelar. " Jelas Inggrid dengan sangat frustasi.

" Dari awal pun gue udah pernah bilang ke lo kan, Ing, kalau gak semua masalah lo bisa atasin sendiri. Lo bisa bilang ke gue apa yang lo rasain itu, bukannya malah disimpen sendiri. Sekarang mau cerita hmm?? " Tawar Kavin pada junior nya ini. Gadis itu pun lantas mengangguk setuju.

" Susah mau mulai dari mana, Bang, tahu sendiri hidup gue dah mirip drama. " Ucap Inggrid dengan tertawa getir.

" Seenaknya lo aja, mau cerita dari mana. Gue sebagai pendengar yang baik mah gak masalah. " Jawab Kavin sembari menggenggam tangan Inggrid.

" Gak tau gimana bisa hidup gue serumit ini, gue kira setelah putus dari Reiner hidup gue bakal normal kayak semula. Tapi nyatanya gue salah, dari situlah kerumitan di hidup gue baru muncul. Dari ayah kandung gue yang tiba-tiba dateng setelah sekian lama. Hadirnya Garda yang bikin semuanya berubah. Sampai keluarga gue yang dengan tega nya bohongin gue... " Cerita Inggrid terhenti sejenak, dirinya mengambil nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan cerita nya.

Tidak Bersama ✔Where stories live. Discover now