P A R T - 37

1.1K 63 2
                                    

" Tidak ada perjuangan yang berakhir sia-sia jika dijalankan penuh kesungguhan. "

Kencan pertama nya dengan Inggrid sungguh sangat membekas di ingatan Garda. Memang hampir sama dengan jalan-jalan malam yang sering mereka berdua lakukan, tapi ketika kemarin itu sungguh terasa berbeda. Tak ada lagi yang Garda tutupi dari Inggrid, bahkan Garda tak sungkan menunjukkan perasaannya secara gamblang. Apalagi itu semua  di sambut hangat oleh Inggrid. Seketika saja Garda ingin mengikat Inggrid secara resmi.

Bagi Garda tak perlu waktu yang lama untuk dirinya yakin dengan apa yang di rasakan nya. Semua itu bahkan sudah terlihat jelas, perasaan Garda pada Inggrid itu bukan lah suatu hal yang main-main. Bahkan orang asing pun dapat tahu jika perasaan yang di miliki garda untuk Inggrid begitu teramat besar. Oleh karena itu Garda tak mau menyia-nyia kan kesempatannya ini. Garda akan mempersiapkan semua hal yang di perlukan untuk mengikat Inggrid secara Resmi.

Yang pertama harus Garda lakukan adalah meminta restu kepada keluarga Inggrid. Harusnya itu bukan lah suatu yang sulit untuk Garda. Tapi tetap saja Garda merasa sangat gugup. Memang keluarga Inggrid selama ini menerimanya dengan tangan terbuka, tapi akan lain jika dia datang dengan sebuah lamaran. Mungkin juga orang tua Inggrid akan sulit menerima karena status yang dia miliki. Hal itu lah yang selalu Garda takuti jika menjalin sebuah hubungan yang serius. Tidak semua orang mau menerima status yang dia miliki. Tapi kali ini Garda akan berjuang sebisa yang dia mampu lakukan, karena dia yakin tidak ada usaha yang berakhir sia-sia.

Perjuangan Garda baru saja di mulai, siang ini Garda datang ke rumah Inggrid, namun dengan tujuan yang berbeda. Jika biasanya Garda datang karena menjemput Inggrid atau pun karena undangan dari keluarganya, kali ini Garda datang untuk meminta restu kepada orang tua Inggrid. Sama seperti biasanya kehadiran Garda selalu di sambut dengan hangat. Hal itu pun membuat gugup yang mendera Garda sedikit terkikis. Kini dirinya sudah yakin bisa mengutarakan maksud dan tujuannya datang kemari.

" Loh ada nak Garda, mau cari Inggrid kah?? " Tanya Mama Inggrid pada Garda. Tak biasanya Garda datang tanpa pemberitahuan seperti saat ini.

" Bukan tante, di sini saya memang mau bertemu dengan tante dan juga om. " Bahkan mendengar penjelasan itu membuat Mama Inggrid sedikit terkejut. Ada gerangan apa pemuda ini datang menemuinya dan juga suaminya, pikiran buruk pun mulai menjalar.

" Ada apa ini nak Garda, apa Inggrid buat masalah atau ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan. Untung nya om ada di rumah. " Jelas Mama Inggrid.

" Tentu saja tidak tante, Inggrid tidak pernah membuat masalah kok. Tante bisa tenang kalau hal itu. " Mama Inggrid pun lega ketika mendengar anak gadis nya itu tak membuat ulah lagi. Bisa cepat tua dia kalau Inggrid buat ulah terus.

" Kalau gitu kedatangan nak Garda kemari untuk apa?? " Tanya Mama Inggrid memastikan.

" Mungkin akan saya sampaikan di depan om dan tante nantinya. " Jawab Garda singkat. Mama Inggrid pun hanya mengangguk mengerti.

" Ya udah kalau gitu kamu masuk dulu ke dalam, biar tante panggilkan Om di dalam. " Ucap Mama Inggrid sebelum berlalu pergi memanggil sang suami.

Sambil menunggu orang tua Inggrid datang, Garda mencoba menenangkan dirinya. Merapal Kan kalimat yang sudah Garda susun sedemikian rupa. Mengingat ingat tata cara yang harus Garda lakukan. Tak lupa Garda selalu memanjatkan doa agar langkah nya di permudah. Dan ketika kedua orang tua Inggrid sudah di hadapan nya, Garda pun siap mengutarakan maksud kedatangan nya kemari.

" Sudah lama tak bertemu nak Garda, bagaimana kabarmu nak?? " Tanya Papa Inggrid dengan hangat.

" Benar Om, setiap saya kemari tidak sempat bertatap muka dengan Om. Kabar saya juga baik Om, seperti yang Om lihat. Bagaimana dengan kabar Om sendiri? " Jawab Garda dengan sopan, tak lupa juga menanyakan kembali kabar Papa Inggrid.

" Kabar saya juga baik nak Garda. Kalau boleh tau ada tujuan apa kamu kemari nak, kalau nyari Inggris pastinya dia belum pulang. " Goda Papa Inggrid.

" Bukan om, maksud dan tujuan saya kemari bukan untuk bertemu dengan Inggrid. Melainkan di sini saya meminta restu om dan tante untuk melamar Inggrid. " Ucap Garda dengan penuh keyakinan. Bahkan tak ada getar suara keraguan di dalamnya.

" Restu yang bagaiamana yang kamu minta di sini?? Jika untuk bermain-main saya tidak akan memberikan. " Nada tegas dalam suara Papa Inggrid pun menunjukkan betapa sangat berharga nya putrinya itu.

" Di usia saya yang sekarang sudah tidak pantas jika menjalani hubungan yang main-main. Saya ingin menjalani hubungan serius dengan putri anda Om. " Garda kembali menyakinkan orang tua Inggrid.

" Kamu sudah tahu Inggrid siapa bukan nak Garda, jadi kamu harus siap bertemu dengan ayah kandung Inggrid juga nantinya. " Kali ini Mama Inggrid yang berbicara.

" Saya sudah mengetahui akan hal itu tante, saya juga akan menemui beliau. " Jawaban Garda itu membuat Mama Inggrid sedikit lega.

" Jadi setelah mengetahui semuanya kamu masih yakin untuk melamar Inggrid, nak Garda? " Sekali lagi Papa Inggrid menanyainya tentang seberapa yakin dirinya.

" Saya sungguh teramat yakin om, masa lalu bukan sebuah penghalang untuk menjalani masa depan. " Mendengar jawaban Garda itu membuat Papa Inggrid puas. Ya yang dia butuhkan adalah orang yang menerima dan mencintai putrinya dengan tulus tanpa melihat masa lalu nya sebagai sebuah penghalang.

" Restu dari saya tidak akan di berikan secara cuma-cuma. Kamu harus membuktikan sendiri seberapa serius nya dirimu untuk melamar Inggrid. " Kalimat itu sebuah pertanda persetujuan dari lamaran nya.

" Terima kasih banyak Om dan tante yang sudah memberikan saya kesempatan. Saya akan buktikan kalau ucapan saya bukan lah sekedar janji manis. " Ucap Garda dengan teramat yakin. Mama dan Papa Inggrid pun tersenyum kecil melihat nya. Sungguh tidak sabar Garda secara resmi menjadi bagian dalam keluarga nya, anak malang itu akan menemukan kebahagiaan nya.


~~~


Inggrid tidak tahu mengapa hari ini dia merasa sangat senang. Mungkin karena ajakan makan malam dengan Garda. Memang sih mereka sudah sering makan malam bersama, tapi entah mengapa hari ini sangat terasa spesial. Inggrid sendiri tidak mau munafik dengan manampik perasaan nya terhadap Garda. Toh tidak ada yang salah, mereka sama-sama single.

Beberapa tekan kerja Inggrid pun sampai menanyakan tentang hubungan nya dengan Garda. Tapi Inggrid seakan menutup nya rapat-rapat. Bukan tanpa sebab, karena dia hanya ingin tidak ada yang mengusik hubungan nya lagi. Jika sebelumnya Inggrid tidak akan berpikir dia kali untuk menampilkan hubungan nya, kini justru berbanding terbalik. Ya karena memang setidak mau itu Inggrid kehilangan Garda.

" Napa lo senyum-senyum najis kek gitu. " Ujarnya dengan penuh keheranan.

" Serah gue lah, yang senyum gue napa lo yang repot. " Balas Inggrid dengan sewot. Sudah biasa kalau Inggrid akan membalas semua kalimat dari rekan kerjanya dengan penuh kesewotan.

" Gue cuma tanya aja, Ing, napa sih sewot mulu dah. " Rekan kerjanya tuh sampe heran dengan Inggrid. Ya gimana gak heran, aura nya memang positif tapi kenapa kalau di tanya jadi super sewot.

" Males aja gue, lo sih banyak tanya udah persis lo kayak Dora. " Duh ilah malah dikatain sama si Inggrid.

" Sak karepmu lah, Ing, capek gue. " Kalau udah kesal Bara sang editor itu selalu menggunakan bahasa campuran nya.

" Nah itu lo tau. " Ucap Inggrid dengan penuh kepuasan. Bagaiamana tidak puas kalau lawan bicaranya udah kalah omong.

" Iyain aja dah biar lo seneng. " Balas nya sebelum pergi dari ruangan ini, bisa gila Bara kalau masih tetap di sini.

Inggrid pun hanya menatap datar, biar aja itu bang Bara pergi. Lagian suruh siapa suka banget jadi Dora. Kalau lucu sih gak masalah lah ini mah mana ada lucu-lucu nya, nyebelin yang ada. Sedangkan penghuni ruangan itu hanya tertawa melihat pertengkaran antara Bara dan Inggrid. Sudah jadi konsumsi publik kalau adu mulut mereka. Ya bukan sekali dia kali ini mah, hampir tiap hari ada aja bahan keributan. Untung nya hari ini mahal besar Ali tidak ada di sini, bisa makin panjang nantinya. Yang satu debat yang satunya siraman rohani.

Tidak Bersama ✔Där berättelser lever. Upptäck nu