P A R T - 30

1.4K 74 4
                                    

" Memaafkan itu memang semudah itu untuk diucapkan, tapi perihal melupakan itu yang masih sulit untuk dilakukan. "

Tidak seperti biasa nya Gilang hanya diam saja ketika Inggrid pulang. Rupanya ada yang aneh dengan Gilang hari ini. Seperti kehilangan keceriaan yang selalu ada pada dirinya. Bahkan wajahnya saja sangat terlihat suram dan terlalu banyak beban. Padahal tadi pagi pria satu itu masih sempat menggoda Inggrid, lalu mengapa sekarang seperti orang dengan beban berat. Sungguh aneh deh kelakuan abang nya yang satu ini.

Inggrid yang merasa ada yang tidak beres dengan Abang nya pun langsung segera menegur. Bisa ribut kalau Gilang sudah mengeluarkan aura ke suraman nya seperti ini. Bahkan langkah kaki Inggrid pun tak dihiraukan oleh Gilang. Tanpa basa-basi pun Inggrid langsung memukul bahu Gilang dengan keras. Lantas Gilang pun mengaduh karena bahunya yang merasa sakit.

" Lo ngapain sih, Ing, main pukul-pukul aja. Sakit tau. " Protesan dari Gilang yang hanya ditanggapi Inggrid dengan dengusan.

" Salah sendiri, lagian siapa yang nyuruh ngelamun kayak punya beban berat aja. Sok-sok an lo, Bang. " Pintar sekali Inggrid memutar balikkan keadaan. Mana bisa Gilang menang melawan nya.

" Mana tau lo kalau gue punya beban berat. Lagian gue juga manusia biasa yang punya masalah. " Jarang-jarang Inggrid mendengar kalimat bijak dari Abang nya.

" Dih apa sih masalah lo, paling di suruh mama cepet kawin. " Ucap Inggrid sambil tertawa pelan. Membayangkan kalimat kapan nikah yang selalu di dapat kan oleh Gilang di setiap acara keluarga.

" Ahhh lo mah suka nya bahas itu mulu. Empet gue tuh denger nya, gak Mama gak lo sama semua. " Gilang langsung merasa sebal dengan Inggrid yang tiba-tiba membahas tentang pertanyaan menyeramkan itu. Kan bikin pikiran aja.

" Ya makanya buruan cari calon sana, kasian tuh mama udah ngebet pingin pamer mantu. " Inggrid makin gencar menggoda Gilang, biar saja abangnya ini tambah sebal.

" Lo kira cari mantu gampang kayak cari gorengan. Jangan ngadi-ngadi deh lo, Ing. Dikira nikah itu gampang kali. " Gilang menjawab dengan nada merajuk.

" Gak pantes lo bang kasih tampang merajuk kek gini, geli tau gak. " Inggrid malah mengejek Gilang yang kini sedang merajuk.

" Serah lo dah, Ing, capek hati gue ngomong sama lo. Nyelesein masalah kagak, nambah beban pikiran iya. " Gilang menjawab adiknya itu dengan nada sewotnya. Tanpa peduli Inggrid yang keheranan, Gilang pun langsung kembali ke kamarnya.

Dalam hati Inggrid menggerutu ketika Gilang malah meninggalkan nya tanpa mau menanggapi nya. Emang tuh ya manusia kagak ada adabnya. Kan kalau gini bikin Inggrid pikiran aja. Niat hati mau pamer kebolehannya, ehh gak tau nya si Gilang lagi gundah gulana. Ahh gak seru nih Abang nya, kok galau di waktu gak tepat kayak gini.

Inggrid pun langsung mencari keberadaan si nyonya. Mau Inggrid laporin tuh si Gilang biar mampus. Salah sendiri gak mau kasih tau kenapa, jangan salahkan Inggrid kalau sekarang mengadu. Mama Inggrid yang sedang sibuk dengan adonan kue itu terhenti ketika anak gadis nya mulai berteriak mencarinya. Kelakuan orang rumah ini emang gak ada yang bener. Apalagi Inggrid, beh jangan ditanya suka banget teriak-teriak kayak di hutan.

" Mam... Mama.... Mam... " Teriak Inggrid memanggil mama nya yang tak kunjung menampakkan diri.

" Ya Tuhan, Ing, bisa gak sih kalau di rumah itu gak usah teriak-teriak. Pusing mama tuh denger nya, gak kamu gak abangmu sama aja. " Mama Inggrid kini mengomeli anak gadis nya yang suka sekali berlaku bar-bar.

" Maap, Mam, gak ngulangin lagi deh." Semoga saja Mama nya luluh ketika melihat muka melasnya ini.

" Kali ini Mama maafin, awas aja kalau sampai kamu ulangi lagi, mama hukum kamu. " Ohh tidak batin Inggrid berteriak, ketika Mama nya mulai mengeluarkan ancaman.

" Iyaa mam, Inggrid gak akan ngulangin lagi kok. " Bahkan Inggrid sampai menangkup kan kedua tangannya agar sang Mama iba.

" Iya iya, awas aja pokoknya. Terus ngapain kamu cari Mama hmm?? " Tanya sang Mama pada anak gadis nya ini.

" Itu tuh mam,... " Inggrid memang sengaja menjeda kalimatnya agar Mama nya makin penasaran.

" Kamu tuh kebiasaan, paling bisa kalau buat Mama penasaran. " Bukannya takut malah tanah nyengir tanpa dosa.

" Bukan gituu mam, ini tuh lebih gawat tau. Bang Gilang tuh mam, tadi kayak orang abis putus tau gak. Mukanya suram banget, abis itu pas Inggrid tanya malah di jawab sewot. Masa iya bang Gilang abis di tolak cewek?? " Sang Mama pun memandang Inggrid dengan pandangan bertanya, seakan tak begitu yakin dengan ucapan Inggrid.

" Jangan ngarang kamu ya, Ing, masa iya anak Mama yang ganteng itu di tolak cewek. Ngarang pasti ini mah. " Mama nya malah menyangkal ucapan anak gadisnya ini.

" Ihh mama kok gak percaya banget sih sama Inggrid. Buktinya sekarang abang lagi mendekam meratapi nasib nya di kamar. " Benar saja Inggrid malah mengompor-ngompori Mama nya.

" Kalau gitu Mama mau tengok abang mu itu dulu, bahaya kalau sampai ngelakuin aneh-aneh. Dan kamu, Ing, buruan mandi sana, anak gadis kok jorok. " Mendengar ucapan Mama nya itu membuat Inggrid langsung mengerucut sebal.

~~~

Mama nya pun langsung pergi ke kamarnya Gilang untuk memastikan anaknya itu baik-baik saja. Jangan sampai ada Inggrid jilid dua. Bisa makin runyam nantinya. Dan seperti yang dikatakan oleh Inggrid tadi, baru saja memasuki kamar anak lelakinya ini sudah di suguhkan dengan wajah suram Gilang. Lantas Ratna mendekati Putra nya itu.

" Lang, ada masalah apa hmm kok tumbenan kayak gini. " Bahkan Ratna hampir tak pernah melihat raut wajah seperti ini pada putra nya. Biasa wajah Gilang selalu ceria apa pun suasana nya, jadi sangat ketara jika Gilang seperti ini semua orang akan menyadarinya.

" Gilang tadi ketemu Om Pram. " Jawaban singkat itu mampu membuat sang Mama terkejut.

" Maksud kamu Prameswara... " Sang Mama bahkan tak mampu melanjutkan kalimat nya.

" Ok Pram nemuin Gilang dan bilang semuanya, Gilang gak pernah tahu kalau bakal jadi serumit ini. " Gilang benar-benar sangat bingung dengan ini semua, di satu sisi dia marah karena ayah kandung Inggrid ini yang membuat semuanya jadi seperti ini. Namun dilain sisi dirinya tidak tahu dibalik ini semua ada kisah semenyedih kan ini.

" Lang, biarkan saja semuanya berjalan seperti ini. Tak perlu kamu ikut campur di dalamnya. Mama tahu kamu peduli, tapi kali ini saja tolong abaikan saja rasa peduli mu itu. Keluarga kita sudah tenang jangan buat semuanya menjadi kacau lagi. " Kali ini Ratna tak ingin mengambil resiko. Sudah cukup beberapa waktu keluarga kecilnya kacau, namun tidak dengan kali ini. Katakan lah dirinya egois, tapi ini juga demi kebaikan semua orang, apalagi Inggrid.

" Tapi, Mam, Gilang gak bisa diam saja. " Gilang masih tetap pada pendirian nya.

" Lang, dengar kan Mama sekali ini saja. Jangan ikut campur dengan permasalahan ini. Semuanya akan menjadi kacau kalau kamu ikut campur. Biarkan adik mu itu hidup tenang tanpa bayang-bayang buruk masa lalu itu. " Kali ini Mama nya memintanya dengan tegas.

Mau tidak mau Gilang pun menuruti perintah Mama nya ini. Semua memang harus untuk kebaikan Inggrid. Jika Inggrid memang tak harus tahu biarlah ini semua menjadi rahasia sama seperti yang dikatakan sang Mama. Anggap saja Ayah Inggrid sedang menebus semua kesalahan nya dengan tidak mengatakan kebenaran ini pada putrinya.

Tidak Bersama ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang