P A R T - 44

1.3K 65 2
                                    

Younha ~ Waiting

" Dalam ketidakpastian ini, menunggu juga bukan hanya perihal waktu. "


Hidup itu terus berjalan, kalimat yang selalu Inggrid lantunkan di setiap harinya. Kalimat yang selalu dirinya ingat di saat hampir putus asa. Kalimat yang menjadi penguat untuk Inggrid menjalani kehidupan nya. Tidak mudah awalnya, apalagi dengan beban psikis yang Inggrid tanggung menjadikannya mudah menyerah. Namun dukungan dari orang di sekitar Inggrid yang menjadikannya mampu melewati masa sulit itu.

Inggrid memilih berdamai dengan masa lalu nya, toh semua juga tak dapat dirubah. Amarah hanya akan menggerogoti hati dan jiwanya. Tak ada yang bisa Inggrid dapat jika memelihara bara api itu. Lebih baik Inggrid berusaha berdamai dengan semuanya. Perlahan tapi pasti, semua nya pasti akan kembali pada titik normal.

Mulai dari berdamai dengan keluarga nya, ya semarah apa pun Inggrid ke mereka tetap saja mereka tempat Inggrid pulang. Memang memaafkan bukan perkara mudah bagi Inggrid, tapi apa salahnya dirinya mencoba melakukannya. Ya walaupun Inggrid masih tetap memilih untuk tak kembali ke rumah. Setidaknya hubungan kekeluargaan di antara Inggrid dan orang tuanya tidak berjarak terlalu jauh.

Sama hal nya yang Inggrid lakukan pada Gilang. Memang Inggrid sudah berusaha memaafkannya, tapi Inggrid masih setia untuk mendiamkan nya. Abangnya itu memang harus di beri pelajaran. Siapa suruh gegabah mengambil keputusan, jadi kena getahnya kan. Ya walaupun kadang Inggrid juga merasa iba pada Gilang, tapi tetap saja kalau di ingat bikin Inggrid kembali pada kesedihan nya. Ya biarkan seperti ini dulu, perlahan semuanya juga akan kembali.

Ini semua adalah proses pendewasaan untuk Inggrid. Banyak hal yang tak terduga terjadi di hidup nya. Terkejut pastinya, tapi sebisa mungkin Inggrid menyikapinya dengan kepala dingin. Karena jika Inggrid menghadapi nya dengan amarah akan melahirkan dendam. Dan yang seperti yang di tahu dendam hanya akan menghancurkan hidup Inggrid. Lalu Inggrid pun memilih jalan ini, yang Inggrid minta hanyalah kedamaian sudah cukup dendam masa lalu menghancurkan hidup nya.

Sekarang Inggrid hanya ingin fokus pada mimpinya, ya mimpi yang sedang diperjuangkan. Berkecimpung pada pekerjaan yang dia geluti itu bukan mimpinya. Hanya keinginan sepintas yang berhasil Inggrid wujudkan. Lalu setelah melalui banyak hal, Inggrid ingin kembali meraih mimpinya. Ya mimpi yang sempat tertunda dan hampir Inggrid lupakan. Kini jalan mewujudkan mimpinya sudah semakin dekat, hanya tinggal selangkah lagi mimpinya akan terwujud.

" Gimana progres nya, Ing, udah jalan berapa persen nih?? " Tanya sang bos pada anak buahnya ini.

" Udah hampir kelar kok, tinggal direvisi sama editing doang. " Jawab nya dengan penuh kebanggaan.

" Mantap bener, udah tau dong kapan tanggal rilisnya?? " Ali menanggapi Inggrid dengan penuh antusiasme. Tak menyangka anak buah bebal nya ini memiliki  bakat lain yang gak kalah menakjubkan.

" Kalau itu masih belum fiks, bisa maju bisa juga mundur. Tergantung kapan kelar nya, emang kalau udah rilis lo mau beli, Bang?? " Goda Inggrid pada atasanya ini.

" Tergantung lah, menarik kagak buat di beli. Kalau gak menarik rugi dong gue belinya. " Balas Ali dengan penuh semangat.

" Parah lo, Bang, kalau gak menarik mah kagak ada yang ngelirik lah. Ini aja belum kelar udah di pinang. Lo mah suka banget nistain gue. " Rahul Inggrid tak Terima, enak saja di bilang gak menarik.

" Iya iya tau yang belum kelar udah di pinang, emang hebat kok kacung gue yang satu ini. " Puji nya dengan tampang tak ikhlas.

" Gitu banget komuk lo, Bang. " Satu Inggrid.

Tidak Bersama ✔Where stories live. Discover now