P A R T - 42

1.2K 69 4
                                    

Ost Kim Na Young ~ Hope and Hope

" Bagaimana cara ku untuk membencimu, kalau perasaan rindu ini terus mengusik ku. "


Diam nya Inggrid adalah tanda kalau dia tak baik-baik saja. Rasanya Inggrid ingin memaki pada semua orang yang dengan teganya membuat kepedihan baru. Apa susahnya mereka berkata jujur pada Inggrid. Toh Inggrid juga tak akan pernah melawan, tapi malah mereka membuat ini semakin menyakitkan. Tidak cukup kah selama ini Inggrid diam dan menerima.

Semua orang hanya tahu kalau dia baik-baik saja, tapi tidak tahu kalau sebenarnya Inggrid sangat hancur. Banyak kehilangan membuat Inggrid sangat lah sensitif. Iya Inggrid tak pernah merasakan yang namanya kurang kasih sayang. Namun semua itu tetap saja berbeda, Inggrid hanyalah orang asing yang kebetulan mereka rawat dan besarkan. Mereka hanya menilai dari sisi mereka, tapi apakah pernah mereka menilai dari sisi Inggrid. Jawaban nya adalah tidak, buktinya saja mereka tega melakukan nya bukan.

Kecewa sudah pasti Inggrid rasakan. Semuanya terlalu membingungkan untuk Inggrid. Terlalu banyak kejutan yang dia terima akhir-akhir ini. Membuat semua yang sudah tertata rapi harus berantakan. Sungguh menyesakkan setiap Inggrid mengingat dengan berapa mudah nya mereka membohongi Inggrid. Tak pernah dia sanggup untuk menjalani hari seperti saat ini. Begitu banyak kesedihan yang dia rasakan membuat kepala nya hampir pecah.

Dirinya memilih pergi dan menepi sejenak dari semuanya. Ya Inggrid memilih pergi dari rumah sebagai tanda jika dia kecewa. Rasanya Inggrid tak sanggup untuk bertatap muka dengan keluarga nya. Dirinya marah karena merasa telah di bohongi. Ya katakan lah Inggrid egois ketika memiliki jalan ini, tapi Inggrid tidak akan bisa tenang jika terus berada di sana. Terlalu menyakitkan ketika melihat mereka seolah tak tahu apa-apa, padahal mereka ikut dalam perpisahan ini.

Entah sampai kapan Inggrid terus menghindar seperti ini. Nyatanya dirinya belum benar-benar sanggup untuk sekedar menerimanya, apalagi untuk menghadapi. Lamunan nya itu terhenti ketika bos nya datang menghampiri nya. Dengan membawa segelas kopi yang mengepul. Pria itu datang dan berdiri di hadapan nya. Tak berselang lama si Bang Ali mulai mengeluarkan pembicaraan, ya pembicaraan apalagi kalau bukan sebuah teguran.

" Ing, lo gak pulang ke rumah apa?? Gilang nyariin lo terus tuh. " Tegur sang atasan kepada Inggrid yang berdiam diri di pantry.

" Pulang gak pulang mah urusan gue." Jawab Inggrid tanpa intonasi, mata nya masih memandang lurus pada mug yang berisi teh.

" Tau kok pulang gak pulang itu urusan lo, tapi jangan bikin mereka panik, Ing, ingat mereka tetap keluarga lo. " Nasihat Ali pada anak buah bebal nya ini.

" Gue cuma butuh waktu, Bang, toh gue juga masih di sini kan, jadi apa yang perlu dikhawatirkan. " Balas Inggrid pelan.

" Apa pun masalah lo itu selesai kan, gak baik terus lari dari masalah. " Ucap Ali yang kini duduk di hadapan Inggrid.

" Iya tau kok, gue gak mungkin terus-terusan lari kayak gini. Tapi gue juga gak bisa langsung ngadepin masalah nya. Lo pasti tahu kan gimana rasanya jadi gue, bang?? " Tanya Inggrid pada Ali yang sedang menyesap kopinya.

" Tau kok, makanya gue cuma bilang selesai kan jangan terus terusan lari, karena masalah gak bakal selesai kalau cuma lo hindari. " Sungguh bijak sekali kalimat dari atasan nya yang satu ini.

" Nah kalau lo tahu ya mohon kerja sama nya aja lah, gue gak ngehindar kok cuma nyari ketenangan aja. " Jelasnya pada Ali.

" Iya semua mah terserah lo, tapi ingat kalau ada apa-apa lo juga masih punya gue. Anggap aja gue Abang lo. " Ucap Ali sambil mengacak pelan rambut Inggrid.

Tidak Bersama ✔Where stories live. Discover now