AU(47)- Pengungkapan

46 3 0
                                    

Happy reading temen-temen 💕

Hari ini adalah hari terakhir untuk Alishka dan teman-temannya menghadapi ujian. Setelah hari ini, mungkin mereka akan bebas, lalu berusaha untuk meneruskan cita-cita masing-masing.

Alishka keluar dari ruangan, diikuti dengan beberapa siswa yang telah selesai ujian. Gadis itu menghirup udara di sekitarnya beberapa detik, lalu kembali mengembuskannya. Semua ini masih terasa seperti mimpi.

"Lish!" Jeritan Chinta terdengar dari mana-mana, membuat Alishka memberinya kode untuk mengecilkan suara.

"Temen lo tuh, Lish," ujar Dera yang tiba-tiba datang dan berdiri di sebelah Alishka.

"Temen lo juga kali," balas Alishka terkekeh.

Chinta tiba di hadapan kedua temannya dengan senyum yang selalu mengembang.

"Kantin kuy," ajaknya.

Alishka melirik Dera, gadis itu hanya mengangguk menyetujui. Ketiganya berjalan sejajar menuju kantin yang tak jauh dari ruangan awal mereka berdiri.

"Lish, kok gue ngerasa lo agak beda ya?" tanya Chinta yang membuat Alishka memperhatikan tubuhnya.

"Beda apanya?" tanya Dera yang ikut penasaran.

"Hish lo nggak peka banget deh!" Chinta refleks hendak menjitak Dera, namun gadis itu lebih dulu menghindar ke belakang tubuh Alishka.

"Gue bilang beda tuh karena penampilan Alishka yang udah nggak sesuram dulu," ujar Chinta sedikit kesal.

"Emang sekarang gimana?" tanya Alishka.

"Lo lebih suka senyum, banyak omong, yang pasti lebih lebih lebih cantik." Alishka hanya tersenyum tipis mendengar itu.

Mereka bertiga memasuki area kantin dan mengambil tempat duduk di dekat pintu.

"Mau pesen apa?" tanya Dera setelah meletakkan pouch make up miliknya ke atas meja.

"Gue bubur ayam," ujar Alishka.

"Saosnya dikit aja," tambah seseorang yang baru saja datang.

Ketiga gadis itu menoleh. "Dokter Fajar?"

"Ngapain Kakak ke sini?" tanya Alishka yang mengecilkan  volume suaranya.

"Saya titip mi ayam ya," ucap Fajar yang mengabaikan pertanyaan adiknya.

"Oh oke, Dok." Chinta dan Dera beriringan meninggakan kedua kakak beradik itu.

"Kamu jangan terlalu banyak makan pedes," ujar Fajar yang membukakan air mineral lalu memberikannya pada Alishka.

Alishka hanya mengangguk mengerti. Mereka berdua hanya diam, hanya Fajar yang sibuk dengan ponselnya, sedangkan Alishka hanya diam memainkan kuku jarinya.

"Mi ayam datang!"

Chinta dan Dera duduk di kiri kanan Alishka, seolah menjadi penjaga gadis itu. Fajar hanya terkekeh pelan dan mengambil satu mangkuk mi ayam yang dibawa oleh Dera.

Mereka berempat pun menikmati makanan masing-masing dengan suasana yang ramai oleh pengunjung kantin lainnya.

Beberapa kali Alishka menoleh ke arah pintu kantin yang ada di belakang Fajar, namun belum menemukan orang yang ia cari.

Dera menyenggol lengan Alishka. "Lo liatin apa?" 

Alishka hanya menggeleng dan kembali menghabiskan bubur ayamnya yang tinggal separuh. Fajar juga yang menyadari lirikan mata adiknya selalu ke arah pintu, ikut menoleh. Tidak ada siapa-siapa.

ABOUT US ||  COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang