AU(9)-Sebuah Angan

379 53 22
                                    

Terus dukung karyaku ya! ^^

Mungkin cerita antara kita tak akan pernah menjadi sebuah kenangan, tapi tetap saja aku dan kamu pernah menjadi kita walau hanya satu detik
-About Us-

Alishka berjalan santai dengan kedua tangannya membawa beberapa buku tebal dengan cover berjudul 'Kata Kunci Otak Einstein'. Buku itu ia dapat dari seorang gurunya yang memberikan padanya pada saat lomba sains matematika tahun kemarin.

Gadis itu menelusuri koridor kelas 10 dengan langkah malas karena di sini ia akan mendengar bisikan setan yang lebih pedas dari para netizen.

"Eh, ada Kutu Es!"

"Dia mau ke mana tuh? Nge-sok banget sih!"

"Iya nih. Padahal penyakitan juga!"

"Huuu."

Benar, bukan? Padahal mereka adalah adik kelas dari Alishka, tapi perlakuannya melebihi senior yang akan menghardik junior. Tanpa menghiraukan mereka Alishka tetap berjalan menuju niat awalnya, taman belakang sekolah.

Alishka sempat menoleh ke belakang, mencari tahu siapa yang masih membicarakannya. Ternyata bukan hanya satu dua orang, tapi hampir setengah dari seangkatan kelas 10 tengah memperhatikannya.


BUGH!

Seseorang menjatuhkan barang yang ia bawa hingga membuat Alishka menoleh. Beberapa detik tidak ada reaksi dari gadis itu, namun beberapa kali berkedip ia baru menyadari bila itu adalah seseorang yang bertemu dengannya beberapa hari lalu.

"Perlu saya bantu, Pak?"

Alishka terdiam sejenak. Lyra yang datang entah dari mana ikut membantu orang tadi.

"Terima kasih."

Alishka bergeser dari tempat awal ia berdiri. Terlihat Lyra hanya mengangguk dan meninggalkan seseorang tersebut. Tanpa pikir panjang, Alishka kembali melanjutkan perjalanan menuju taman. Namun, ia baru teringat bila jaket pria tadi masih ada di bawah laci mejanya.

Saat hendak memutar badan, retina Alishka mendapati seorang cowok yang tengah menyusun beberapa map dan mengenakan jas almamater sekolah mereka dengan warna berbeda.

'Almamater biru? Itukan jurusan IPS, ngapain dia di sini?'

Baru saja ingin melangkah mendekati lelaki itu, sang empu lebih dulu berbalik badan dan sama terkejutnya dengan Alishka yang terdiam.

"Lo ngapain?" tanyanya melihat Alishka yang masih berdiri.

"Harusnya gue yang nanya ngapain lo di sini?" balas Alishka tak ramah.

Dia hanya tertawa kecil dan mengeluarkan handphone miliknya. "Gue lagi foto tempat ini. Gue rasa cocok kalo mau dibuat kayak tempat refreshing gitu," jelasnya sembari menunjukkan hasil potretannya.

"Gue mau usul sama kepala sekolah," lanjutnya.

Tak mau menggambil pusing, Alishka hanya mengangguk pelan dan menggambil tempat duduk di kursi taman. Hanya tempat itu yang paling bisa membuatnya tenang dari berbagai pojok di sekolahnya.

ABOUT US ||  COMPLETEDWhere stories live. Discover now