AU (4)-Bukan Siapa-Siapa

558 103 48
                                    

Happy reading teman-teman 💕💕


Alishka merasakan kepalanya yang masih sangat berat. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang ada. Ia memperhatikan sekitarnya, tak menemukan siapapun.

"Alishka? Sudah bangun?"

Alishka menolehkan kepalanya dan menemukan Dokter Melisa yang menyambutnya dengan senyum hangat.

"Dokter? Kok saya di sini?"

Dokter Melisa hanya tersenyum tipis. "Apa kamu belum membicarakan ini pada Ayahmu?" tanyanya tiba-tiba.

Alishka diam saja. Ia sudah tahu jalan pembicaraan dari Dokter Melisa. Air matanya sudah berkumpul di pelupuk mata, bersiap untuk terjun bebas.

"Lish, ingat masa depanmu masih panjang, jangan buat dirimu sengsara," terang Dokter Melisa mengelus rambut gadis itu.

"Iya, Dok."

"Ya sudah. Kamu ke kelas gih, ini udah mau jam istirahat kedua. Resep udah saya kasih ke temen kamu yang udah pulang ke kelas duluan," jelas Dokter Melisa.

Alishka mengangguk. "Oh, ya, Dok, siapa yang bawa saya ke sini?"

"Pacar kamu."

"Hah? Pacar?" Dokter Melisa hanya mengangguk lalu tersenyum.

"Kalau gitu saya keluar sebentar ya, akan ada dokter baru yang akan membantu saya di sini," ucapnya.

Dokter Melisa keluar tanpa persetujuan dari Alishka. Gadis itu masih berpikir siapa cowok yang mengakui sebagai pacanya.

"Apa Rama?" Ia menepuk pipinya merasakan kalau ini nyata. "Mana mungkin, bukan dia!"

Alishka menggeleng lalu menuju pintu UKS. Langkahnya membawa menuju kelasnya yang lumayan jauh dari UKS.

Saat tangga sudah ada di depan mata, Alishka merasa dirinya tak sanggup untuk berjalan sekarang. Ia memilih untuk duduk di anak tangga paling bawah sembari menundukkan kepalanya.

"Permisi."

Alishka tak mengubris sapaan itu. Mungkin bukan untuknya.

"Permisi."

Karena merasa memang dirinya yang terpanggil, akhirnya Alishka menegakkan dirinya dan melihat siapa yang membuatnya sedikit kesal.

"Kamu sakit?" tanyanya.

Alishka menggeleng. Seorang pria berbadan tinggi gagah dengan setelan jas putih itu membuat Alishka yakin ini adalah seorang dokter yang disebutkan oleh Dokter Melisa tadi.

"Maaf menganggumu, ruangan kepala sekolah di mana ya?" tanyanya cukup sopan.

"Lurus, belok kanan," jawab Alishka singkat.

"Terima kasih."

Pria itu berjalan menuju arah yang ditunjukkan Alishka. Tak berpikir panjang, Alishka langsung menaiki satu persatu anak tangga itu menuju kelasnya. Seketika saja ia merasa familiar dengan pria tadi, membuatnya terasa harus sedikit hati-hati.

****

Alishka mendengar suara bentakan dari dalam kelasnya. Itu suara Bu Resta, guru matematika yang selalu membentak bila tak ada yang bertanya padahal dia sendiri yang menyuruh untuk tidak banyak tanya.

"Gue masuk nggak, ya?" gumamnya pada dirinya sendiri.

Alishka mengintip dari jendela dan melihat keadaan kelasnya yang sudah seperti kuburan baru. Senyap tapi semua barang sudah berpindah tempat. Kursi dan meja sudah diletakkan di belakang kelas sedangkan penghapus spidol sudah berhamburan.

ABOUT US ||  COMPLETEDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora