27. Mama

123K 12.5K 937
                                    

Halooo🐊

Happy Reading 🐥

Spam next untuk part selanjunya 💃

---

Liora membuka matanya. Melirik kearah perutnya yang terasa berat. Sebuah tangan melingkar di perutnya. Memeluknya begitu erat.

Menoleh kesamping, memandang wajah Gevandra yang begitu damai ketika tidur. Sampai sekarang, ia masih tidak percaya jika Gevandra adalah seorang psikopat.

Sikapnya yang manis. Perhatian dan cintanya yang begitu besar. Bahkan cowok itu menuruti semua keinginannya. Apakah semua psikopat sebucin Gevandra?

Liora melihat jam yang berada di dinding. Jarum jam sudah menunjukkan pukul enam pagi.

"Gevan, bangun," Liora menggerakkan lengan Gevandra yang berada diperutnya. Bukannya bangun, cowok itu malah semakin merngeratlan pelukannya.

"Gevan sekolah!" Liora berteriak kesal. Karena tak ada respon, dengan tidak berperasaan, Liora mencubit lengan Gevandra dengan keras.

"Ah!" Teriak Gevandra. Ia langsung membuka matanya, menatap Liora tajam. Yang ditatap malah membalikkan badannya, memunggungi Gevandra. Naah kan, cubitan Liora memang sedahsyat itu.

"Kenapa kasar?" Bisik Gevandra dari belakang. Membuat tubuh Liora bergidik mendengar suara dingin dari cowok itu.

"Biar kamu bangun. Kan sekolah," Jawab Liora pelan. Gevandra menghela nafasnya saat mendengar nada ketakutan dari gadisnya.

"Maaf," Ujar Gevandra lembut. Liora berbalik, mata keduanya saling bertatapan "Maaf udah buat kamu takut," Lanjut Gevandra.

Liora menggeleng "Enggak."

Gevandra mempererat pelukannya. Membuat kepala Liora menempel didadanya. "Maaf ya. Aku nggak bisa jagain kamu. Gara-gara aku kamu jadi sakit gini."

"Bukan salah kamu, Gevan," Liora mendongak, menatap wajah sendu Gevandra "Harusnya aku ngikutin saran kamu. Aku terlalu keras kepala, nggak mau dengerin kamu."

"Cepet sembuh ya," Gevandra mencium puncak kepala Liora lama. "Maaf."

"Kamu nggak salah," Liora menggeleng "Sana kamu pulang. Terus sekolah."

"Nggak mau lah. Masa aku ninggalin kamu sih?" Gevandra melepaskan pelukannya. Menatap Liora dengan tatapan tajamnya "Ninggalin kamu sendirian disini? Nanti kalau kamu kenapa-napa gimana? Pokoknya aku tetep mau disini."

"Aku nggak papa sendirian. Nanti pulang sekolah kamu kesini lagi," Liora masih mencoba merayu Gevandra. Walaupun sebenarnya ia sudah takut dengan tatapan tajam cowok itu "Aku jamin aku aman disini sendiri. Kamu harus sekolah, karena sekolah itu penting."

"Kamu lebih penting Ra," Jawab Gevandra cepat "Didunia ini nggak ada yang lebih penting dari kamu."

Pipi Liora langsung memerah. Gadis itu melengos kesamping, ia tidak kuat jika harus melihat wajah Gevandra "Bisa nggak sih pagi-pagi nggak usah gombal."

"Bisa nggak sih kalau digombalin itu nggak usah blushing," Gevandra terkekeh melihat rona merah dipipi gadisnya. Liora langsung memunggungi Gevandra. Kenapa sih jadi cowok kok rese banget.

"Tau ah. Aku mau ngambek pokoknya," Ujar Liora kesal sekaligus malu.

"Mau ngambek nggak papa. Tugas aku itu jagain kamu, bukan ninggalin kamu," Ujar Gevandra semakin gencar menggoda Liora.

"Ihh Gevan," Rengek Liora.

Gevandra memajukan kepalanya mendekat telinga Liora "Iya sayang?"

Liora merubah posisinya menjadi tengkurap. Menyembunyikan wajahnya diatas bantal. "Nyebelin banget sih!"

Possessive Psychopath (TERBIT)Where stories live. Discover now