18. Sejenak Melupakan

140K 14.3K 177
                                    

Happy Reading ❤

--

Liora merentangkan kedua tangannya. Merasakan semilir angin yang berhembus menerpa wajahnya. Saat ini ia sedang berada di rooftop sekolah. Untuk menghindari Gevandra.

Memejamkan matanya, mengingat kejadian semalam membuat hatinya sakit. Ia sengaja mematikan ponselnya agar Gevandra tidak bisa menghubunginya. Dan sekarang, ia belum siap jika harus bertemu dengan cowok itu.

Tak terasa, air matanya jatuh lagi. Ia biarkan air matanya mengalir dipipi. Padahal dari semalam ia sudah menangis. Tapi kenapa airmatanya tak kunjung habis juga.

Hampir satu jam lamanya ia berada di rooftop. Bunyi bel masuk membuatnya harus pergi dari sini. Dengan langkah malas ia berjalan menuruni tangga.

Saat sudah menginjak tangga terakhir, ia melihat sosok yang tak ingin ditemuinya sedang berjalan menuju kearahnya. Dengan segera ia berlari dan bersembunyi di balik tangga.

Jika saja ia tidak cepat, pasti ia berpapasan dengan Gevandra. Karena cowok itu sekarang sedang menaiki tangga menuju rooftop.

Setelah Gevandra sudah sampai atas, Liora beranjak pergi. Ia berlari agar segera sampai kedalam kelas.

Sementara Gevandra, ia menghantam dinding dengan kesal. Pasalnya, di rooftop pun Liora-nya tidak ada .

"Dimana sayang?" Gevandra menjambak rambutnya frustasi. Seharusnya semalam ia langsung mengejar Liora dan menjelaskan pada gadis itu. Atau seharusnya ia membunuh Terre didepan Liora. Tapi sudah terlambat.

Gevandra kembali menghantam tembok. Walaupun darah mengalir ditangannya, ia tidak merasakan sakit.

Lain dengan Liora, gadis itu sampai dalam kelas dengan nafas ngos-ngosan. Beruntung guru yang mengajar belum masuk.

"Lo dari mana Ra?" Tanya Cica saat Liora sedang berjalan menuju bangkunya.

"Iya. Tumben lo nggak bareng Gevan?" Tanya Erlin.

Liora mengatur nafasnya "Aku.. Aku telat.. Bangun," Ujarnya terbata. Nafasnya masih tersengal-sengal. Lalu ia duduk di bangkunya.

"Tadi Gevan nyariin lo," Cica memutar tubuhnya kebelakang, mengahadap ke Liora.

"Biarin," Jawab Liora pelan.

Erlin membalikkan badannya "Lo lagi ada masalah sama Gevan?"

"Aku nggak tau," Liora menggeleng "Aku bingung."

"Lo nangis?" Tanya Cica ketika ia menyadari mata Liora sembab. Penampilan gadis itu juga tidak seperti biasanya.

"Lo kenapa Ra?" Tanya Erlin "Siapa yang buat lo nangis?"

Tapi tanpa mereka duga, Liora kembali meneteskan airmatanya. Dengan cepat gadis itu menghapusnya "Aku cengeng banget."

"Coba lo cerita," Titah Erlin.

Liora menatap Cica dan Erlin bergantian "Kalian mau dengerin?"

"Iyalah," Sahut Cica cepat "Sejak ada Gevandra lo nggak pernah gabung sama kita. Sekarang, mumpung dia nggak ada, lo cerita sama kita ya."

"Iya Ra. Mumpung gurunya juga belum masuk," Tambah Erlin.

Dengan ragu, Liora mulai bercerita tentang kejadian semalam. Dari saat Gevandra memberinya kejutan, sampai adanya Terre di apartemen cowok itu. Cica dan Erlin menatap Liora iba. Kasihan.

"Lo udah mulai ada rasa sama dia?" Tanya Erlin.

"Nggak tau. Aku belum paham," Jawab Liora pelan. Ia masih belum bisa menghentikan airmatanya.

Possessive Psychopath (TERBIT)Where stories live. Discover now