23. Flashback

125K 14.5K 768
                                    

Kalau suka sama cerita ini, follow akun wattpad aku. Terus tinggalin vote dan comennya. Terimakasih 🙏

Btw makasih buat 2k pembacanya😊

Happy Reading 💃

---

Liora kembali menatap foto di album itu. Foto dua anak kecil laki-laki dan perempuan yang sedang berebut sebuah permen. Itu foto dirinya dan Gevandra.

"Jadi kamu beneran Alex?" Tanya Liora lagi. Gevandra mengangguk. Gadis itu memukul Gevandra brutal.

"Jahat banget sih! Kenapa nggak bilang dari kemarin," Gadis itu terisak. Tangan mungilnya masih setia memukul tubuh Gevandra.

"Ra,maaf," Gevandra menghentikan aksi Liora. Menarik gadis itu ke pelukannya.

Flashback on.

Gevandra kecil sedang bermain sepeda dihalaman rumahnya. Waktu itu ia berumur 4 tahun.

Ia bermain sendiri, kedua orangtuanya sedang berada dirumah sakit karena ibunya sakit. Gevandra dirumah bersama pembantunya, karena anak kecil tidak boleh masukkerumah sakit jika tidak sakit. Ia juga belum paham, seperti yang pembantunya katakan, katanya orangtuanya sedang bekerja.

Sedang asyik bermain, ia mendengar suara tangisan anak kecil. Gevandra diam-diam ke luar dari rumah. Membuka pintu gerbang perlahan, menuju sumber suara tangisan anak kecil tersebut.

Ia terkejut saat melihat anak perempuan yang sedang menangis disamping rumahnya. Sepertinya ia jatuh dari sepeda karena lutut anak itu berdarah.

"Kamu kenapa?" Gevandra berlari, menghampiri anak perempuan tersebut.

"Aku.. Hiks..jatuh.. Hiks Sa..sakit."

"Ini lumah aku," Gevandra menunjuk rumahnya "Kita obatin luka kamu."

Dengan susah payah, anak gadis itu berdiri. Gevandra menuntun sepedanya, dan gadis kecil itu berjalan tertatih.

Gevandra langsung memanggil pembantunya untuk mengobati gadis kecil itu. Ia masuk kedalam rumah, dan gadis itu menunggu diteras.

Pembantunya langsung mengobati. Memberi betadine dan juga plaster.

"Makasih ya," Ujar gadis kecil itu pada pembantu Gevandra. Setelah itu pembantu Gevandra pun masuk kedalam rumah.

"Nama aku Liora Anastasya," Gadis itu mengulurkan tangannya pada Gevandra "Kamu siapa?"

Gevandra membalas uluran tangan Liora "Aku Gevandla Alexandel."

"Alex!" Seru Liora spontan.

"Gevan," Jawab Gevandra cepat "Mama sama papa panggil aku Gevan bukan Alex."

"Aku mau panggil Alex," Liora memaksa. Gevandra akhirnya menyetujui panggilan itu. Panggilan spesial dari Liora.

"Makasih ya udah nolongin," Ujar Liora tersenyum begitu manis.

Nafas Gevandra tercekat melihat senyum Liora. Bagaimana bisa anak sekecil itu bisa merasakan getaran aneh didadanya. Tapi itulah Gevandra, cowok itu ingin terus bersama Liora. Melihat senyum gadis itu dan membahagiakannya. Impian Gevandra sejak ia masih balita.

"Sama-sama," Ujar Gevandra pelan.

Dan setelah itu mereka selalu bersama. Menjadi sahabat baik. Hingga membuat orang tua mereka saling mengenal. Sudah dekat, seperti saudara.

Setiap hari mereka bermain bersama. Bergantian dari rumah Liora dan Gevandra. Dan ternyata rumah mereka tidak jauh. Hanya berjarak satu rumah.

Dan hingga akhirnya, Gevandra dan keluarga pindah ke London. Kepergian Gevandra membuat hidup Liora berubah. Gadis itu menjalani harinya tanpa semangat. Setiap hari selalu bersedih. Gadis itu jarang tersenyum, ia selalu murung.

Setiap hari, merindukan Alex nya. Hingga saat ia sudah kelas tiga SMP, kepribadian gadis itu berubah. Ia menjadi gadis bar-bar yang begitu periang. Menciptakan kekonyolan yang membuat orang lain gemas, ingin memakannya hidup-hidup.Tapi itu hanya untuk menutupi kerinduannya kepada Gevandra.

Begitupun dengan Gevandra. Setiap hari, Gevandra selalu termenung dibalkon kamarnya. Melihat pemandangan kota, berharap ia bisa melihat Liora dari ketinggian rumahnya.

Awal awal hidup di London, cowok itu selalu menangis. Meraung, meminta untuk pulang ke Indonesia.

Sebenarnya orang tuanya tidak tega melihat Gevandra menderita. Tapi mereka tidak bisa apa-apa. Karena mungkin memang semesta sudah menakdirkan seperti itu.

Flashback off.

"Pantesan, aku kaya familiar banget sama kamu. Ternyata kamu itu Alex nya aku," Gumam Liora. Memeluk Gevandra begitu erat. "Kenapa nggak bilang dari awal sih?"

"Maaf udah buat kamu sedih. Tapi, aku juga sama Ra," Gevandra mengusap punggung Liora lembut.

"Kamu tau kenapa aku masih lancar bahasa Indonesia?" Tanya Gevandra, Liora menggeleng.

"Disana aku nggak mau ngomong pakai Bahasa Indonesia karena aku selalu ingat sama kamu Ra. Waktu SMP aku terpaksa belajar bahasa Inggris karena aku perlahan dewasa. Tapi saat dirumah, aku ngomongnya tetep pakai bahasa Indonesia. Itu semua karena kamu, Ra."

"Aku nyewa orang buat ngikutin kamu sejak aku SMP. Aku setiap hari selalu mandangin foto kamu, berdoa semoga kamu tetap baik-baik aja, tetap bahagia dan tetap jadi Liora yang ceria," Lanjut Gevandra "Maaf nggak cerita dari awal."

Liora mengangguk "Makasih udah kembali, Alex."

Liora bahagia. Akhirnya ia bertemu dengan orang yang selama ini begitu ia rindukan. Semoga takdir selalu baik kepadanya. Semoga Alex nya tidak pergi lagi.

🍁

Possessive Psychopath (TERBIT)Where stories live. Discover now