46. Teror Lagi

69.4K 8.1K 922
                                    

Siap baca part ini?

Jangan lupa komen di setiap paragraf ya!

Happy Reading❤

---

"Liora! Yuhu I'm coming!" Teriak Cica saat masuk kedalam ruang rawat Liora.

Erlin yang berada di samping Cica langsung menampol mulut Cica. "Berisik anjir!"

"Hehe," Cica hanya cengengesan melihat tatapan menyeramkan dari teman-temannya.

Sepulang sekolah, Erlin, Cica dan Talita datang kerumah sakit untuk menjenguk Liora.

Melihat kedatangan ketiga gadis itu, Gevandra yang semula ikut duduk di atas brankar, langsung turun. Cowok itu menyunggingkan senyum tipis  menyambut kedatangan mereka. Lalu ia beralih duduk di sofa. Membiarkan para gadis itu melepas rindu.

"Hai Ra," Sapa Talita pada Liora setelah sampai didalam ruangan. "Perbannya di lepas kapan? Lukanya udah kering?"

"Dilepas tadi pagi. Udah, muka aku jadi jelek gini," Lagi lagi Liora insecure. Apalagi ini melihat wajah ketiga temannya yang glow up.

"Lo cantik Ra. Apapun keadaannya, lo tetep cantik," Ujar Talita sembari tersenyum. Kemudian senyumnya langsung luntur ketika ia melirik Gevandra yang sedang menatapnya tajam.

"Nggak boleh insecure. Apapun keadaanya, kita harus bersyukyur. Oke," Ujar Cica bijak. Lalu gadis itu memeluk Liora.

"Kita bawain makanan kesukaan lo," Ujar Erlin, "Cilok, bakso sama seblak," Erlin meletakkan satu kresek berisi makanan tersebut di atas nakas.

"Makacih," Ujar Liora, "Kangen," Rengek Liora sembari merentangkan kedua tangannya. Kemudian ketiga temannya langsung menghambur kepelukan Liora.

"Ututu cama," Ujar Cica lebay. Mengundang tatapan aneh dari teman-temannya.

"Salah lagi, salah mulu, salah terus. Heran deh gue!" Cica memasang wajah cemberutnya. Bukannya imut, malah bikin takut.

"Banyak tingkah lo!" Erlin menoyor kepala Cica. Heran, dari tadi gadis itu lebay terus.

"Gevan, lo dari tadi diem aja di pojokan. Lagi nahan boker ya?" Tanya Cica berani pada Gevandra.

"Hem," Gevandra hanya berdeham. Malas sekali meladeni anak dengan kapasitas otak yang rendah.

"Yaa dikacangin!" Seru Erlin.

"Nggak papa. Udah biasa diginiin," Ujar Cica dengan muka memelas.

Semuanya tertawa . Kehadiran teman temannya memang bisa menghibur Liora.

"Sorry ya kita baru jenguk lo. Kemarin ada les, kita pulangnya kesorean," Ujar Talita setelah mereka menghentikan tawanya.

"Nggak papa. Ada Gevan yang stay 24 jam nemenin aku," Ujar Liora sembari melirik Gevandra.

"Cuma Gevan yang jagain lo? Om Andi sama tante Indira gimana?" Tanya Cica.

"Kalau mama dari semalem nemenin aku. Terus baru aja pulang mau ambil baju. Nanti kesini lagi. Kalau papa enggak. Dia cuma nanya lewat chat doang," Ujar Liora. Lalu gadis itu mengulum bibirnya. Wajahnya berubah murung.

Memang beruntung ia punya Gevandra. Ia mempunyai ayah saja, ayahnya seakan tidak peduli padanya.

Erlin mencubit lengan Cica karena pertanyaannya membuat Liora bersedih. Cica yang paham hanya menyengir kuda. Ia tidak tahu jika pertanyaannya membuat Liora jadi sedih.

"Makanannya di makan dong! Mumpung masih anget nih," Ujar Talita mencairkan suasana.

"Aku mau makan seblak dulu," Ujar Liora. Mimik wajah gadis itu langsung berubah bahagia. Matanya berbinar senang.

Possessive Psychopath (TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora