Chapter 13 : Jealous

4.5K 524 118
                                    

Yucy melangkah dengan wajah datar sepanjang lorong menuju kelas. Bagaimana bisa Cal menjadi tranding topik di kalangan mahasiswi terlebih mahasiswi yang tidak memiliki kekasih. Sejak pagi hingga ia selesai makan siang di kantin tetap saja Cal menjadi bahan pembicaraan yang hangat. Pembicaraan mereka sangat mengganggu pendengaran Yucy.

Memuja sampai-sampai berharap dapat berdampingan dengan Cal layaknya pasangan sepasang kekasih teromantis di dunia, membuat Yucy memutarkan bola matanya malas. Mereka berekspektasi sangat tinggi pada Cal yang semakin lama di dengarkan semakin memuakkan. Oleh karena itu Yucy memutuskan menuju kelas lebih awal, meski jam istirahatnya masih tersisa banyak. Lebih baik mengasingkan diri dibanding mendengar kata-kata yang dapat membuatnya mual.

"Hei, Yucy." Sapa Naku yang kebetulan mengambil kelas yang sama dengan Yucy. Gadis keturunan Jepang yang penuh semangat dan juga merupakan teman segrup dancenya. Gadis berbadan kecil itu juga memiliki penampilan yang tak kalah menarik, sehingga keduanya terlihat sangat mencolok karena dua visual yang tak terelakkan.

Namun yang membuat Yucy bingung, tidak biasanya Naku berada di kelas secepat ini. Setahu Yucy Naku sangat suka datang di saat mepet, mungkin sekitar tiga sampai lima menit sebelum kelas di mulai bahkan pernah sampai kelas di mulai barulah Naku sampai di kelas jika penyakit pelupanya kambuh.

"Tumben datang lebih awal." Tegur Yucy.

"Memangnya tidak boleh? Bukankah ini adalah perkembangan yang baik? Dulu saat aku sering terlambat kau juga mengomeliku, sekarang saat aku datang cepat kenapa harus di introgasi juga."

Naku menjawab dengan nada sedikit kesal, orang-orang selalu saja seperti itu. Di saat Naku tidak berperilaku semestinya, ia akan di marahi. Tetapi ketika Naku sudah berusaha lebih keras agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik orang-orang masih saja suka menghakiminya. Jadi seharusnya apa yang harus Naku lakukan agar mereka bahagia?

Yucy tersenyum kecil saat melihat Naku yang kesal namun karena wajah menggemaskannya Naku malah terlihat lucu. Gadis itu benar-benar tidak cocok memerankan karakter sebagai antagonis dengan wajah polosnya. Saat menari saja Yucy yang harus mengingatkan Naku untuk mengontrol mimik wajah agar sesuai konsep. Sangat tidak mungkin jika mereka sedang menari membawakan lagu bergenre hip hop lalu saat bagian Naku tiba, gadis itu malah tersenyum manis hingga gigi kelincinya terlihat. Oleh karena itu Naku paling sering di ingatkan permasalahan mengontrol mimik.

"Tidak, bukan seperti itu. Ini termasuk perkembangan yang bagus karena kau sudah bisa mengatur waktumu dengan baik, aku pun menyukainya hanya saja tidak biasanya kau datang seawal ini."

Naku secara tiba-tiba langsung mengubah ekspresinya dan langsung mendempetkan kursi mereka yang sebenarnya sudah sangat dekat sejak awal. "Sttt, kau tahukan apa yang sedang tranding di fakultas kita?"

Yucy mengangkat sebelah alisnya, Naku langsung mendesis kesal sebelum kembali mendekat agar hanya mereka yang dapat mendengar perkataan satu sama lain. "Itu loh dosen baru kita yang muda Pak Cal, Calvien Dewara Miler. Ternyata bukan cuma namanya doang yang Dewa, wajahnya juga layaknya Dewa belum lagi dengan sifat baik yang tak kalah Dewanya. Ahh, pria itu benar-benar membuatku jatuh cinta."

Yucy langsung menatapn horror Naku, namun nampaknya temannya tersebut tidak menyadari tatapan Yucy karena terlalu fokus pada ceritanya yang sangat amat menarik baginya itu.

"Kau tahu, aku dengar-dengar ada anak kelas sebelah yang berhasil menarik perhatiannya."

"Hah, siapa?" refleks Yucy yang malah terdengar penasaran namun juga seperti tidak terima.

"Kenapa? Apa kau tidak setuju? Wah, ternyata kita sama. Aku juga tidak setuju. Bagaimana bisa pria sekelas pak Cal bisa tertarik pada Coody, si gadis pendiam yang bahkan kehadirannya tidak terdeteksi sebelumnya. Namun setelah kejadian kemarin tiba-tiba semuanya menjadi BOOM!"

Psycho #MILER2 (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now