Chapter 05 : Lips

5.9K 576 36
                                    

Deru kendaraan beroda empat mengisi keheningan antara Cal dan Yucy. Tidak ada yang membuka pembicaraan. Cal sibuk memutar stir – sangat fokus memperhatikan jalan dengan wajah datar, sedatar hidupnya. Sedangkan Yucy memandang keluar dengan wajah kesal.

Kenapa pula pria asing ini yang mengantarkannya. Padahal wajahnya masih babak belur akibat hadiah hebat dari ayahnya, namun Cal tetap kukuh ingin mengantarkannya. Ibunya juga sudah mau meluangkan waktu untuk mengantar Yucy, namun Cal tetap dalam pendiriannya untuk mengantar Yucy.

Membuat Yucy semakin curiga dengan Cal, tentang siapa Cal yang sebenarnya. Mengapa ia seperduli ini dan apakah alasan di balik semua ini? Tidak mungkin Cal tiba-tiba jatuh cinta padanya. Omong kosong. Mereka bahkan tidak mengenal satu sama lain.

Apalagi jika di lihat-lihat, Cal berasal dari keluarga terpandang sangat tidak mungkin langsung jatuh cinta padanya yang hanyalah butiran debu jalanan. Cal bisa memilih gadis manapun yang ia inginkan. Tinggal menunjuk maka semuanya selesai.

Mereka juga tidak pernah berasal dari sekolah yang sama. Selain dari perbedaan umur yang jauh, Yucy yakin jika Cal bersekolah di Indonesia pasti sekolah di sekolah internasional atau bahkan sekolah di luar negeri tidak sepertinya yang di terima sekolah di pinggir kotapun syukur.

"Apa kau selalu seperti itu?" tanya Cal.

Yucy menoleh, "Maksudmu?"

"Membuang-buang waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak penting. Gadis sepertimu sering melakukannya?"

Cal menunjukkan smirknya. Entah kenapa dirinya jadi merasa terhibur melihat wajah polos Yucy yang sangat mengemaskan. Walau sedang kesal sekalipun membuat Cal ingin kembali merasakan manisnya bibir pink itu. Ayolah, bagaimana Cal tidak tergoda jika benda kenyal itu terus di majukan ke depan, seolah sengaja menggoda Cal sekarang.

"Apa yang kau maksud tidak penting? Apa bersikap berlebihan pada orang asing kau sebut tidak penting?! Tiba-tiba muncul lalu ingin menikah. Kau gila!"

Persetan dengan sopan santun. Pria gila sejenis Cal tidak bisa di toleransi. Sebelum populasinya semakin banyak, lebih baik di musnahkan saja!

Cal tidak menjawab, hanya fokus pada jalanan sembari sesekali mengangguk kecil. Ternyata itu yang mengganggu pikiran gadis kecilnya. Cukup aneh juga bagi Cal. Karena di saat wanita-wanita asing di luar sana mengejarnya dan ingin menjadi istrinya sebab ketampanan dan kekayaannya tetapi gadis kecilnya malah memberonta. Menarik.

"Selalu begitu. Jika aku membahas ini kau pasti diam, bukannya menjawab atau meluruskan. Sebenarnya apa yang ada di pikiranmu Tuan kaya raya nan asing... Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Apa kau teman masa kecilku atau keluarga dari orangtuaku? Tolong jelaskan padaku, siapa dirimu yang sebenarnya dan apa alasan di balik ini semua. Jangan membuat ini semua semakin rumit. Hidupku tanpamu saja sudah rumit, tolong jangan di perumit lagi."

Yucy berkata dengan sangat menggebu-gebu bahkan ia terlihat seperti sangat frustasi melalui gerakkan tangannya yang ikut memperagakan layaknya sedang presentasi. Namun, lagi-lagi Cal hanya diam serta sesekali mengangguk kecil.

Sinting, gila, mereng, pikir Yucy. Bagaimana jika ia benar-benar harus menikah dengan pria ini. Yucy bisa benar-benar gila – gila karena menertawakan betapa konyol hidupnya.

"Seasing itukah aku di matamu?" tanya Cal sembari menoleh, menatap dalam mata Yucy.

Mata yang selalu di rindukannya, apalagi saat berbinar. Namun, sayangnya kali ini mata itu tidak menunjukkan binarnya lagi yang ada hanya tatapan kebencian dan kemarahan. Sepertinya Cal harus berusaha lebih keras lagi untuk menemukan cahaya binar itu kembali.

Psycho #MILER2 (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now