Chapter 15 : Punishment

4.9K 568 175
                                    


[300 vote + 150 komen
chp 16 langsung up!!]

♤♤♤

Cal dengan cepat melepaskan dasi dan kemeja. Memperlihatkan badan berototnya yang mampu membuat Yucy menatap dengan pandangan takjub. Suaminya terlihat sangat gagah di atas. Entah otot bisep, dada dan perut Cal yang bertambah besar atau Yucy yang tidak menyadari jika sedari awal tubuh Cal memang seperti itulah adanya.

"Aku tidak akan melepaskanmu." Cal mengusap kening Yucy.

"Maka lakukanlah."

Tepat saat Cal ingin kembali merapatkan tubuhnya pada Yucy suara bel terdengar. Cal memilih untuk mengabaikannya dan melanjutkan kegiatan panas mereka, namun suara bel yang terus berbunyi itu cukup mengusiknya hingga Cal memutuskan untuk bangkit dan membukakan pintu dengan wajah geram.

"Kau, kenapa memencet bel berkali-kali huh? Apa kau tidak tahu bahwa hal itu sangat mengganggu."

Anak buah Cal langsung menunduk takut-takut jika Cal semakin murka lalu memecatnya. Akan sangat disayangkan jika hal tersebut terjadi karena selama ia bekerja untuk keluarga Milier kehidupan keluarganya terjamin, entah ia harus bekerja dimana lagi agar bisa hidup lebih dari cukup seperti sekarang. Belum lagi dengan susahnya mencari pekerjaan. Ia berharap dapat terlepas dari kemarahan bossnya yang terlihat acak-acakan sekarang bahkan atasan saja belum di pakai.

"Maaf Tuan, saya hanya takut Tuan lupa jika kita harus ke kampus sekarang karena jam pertemuan tidak lama lagi akan di mulai."

Cal mengusap wajahnya kasar, karena terlena ia sampai lupa jika ada hama yang harus ia singkirkan. "Kau tunggu di parkiran, aku akan segera menyusul."

"Baik Tuan."

Cal segera masuk lalu kembali memakai kemeja dan dasinya dengan tergesa-gesa. Ia menghampiri Yucy untuk memberikan sebuah kecupan di bibir lalu berbalik sembari memakai jam tangan.

"Aku akan segera kembali." Ucapan terakhir Cal sebelum menghilang di balik pintu meninggalkan Yucy sendirian yang bahkan belum merubah posisinya sedikitpun.

***

Dalam ruangan yang cukup kecil bahkan setengah dari kamar milik Cal terdapat dua orang pria yang duduk saling berhadapan. Sebuah meja dengan hiasan sedikit tumpukkan kertas pada bagian pinggirnya menjadi pembatas. Di bagian belakang terdapat dua rak yang terisi penuh oleh buku bacaan dan dokumen-dokumen penting, bahkan terdapat satu rak khusus untuk memerkan serifikat-serifikat.

Sungguh Cal tidak tertarik dengan semua kedok itu. Pria tua yang bahkan sudah mulai beruban dihadapannya ini sangat pandai berakting. Memasang citra sebagai sosok yang murah hati dan penyabar namun pada kenyataannya malah menggilir banyak mahasiswi untuk dicabuli.

Cukup banyak yang berani melapor namun tidak adanya bukti serta sikapnya yang selalu baik dihadapan banyak orang menjadi alasan mengapa ia dengan mudah melancarkan aksi kesukaannya. Nilai menjadi taruhan, jika berani melawan huruf D akan menghiasi hasil studi. Namun jika patuh maka huruf A menjadi imbalannya.

"Tidak ku sangka pertemuan kita setelah kejadian itu malah seperti ini. Ternyata kau sama busuknya denganku." Si pria tua menyeruput kopi hangatnya dengan tenang.

"Benarkah? Kurasa disini hanya Anda yang sebajingan itu." Cal tersenyum miring saat melihat tangan lawannya yang mengepal.

"Wah, ternyata keturunan Miler bisa berkata kasar juga. Ku kira kau hanya bisa berlindung dibalik selimut mahalmu."

Cal menikmati tatapan merendahkan yang ditujukan padanya, ia memilih untuk tidak menjawab omong kosong yang hanya akan membuang-buang tenaganya.

"Tak ku sangka kau memiliki hubungan dengan gadis kecil itu, pantas saja kau mau tutup mulut."

Psycho #MILER2 (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now