Chapter 02 : That Night

9.7K 735 78
                                    

Kelap-kelip cahaya lampu menghiasi gelapnya perkotaan di malam hari. Sebuah unit pesawat lepas landas di bandara. Para penumpang bergegas untuk keluar mencari koper lalu pergi ke tempat tujuan masing-masing.

Termasuk dengan seorang pria yang berusia dua puluh enam tahun ini, dengan mengunakan kemeja putih berbahan satin yang di biarkan dua kancingnya terbuka dengan paduan jaket jeans yang di lipat pada sampai sesiku lengan. Tak lupa dengan celana hitam, kacamata dan sepatu berwarna senada. Rambut lurus yang cukup panjangnya di sisir licin ke belakang, sengaja memamerkan kening mulusnya.

Ia hanya berjalan santai. Koper dan barang bawaannya sudah di bawakan oleh orang suruhan orang tuanya. Sehingga ia hanya perlu menuju mobil dan kembali pulang ke rumah yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan.

Indonesia. Sudah lama ia tidak pulang. Keputusannya untuk melanjutkan sekolah tingkat tinggi di London, memaksanya agar tidak bisa pulang di sembarang waktu. Bahkan tak jarang saat libur semester tiba ia tidak pulang demi dapat menyelesaikan perkuliahannya lebih awal. Dan buruknya ternyata saat ia dapat menyelesaikan perkuliahan lebih awal, ayahnya memberikannya tanggungjawab untuk mengurus cabang perusahaannya di London. Jadi, tak heran mengapa ia menjadi sangat lama merantau di negara orang.

Di lihatnya suasana di luar mobil yang ia tumpangi melalui kaca jendela mobil. Cukup banyak yang berubah, selain suasana yang semakin ramai gedung-gedung juga semakin banyak, tinggi dan megah. Pemandangan yang sudah sangat sering ia temui. Hingar-bingar perkotaan yang memuakkan. Sepertinya ia harus meminta liburan beberapa hari, entah itu ke villa keluarga atau ke pulau yang jauh dari kebisingan suasana perkotaan. Ia benar-benar butuh liburan.

Tanpa ia sadari mereka sudah sampai. Mobil pun berhenti di halaman rumah tak lama pintu di bukakan khusus untuknya. Dengan santai ia melangkahkan kakinya keluar sembari membuka kacamata yang ia pakai tadi lalu di gantungkannya pada belahan kemeja yang ia pakai. Berjalan santai tanpa memikirkan supirnya yang kewalahan mengeluarkan barang bawaannya, toh supirnya di tunggaskan untuk itu.

Belum juga kakinya menapaki lantai utama, baru menaiki satu anak tangga dari lima anak tangga kecil sebelum menuju pintu utama dari rumah megah keluarganya. Pintu rumah sudah di buka dengan lebar lalu di susul dengan teriakan nyaring yang tak lain dan tak bukan pasti dari si bungsu, Chika.

"Akhirnya kakak pulang. I miss you so bad, my brother."

Chika, si bungsu dari keturunan Miler. Sang tuan putri kesayangan itu langsung memeluk kakak tersayangnya. Ia sangat merindukkan Cal. Hanya Cal yang bisa ia anggap layaknya seorang kakak karena kepribadiannya yang hangat dan penyayang. Tidak sedingin Icco apalagi seabstrak Arel. Sungguh Chika sebenarnya masih tidak terima mempunyai kakak kembar seperti Hant bersaudara. Namun buruknya hal tersebut sudah di takdirkan di dalam hidupnya sehingga mau tak mau Chika harus menerimanya.

"I miss you too, my little princess."

Cal mengusap sayang kepala adiknya yang masih tenggelam dalam dekapan hangatnya. Ia juga sangat merindukan sosok manja dan cerewet Chika di sekitarnya. Namun tinggal di negara yang berbeda lagi-lagi menjadi tembok penghalang bagi mereka untuk bertemu. Sepertinya Cal juga harus mengajak Chika untuk rencana liburannya. Setidaknya ia tidak akan terlalu bosan dan merasa sendirian di tengah-tengah acara liburannya.

"Cal, kamu sudah pulang sayang."

Suara merdu yang selalu Cal rindukan ikut menyambutnya. Cal melepaskan pelukkannya dari Chika dan langsung berjalan menuju sumber suara perempuan yang sudah menegurnya tadi. Ya, dia adalah ibu Cal. Clarisa sang Nyonya Milier yang selalu Cal rindukan cinta dan kasih sayangnya.

Wanita yang sudah mulai menua itu merentangkan tangannya lebar-lebar, menyambut kedatangan putra kebanggaannya dengan sangat bahagia. Ritual rutin yang ia lakukan ketika menyambut anaknya datang. Sebenarnya Clarisa ingin ikut menjemput ke bandara namun waktu yang tak memungkinkan dan belum lagi ia harus memasakkan makanan kesukaan Cal membuat Clarisa akhirnya menyerah dan memasak serta menunggu anaknya sampai di rumah.

Psycho #MILER2 (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now