Chapter 11 : Sleep

4.8K 505 38
                                    

Yucy mengusap keningnya yang berkeringat. Dengan wajah panik ia mendudukkan tubuhnya pada salah satu kursi di lorong fakultas yang kebetulan sedang sepi. Dadanya naik-turun, masih sibuk mengatur nafas. Pria itu benar-benar mampu membuat Yucy kehilangan kata-kata untuk apapun yang ia lakukan. Bagaimana Cal bisa melakukan hal tersebut di kampus, tidak bisakah menunggu saat mereka sudah di rumah. Bagaimana jika ada yang melihat? Bisa-bisa tamat nasib perkuliahan Yucy.

"Arghhh." Dasar Calvien Gilara Miler, mesum! Lanjut Yucy berteriak dalam hati.

"Lihat saja jika nanti sampai di rumah aku akan menceki,"

"Hey, Yucy apa yang sedang kau lakukan di sini dan ada apa dengan wajahmu?" Tegur Dawin, si pelatih dance yang seketika menghentikan monolog Yucy dan membuatnya menoleh cepat.

"Oh, kak Dawin? Hi."

"Kamu enggak latihan? Bukannya sebentar lagi latihan di mulai?"

Sial. Yucy lupa jika hari ini ada jadwal latihan mengingat tim mereka mempersiapkan gerakkan yang baru untuk mengikuti lomba bulan depan. Juga mengingat mereka pasti akan mengisi banyak acara penyambutan mahasiswa baru ataupun acara lainnya yang diadakan organisasi.

Tidak mungkin mereka memakai lagu yang sama terlebih untuk mengikuti lomba, mereka harus menyiapkan lagu yang berbeda yang tentu saja berpengaruh terhadap gerakkan yang di bawakan. Sesuatu yang lebih keren agar peluang kemenangan semakin besar.

Yucy melihat jam tangan yang ia gunakan, sisa tiga menit lagi latihan di mulai. Padahal kak Miana si leader sudah mengingatkan di grup chat semalam. Ia harus segera beranjak, member yang lain pasti masih melakukan pemanasan. Benar-benar sial, Yucy bahkan tidak membawa baju ganti untuk latihan.

"Hey Yucy kau mau kemana?" Tanya Dawin setengah berteriak karena Yucy tiba-tiba saja langsung bangkit lalu berlari tanpa mengucapkan sepatah katapun. Gadis itu berlari layaknya melihat hantu.

Yucy menepuk kepalanya, karena terlalu panik ia sampai lupa jika tadi sedang bersama sang pelatih. "Aa-maaf aku lupa tadi sedang bersama kakak. Ayo ke ruang latihan."

Dawin tersenyum ia berjalan santai, mendekat pada Yucy lalu mengacak rambut gadis tersebut dengan gemas. Yucy terdiam di tempat, badannya terasa kaku akibat perlakukan tiba-tiba Dawin karena mereka tidak sedekat itu sebelumnya namun Dawin dengan santainya mengacak rambut Yucy yang bahkan sekarang mulai merangkul bahu Yucy untuk di ajak jalan bersama.

Kepala Yucy hampir terbelah menjadi tiga bagian sekarang. Mulai dari memikirkan Cal, tim dance, lalu Dawin. Kenapa?

Tersentak Yucy akhirnya sadar jika ia tidak seharusnya sedekat ini dengan Dawin, alarm dalam tubuhnya seakan berbunyi untuk memperingati. Bagaimanapun Dawin tetaplah pelatihnya, walau Dawin masih muda dan tidak memiliki kekasih.

Yucy melepaskan rangkulan di bahunya secara perlahan lalu memberikan sedikit jarak di antara keduanya, Dawin hanya diam tidak bereaksi apa-apa selain memperhatikan apa yang Yucy lakukan. Dawin terlihat sedikit kecewa, namun ia kembali menunjukkan senyumnya.

"Hmm kak sepertinya aku harus pergi lebih awal, tidak enak jika teman-teman melihat. Sampai jumpa di tempat latihan dan terima kasih sudah mengingatkan."

Yucy kembali berlari meninggalkan Dawin yang berjalan santai sembari memperhatikan punggung Yucy. Sudah lama sekali mereka tidak bertemu. Selama fakultas libur maka selama itu pula mereka tidak bertemu yang berarti Dawin tidak bisa melihat tatapan tajam Yucy ketika sedang menari namun seketika berubah menjadi menggemaskan ketika lagu selesai dimainkan.

Ah, kenapa Dawin merasakan jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya? Dawin pun terkekeh pelan sembari menggeleng. Ia membuang nafas kasar, "Hah, ada apa denganmu Dawin?"

Psycho #MILER2 (TELAH TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora