#41 - Sebuah Akhir [FINAL]

391 56 9
                                    

Puing-puing masih berserakan karena belum sepenuhnya dibereskan, sebagian besar bangunan hampir rata dengan tanah. Pipa air bocor, listrik padam, anak-anak menangis karena harus berpisah dan sebagian kehilangan anggota keluarganya. Masih banyak korban yang belum tersentuh tenaga medis. Dengan pakaian lusuh karena dua hari penuh setelah bencana bahkan wajah yang belum tersentuh air, para tenaga medis dan tenaga penanggulangan bencana terus bekerja tanpa henti bahkan untuk tidur pun tak sempat. Para tentara mulai diturunkan untuk membantu. Bantuan lain seperti makan dan selimut bahkan belum datang, bersyukur tentara datang membawa beberapa makanan ringan dan air mineral walau tak banyak.

"Aku dengar para tentara akan berkemah di dekat tenda darurat." Seorang perawat mulai bergosip disela jam kerja hanya untuk melepas lelah barang sejenak.

"Itu bagus, kalau ada apa-apa kita bisa minta tolong sama mereka," balas yang lain.

"Minta tolong? Eum kayaknya lebih ke modus deh."

"Ada korban!"

Suara teriakan itu membuat tenaga medis yang berjaga berlarian. Seorang pria yang dipenuhi debu dan darah terlihat ditandu oleh empat orang tentara. Rosé terdiam. Seorang pria berbaju tentara membuat gadis itu membatu. Sudah sangat lama sekali. Dan ingatan hari itu masih membekas sampai sekarang walau bertahun-tahun telah berlalu.

"Dokter Rosé!"

Panggilan itu memecah gelembung lamunannya, "Cepat bawa ke dalam!"

Dulu Rosé selalu berharap mereka bisa bertemu lagi walaupun satu kali dan ketika harapannya menjadi kenyataan, Rosé justru merasa belum siap.

***

Sebuah ingatan lima tahun lalu.

Malam itu, Rosé pikir hari terakhirnya menjadi murid SMA akan memberinya ingatan bahagia. Nyatanya tidak demikian. Ia harus melepas cinta demi cita. Setelah acara promt night, Rosé kehilangan kabar Chandra. Mereka tak lagi bertemu bahkan untuk melepas kata perpisahan pun tidak.

"Wah selamat Rosie, akhirnya lo bisa masuk FK." Suara Lisa membuyarkan lamunan Rosé. Gadis itu sedang membenahi pakaiannya untuk ia bawa nanti ke tempat kost.

"Iya."

"Ibam bilang Chandra udah pergi. Kemarin Ibam ke rumahnya tapi rumahnya sepi," cerita Lisa hati-hati.

Ting!

You have a message

Chandra (3)
It took me a lot of time to say this.

Rosie, don't worry about me, aku harap kamu selalu bahagia.

Dan maaf buat segalanya.

Lisa memeluk Rosé yang mulai menangis. Gadis itu baru merasakan jatuh hati untuk pertama kalinya dalam hidup dan kali pertama untuknya juga merasakan patah hati, itu sebabnya Rosé terlihat begitu hancur.

"Halo?"

"Oh thanks God! Finally. Rosieeeee, gue khawatir banget sama lo tau nggak."

Rosé tertawa mendengar jawaban Lisa setelah ia mengangkat panggilan telponnya. Setelah beberapa hari jaringan komunikasi terputus, bersyukur sekarang keadaan mulai pulih sejak tiga hari setelah bencana.

Panah Rasa (BangRosé) | ENDWhere stories live. Discover now