#40 - Malam Perpisahan

250 41 8
                                    

Tak ada yang bisa kuberitahu soal bagaimana rasa ini datang, semuanya tiba-tiba saja hadir dalam hidupku, bagaimana senyummu jadi candu, bagaimana namamu selalu terngiang dalam kalbu, dan bagaimana semua terasa aneh walau aku mulai terbiasa tapi nyata adanya.

Aku melewati hari-hari dua tahun terakhir masa putih abu dengan suka. Kenangan SMA terasa membahagiakan bagiku. Aku berhasil melewatinya tanpa drama yang berlebihan. Walau tetap masih ada bumbu-bumbu ala remaja.

Dan ketika hari ini harus datang ..... Aku tak tau harus menanggapinya bagaimana, aku baru tau jika semua memiliki batas masanya. Kupikir semua hal di dunia ini tak ada batasnya. Ternyata ada. Bahkan untuk rasa bahagia ini. Kemudian yang aku tau hanya aku harus ikhlas. Tak semua hal bisa kita atasi.

Mengejar cita atau cinta?

Entahlah.

Aku hanya remaja labil yang dituntut untuk menjadi dewasa kemudian membuat keputusan.

Ini terasa tidak adil.

Tapi ya sudahlah.

Benar. Tak ada yang bisa bertahan selamanya.

***

Wajah penuh rona kebahagiaan terpancar dari siswa tingkat akhir yang berhasil menuntaskan tiga tahun masa sekolahnya. Sebagian siswa memilih bertahan di sekolah dan membiarkan orang tua atau wakil mereka pulang lebih dahulu. Beberapa siswa berkumpul untuk menentukan rumah siapa atau di mana basecamp yang tepat bagi mereka merayakan kelulusan dengan mencoret-coret baju kemudian mengambil beberapa gambar dan mengunggahnya di media sosial. Rosé sendiri masih di ruang redaksi memora untuk memberi salam perpisahan serta melakukan perayaan kecil-kecilan. Doni dan Dalia sepakat untuk meneruskan di satu universitas yang sama walau berbeda jurusan.

"Sebenernya gue udah ke terima di salah satu kampus di bandung tapi nih anak nggak mau jauh dari gue," cerita Dalia.

Sekarang ruang redaksi hanya menyisakan para pengurus lama setelah pengurus baru dan pak Seno berpamitan seolah paham jika Erwin, Ayudia, Keanu, Doni, Dalia dan Rosé pasti perlu ruang untuk merayakan bersama.

"Terus lo lepas?" tanya Keanu.

"Iya, gue terpaksa pake jalur mandiri untung keterima. Sekarang kita satu kampus," jawab Dalia sambil menatap Doni yang hanya balas tersenyum.

"Bayangin aja deh kalian baru pacaran setahun tapi udah LDRan aja, nggak kepincut orang lain juga syukur," ucap Doni.

"Itu sih karena lo aja yang bucin sama posesif," ledek Keanu.

"Lo sih Yu?" Erwin bertanya pada Ayudia.

"Gue sekampus sama pasangan bucin ini," jawab Ayudia dengan wajah lesu yang dibuat-buat.

"Oh damn! Apa nggak bosen lo ketemunya itu-itu aja?" Erwin menanggapi.

"Kan beda fakultas, Win. Tapi apa lo ga bakal kangen sama gue ya?" timbrung Dalia.

"Ngapain? Lo kan galak."

Erwin secepat kilat bersembunyi dibalik punggung Keanu ketika Dalia sudah melotot dengan tangan yang siap melempar sesuatu. Semua orang tertawa melihat tingkah Erwin.

Panah Rasa (BangRosé) | ENDWhere stories live. Discover now