02 : Jeno Lee

6K 595 18
                                    

[02 : jeno lee]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[02 : jeno lee]

Setibanya di kamar hotel Haechan menghempaskan badannya ke Kasur, segera membuka kontak telfon bertuliskan Nonoyaa lalu mengetikkan beberapa pesan teks ke nomor tersebut.

Setelah mendapat jawabannya, dia meletakan handphonenya ke atas nakas tempat tidur, memijat kepala yang sedikit pening

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah mendapat jawabannya, dia meletakan handphonenya ke atas nakas tempat tidur, memijat kepala yang sedikit pening.

Dia terus mengalami hari yang berat belum lama ini, berita diluaran sana sudah tak bisa di tutupi lagi. Dia muak, muak dengan kehidupan nya sendiri.

Berita itu seakan ingin menghabisinya terus menerus. Mencari celah, terus mencari celah untuk setiap kesalahan kecil yang pernah dia buat, dan terus mencari-cari cara agar itu terhubung dengan peristiwa yang sedang di timpanya saat ini.

Beberapa waktu lalu, Haechan masih lah Haechan yang ceria dan mendapat perhatian dari semua Hyung dan teman-temannya, namun tidak dengan sekarang. Mereka satu persatu acuh, mereka berbalik meninggalkannya dalam kesendirian.

「NOTSADーHAECHAN」

Gelap, semuanya gelap. Apa yang aku lakukan di sini, kenapa aku duduk di sini? para hyung membelakangi ku, kenapa seperti ini?

"Hyuung!"

Mereka menjauh? kenapa badan ku sulit di gerak kan?! Apa aku lumpuh?

"Hyung tunggu! Tolong aku... Hyung!!"

Ada apa dengan semua ini? apa yang sedang terjadi? Siapa yang mematikan lampunya? Lalu, kemana pergi nya mereka semua?!

"Dasar maknae tak tau diri! Apa kau tak punya malu?! Cepat turun sialan!!"

Hah? A-apa ini?

" Cih, sampah! Kau hanya mencari kepopuleran dari memanfaatkan orang lain kan?! kau mengacaukan segalanya!! "

Dia membicarakan ku?

"pembawa sial! Dia hanya membuat semuanya kesulitan..."

Aku tidak seperti itu kan? Y-ya aku tidak

"lihatlah, kenapa orang seperti dia ada di sana. Hahaha memalukan sekali. aku muak meliat wajahnya ada di mana-mana"

Kau tidak harus melihat ku! Tidak usah melakukannya jika kau tidak menyukai itu!

"dasar penjahat! Cepat turun sialan!! Berani-baraninya kau melukai Jungwoo ku, kaparat silan!!"

Berapa kali harus ku bilang aku tidak melakukan nya!

"masih berani kau berdiri di atas sana. Kau gila?! Cepat turun!!"

kenapa seperti ini? Seseorang, tolong aku... Aku tidak sanggup.

"Haechan bangun... Haechan!"

Haechan, dia membuka mata dengan air mata yang sudah menghiasi kedua pipinya, 'ternyata mimpi, tapi yang barusan itu terasa begitu nyata.' Iya, terasa sangat nyata. Dia menyentuh pipinya, lagi-lagi menangis lagi.

"Jeno, kau datang"

Jeno sedikit kaget melihat wajah sembab Haechan yang penuh dengan air mata dan peluh di pelipisnya. Dia menghembuskan nafas kasar. Lalu duduk di sebelah Haechan, menatapnya prihatin.

'Ini terjadi lagi. Apa kau tak lelah, Haechan-ah?'

Kadang dia jengah melihat Haechan yang terus terusan terpuruk seperti ini. Ini bukan Haechannya, bukan seperti Haechan yang dia kenal. Bukan.

"Basuh wajah mu dulu."

Tapi bagaimanapun juga, itu tetap dia.

Haechan hanya mengangguk singkat lalu pergi membasuh wajahnya, tapi dengan itu tak ada yang berubah sedikitpun.

"apa Mark Hyung tak membela mu disana?"

"Apa yang kau harap kan? Dia berubah, dia bukan Mark Hyung yang dulu, dia berubah Jeno. Bukan hanya Mark Hyung, tapi Mereka semua berubah. Mereka semua membenciku, mereka semua membenci ku Jeno... tolong aku... Aku tidak tau lagi harus berbuat apa, aku tidak tau harus bagaimana lagi. Aku lelah, Jeno..."

Jeno menatap miris, ini sudah yang ke berapa kali? Anak itu menutup mukanya dengan bantal, upaya meredam suara tangisnya. Suara isakannya terdengar seperti musik yang mengoyak hati pendengarnya.

Haechan sudah lama jauh dari rumah dan tinggal di dorm bersama para Hyung yang lain, setelah insiden 3 tahun lalu. Dia di rawat, persis seperti keluarga. Haechan mendapatkan kasih sayang dari semuanya, dan dia terbiasa dengan itu. Mendapati semuanya berbeda, dia pasti sangat terkejut. Tetapi, Ini lah takdirnya, takdirnya sendiri.

"kenapa tidak kamu beritahu yang sebenarnya? Kenapa harus di kamu sembunyikan, kamu gak salah! Kenapa harus seperti ini? Kamu gak seharusnya menerima semua ini Haechan-ah..."

'Aku tidak ingin menjadi pembunuh Jeno-yaa, aku begitu menyayangi kalian semua. Aku tidak bisa.'

Haechan menangis sesenggukan sambil menggelengkan kepalanya. Benar, dia tidak bersalah. Dia masih beruntung memiliki Jeno yang percaya padanya. Mereka tak pernah dan tak ingin mendengar penjelasannya sebelumnya, karna disini bukan dia yang terluka.

Dia korban, tapi semua hanya acuh padanya. Semuanya bisu, semuanya tuli, semuanya tak benar-benar menyayanginya.

"Jeno, tolong terus dukung aku. Jangan pergi, kumohon tetap berada disini, jangan berpaling dariku, aku mohon..."

"tanpa kau minta, aku selalu berada di sini, di sini bersamamu. tenang saja, aku selalu bersama mu Haechan-ah, kau hanya perlu ingat itu"

"Jeno terima kasih, terima kasih sudah jadi yang terbaik sampai saat ini."

「NOTSADーHAECHAN」R|040522

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

「NOTSADーHAECHAN」
R|040522

NOTSAD ¦ HAECHANWhere stories live. Discover now