42 : Kenapa Menderita?

1.6K 163 44
                                    

[42 : Kenapa Menderita?]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[42 : Kenapa Menderita?]

Jeno sudah terbangun di pagi buta untuk mengecek kembali keadaan haechan. Takut-takut anak itu malah kabur seperti yang sudah-sudah.

Saat membuka pintu Jeno dapat melihat dengan jelas haechan masih tertidur seperti posisinya tidur semalam, tidak bergerak sedikitpun

Saat Jeno semakin dekat dengan tempat tidur dia bisa melihat dengan jelas kalau haechan sebenarnya sudah terbangun, hanya termenung dalam posisinya.

"Kau sudah bangun dari tadi? Ini masih sangat pagi, sebaiknya kau tidur lagi!"

Ucap Jeno sedikit membentak, sementara haechan masih terdiam di posisinya. Matanya yang sayu dan bibirnya yang pucat, membuat Jeno semakin khawatir dengan keadaannya.

"Apa yang kau rasakan sekarang? Pusing? Panas? Atau ada badanmu yang sakit?"

Ucap Jeno sembari meletakkan tangannya ke dahi Haechan, guna merasakan suhu tubuhnya. Untungnya Haechan tidak demam.

"Aku tidak sanggup menggerakkan tubuhku, rasanya sangat lemah. Kaki dan tanganku sangat lemah, Jeno"

Ucap haechan lirih, Jeno langsung menyingkapkan selimu diatas badan haechan, membantu sahabatnya itu duduk bersandar di sandaran tempat tidurnya

"Kau benar-benar tidak dapat mengangkat tangan atau kaki mu? Bagaimana jika aku sentuh, apa kau masih merasakannya?"

"Rasanya tangan dan kaki-ku kesemutan, lemas, dan dingin sekali"

Dengan gelabakan Jeno segera memakaikan selimutnya seperti semula. Matanya yang tadi sayu sekarang sudah terbuka sempurna. Setelah meneliti keadaan haechan, dia dengan segera mengabari chenle sebagai pertolongan pertamanya.

「NOTSADーHAECHAN」

"Ini biasa disebut sindrom guillain barré, dimana sistem kekebalan tubuh merusak selaput saraf yang melindungi sistem saraf tepi. Sistem saraf tepi ini berfungsi sebagai penghantar sesuai dari tubuh ke otak dan perintah gerak dari otak ke otot. Karna hal itulah pasien tidak dapat menggerakkan beberapa bagian tubuhnya. Hal ini akan kami tangani lebih lanjut."

Jeno keluar dari ruangan dokter itu dalam keadaan linglung. Dalam benaknya bertanya-tanya apakah Tuhan sangat membencinya sampai-sampai diberikan begitu banyak cobaan bertubi-tubi seperti ini.

Dari luar kamar bisa dia lihat dengan jelas Haechan yang tertidur kaku di tempatnya. Setelahnya dia lihat lagi kertas diagnosis yang sudah di berikan, dia sandarkan tubuhnya ke dinding rumah sakit itu. Lorong sepi ini menjadi saksi tangis tulus Jeno.

"Tuhan... Kenapa kau tega memberikan cobaan seperti ini kepadanya. Dia sudah tidak memiliki apa-apa lagi dihidupnya, setidaknya berikan dia kebahagiaan. Berikan dia kebahagiaan, aku mohon. Aku akan berdoa setiap saat untuk kebahagiaannya, tolong berikan dia kebahagiaan, Tuhan..."

Lirih tangis dan alunan tipis permintaannya membuatnya tampak begitu lemah. Isak tangis yang tak dapat dia tahan membuatnya tersengal-sengal untuk bernafas. Dari luar kaca pintu kamar Haechan dia kembali melihat sahabatnya kembali

Berikan dia kebahagiaan, Tuhan

Dengan kasar Jeno menghapus air matanya, berusaha menetralkan nafasnya dengan menghembuskan nafasnya kasar bebrapa kali. Dengan langkah pasti dia memasuki ruangan Haechan, membawa kakinya masuk dan duduk tepat di samping tempat Haechan berbaring.

"Jen, Tuhan tidak membenciku, dia sangat mencintaiku. Kau tidak perlu memohon seperti tadi, aku... Aku sudah bahagia seperti ini."

Sudah pernah dia bilang bahwa Haechan bukanlah seorang pembohong yang handal, berusaha tersenyum saat matanya pun tak bisa berbohong adalah kegagalan untuknya.

"Aku bahagia, kau disini bersamaku, ada Chenle juga, Jisung, Jaemin, Renjun dan semuanya, aku yakin, aku yakin mereka pasti memiliki alasan untuk semua yang mereka lakukan, aku tau mereka juga menyayangiku sama seperti aku yang menyayangi mereka. Kau harus percaya padaku, Jeno ya... Tersenyumlah seperti Samoyed kami"

Bukannya membalas candaan Haechan seperti biasa Jeno malah mencebikkan bibirnya, air matanya turun berlomba-lomba meluncur ke pipinya yang mulus. Tangisnya membuat Haechan tak bisa menahan dirinya.

"Lee Jeno, hentikan tangisanmu sekarang! Kalau kau hanya ingin menangisi hidupku, sebaiknya kau pergi saja, jangan pernah menatapku dengan tatapan lemahmu itu. Aku tidak suka melihatmu seperti ini!"

Kata-kata yang keluar dari mulut Haechan terdengar seperti bentakan, tapi cara bicaranya yang bergetar mengatakan sebaliknya. Jeno yang benar-benar tak bisa mengontrol dirinya, melangkahkan kaki nya keluar ruangan.

NOTSADーHAECHAN」

"Jika penanganannya berhasil pasien akan kembali beraktivitas seperti biasa, walau tidak bisa mengalami kelelahan fisik berlebihan. Namun kalau penanganannya gagal, ini bisa mengakibatkan kelumpuhan total, atau yang lebih parah lagi kematian."

「NOTSADーHAECHAN

Dari atas jembatan yang menampilkan tenangnya air laut, Jeno kembali meratap.

"MATI KAU KIM JUNGWOO!!! MATI SAJA KAU KE NERAKA SANA SIALAN!!!"

Teriakannya dan isakan tangisnya masih terdengar, rasanya tubuhnya pun sudah lelah dengan semua yang dia terima.

Tubuhnya meluruh terduduk di bawah, dia sandarkan kepalanya ke palang-palang jembatan, nafasnya dia hembuskan kasar berusaha melepaskan seluruh beban berat yang ada di dadanya.

"Kenapa kau membuat hidup sahabatku jadi begini, kenapa? Masih bisa kah kau disebut kakak olehnya hah?! Sialaan!! Kau membuatnya kehilangan segalanya, kau membuatnya kehilangan cintanya! Sialaan!!!"

Terikan dan tangisannya menyatu dengan debur ombak sore itu. Tatapannya kosong menatap kedepan. Setelah melepaskan semua emosinya hanya rasa lelah yang dia dapat dari isak tangisnya.

"Dia sudah melewati hidup yang sulit selama ini, seluruh keluarganya yang telah meninggalkan nya sendirian, saat dia telah mendapatkan kembali keluarganya yang baru, kau datang menghancurkannya. Kau datang mengancurkan semuanya, kau menghancurkan kepercayaannya, kebahagiaannya, dan hidupnya yang harusnya bahagia. Kau merenggut segalanya, kim jungwoo!!"

「NOTSADーHAECHAN」

"Hyung, percayalah kau akan sembuh. Akan kukeluarkan kau dari sini. Gembiralah."

"Aku ingin mati saja."

「NOTSADーHAECHAN」170923

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

「NOTSADーHAECHAN」
170923

NOTSAD ¦ HAECHANWhere stories live. Discover now