31 : Alasan

2.3K 361 58
                                    

[ 31 : Alasan ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ 31 : Alasan ]

Jeno menarik haechan pergi. Pergi ketempat dimana dulu itu menjadi tempat favorit nya. Dulu dia bilang, disana sangat tenang dan dia sangat menyukai pemandangan dari balkon kamar nomor 209 itu

Tapi saat dia membawa nya kembali ke sana, bukan wajah tenang menikmati tenggelamnya fajar, tapi wajah marah yang menumpahkan seluruh kebencian pada nya

Dia jelas tidak menyukai ini, saat ini yang dia fikirkan sejak tadi adalah, kenapa? Kenapa haechan nya menjadi apa yang renjun katakan.

Sekarang haechan berubah menjadi sangat kekanak kanakan. Bukan hanya prilaku manja nya yang tambah menjadi, melainkan Dia sekarang terlalu mudah di bodohi. Persis bocah lima tahun

Entah apa yang terjadi dengan diri sahabat nya ini. Dan pada saat seperti ini, entah dia harus bersyukur atau malah khawatir dengan tingkahnya yang semakin aneh ini

"kenapa kau membawa ku ke sini, jawab aku!! Kenapa kau tau tempat ini?!"

"tenangkan diri mu dulu, aku tak akan menjelaskan kalau kau terus menangis seperti ini. Kalau kau sudah tenang akan ku jelaskan semua nya"

「NOTSADーHAECHAN」

"kata kan lah"

Ucapnya masih sambil sesenggukan, kalian tau mimpinya(?) waktu itu? Dia kembali mengingatnya. Hal sepele mungkin, tapi kesepian yang dia rasa sebelum nya itu benar benar seperti membunuh setengah hidupnya. Drama memang, tapi itu sangat menyakitinya luar dan dalam

Lelah bahkan hanya untuk mengingat kejadian itu satu persatu. Saat dia mengingatnya, kejadian itu tergambar jelas di kepala nya. Seakan mempertontonkan kebodohan diri sendiri. Sakit, sangat menyakitkan untuk dia mengingat nya kembali

"sebenarnya aku tidak di perbolehkan untuk memberi tahu hal ini pada mu, tapi kau terus memaksa. Dan menangis seperti ini ..."

"tolong langsung kata kan saja intinya!"

Ucapnya menyetak. Dia tak ada waktu untuk terus menunggu nya mengatakan seluruh hal basa basi yang dia rangkai, karna seluruh kemungkinan buruk yang bercabang di kepalanya terus mengerayangi dan membuat pikiran positif sebelumnya hilang entah kemana. Sesak rasanya

"I..ni semua terjadi karna sebentar lagi kau berulang tahun. Yaa... karna kau tak lama lagi berulang tahun kami mau membuat kekacauan kecil, sepertii... Prank kecil kecilnya. tapi kau malah seperti ini, jadi semunya gagal."

Hening. Haechan sekarang hanya bisa terpelongo mendengar semua rangkaian kata yang keluar dari mulut sahabat karib nya itu. Canggung, sampai Jeno melanjutkan ucapan nya

"Kau terus memaksaku dan menangis seperti ini, kau membuat aku takut. Kau tau, kau menangis seperti ingin mengakhiri hidupmu saja! Itu benar benar menakutkan..."

Dia mematung, 'apa apaan semua ini? Omong kosong apa yang barusan terjadi?' Dia menatap geram kearah jeno, lolucon mereka sudah sangat kelewatan

"hah? Jadi ini semua tipuan? Lolucon apa lagi ini lee jeno?! Ini tidak lucu sama sekali!!"

"ini akan lucu dan menyenangkan kalau kau tidak seperti tadi..."

Dia berbohong lagi. Dia tak tau tuhan akan memaafkan nya atau tidak, tapi renjun tadi sudah sangat kelewatan. Tak ada waktu untuk mendiskusikan hal apa yang harus ia lakukan selanjutnya dengan member yang lain, hanya cara itu yang dia pikirkan sekarang

Dia juga tak berharap haechan akan percaya dengan nya 100% alasan nya memang ampas, hanya bocah lima tahun yang akan percaya dengan alasan tak masuk akal nya ini

Dan benar. Harchan lah anak lima tahun itu. Rasanya ada yang ganjal dengan semua ini, tapi lagi lagi dia memilih bungkam

"Aaggrh rasanya aku ingin membunuh mu sialaaan!! Aku kesal sekalii Bodoh! aku menangis di depan jisung tadii... Haa dia pasti akan mengejek ku..."

Dibalik rengekan nya yang panjangnya haechan merasa sedikit lega, setidaknya dia dapat mengusir pikiran buruk yang sedari tadi dari ada di kepalanya. Skenario mengerikan yang tadi ada di kepalanya hanya kemungkinan bodoh yang sempat ia pikirkan

"salah sendiri, sudah ku bilang jangan menagis, wajah mu sangat jelek, lihatlah"

Menjahili haechan adalah hal yang menyenangkan untuk nya. Karna biasanya hanya haechan yang sering menjahili nya. Sebenarnya, dia jahil Bukan karna ingin mengusiknya, tapi dia menyukai respon yang haechan berikan setelahnya

"rasakan ini dasar nojaem!! Rasakan ini dan ini!!! Dasar manusia sipit menjengkelkan!!"

Haechan terus memukul jeno dengan seluruh bantal yang ada di sana, sedangkan jeno tak menghindari nya satu pun, dia tertawa puas di tempatnya. Yang mana itu tambah membuat haechan geram melihatnya

"saranghaeee hahahahah"

'Teruslah marah dan tertawa seperti ini, atau aku akan layu dan mati karna kau redup dari atas sana'

"mati saja kau sipittt!!! Rasakan inii!!!"

"mati saja kau sipittt!!! Rasakan inii!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

「NOTSADーHAECHAN」
R|160123

NOTSAD ¦ HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang