The Mafia 14 - The Day With Aaron 2 (Hari Bersama Aaron)

Start from the beginning
                                    

"Berhenti merengek. Cepatlah"

Alice menatapnya bengis,
"Berengsek!"

Alice tak memperdulikan tatapan aneh dari orang-orang yang melewatinya. Biar saja, Alice sangat kesal melihat sosok lelaki yang berdiri tak jauh darinya. Ia semakin kesal lagi melihat banyaknya wanita yang menatap lapar pada Aaron.

Aaron tergelak mendengar teriakan umpatan Alice yang cukup keras. Memutuskan untuk menghampiri gadis itu karena kasihan. Mengambil beberapa belanjaan Alice lalu menyorotnya humor saat senyum gadis itu merekah.

"Secara tidak langsung kau telah mengakui bahwa dirimu lemah" Aaron tersenyum miring.

Senyum Alice memudar, berganti mencibir.
"Kau benar-benar lelaki yang tidak peka. Kau lihat itu?" Alice mengedarkan pandangannya, melihat beberapa pasangan yang sedang berbelanja bersama. Diikuti oleh Aaron yang tidak mengerti.

"Lihat? Mengapa kau tidak seperti para lelaki itu? Membawakan belanjaan pasangannya. Bukankah terlihat bagus?" Gerutu Alice. Tidak habis fikir, bisa-bisanya ia di perlakukan seperti ini. Padahal, dulu, ia akan di perlakukan layaknya putri.

Alice menatap Aaron yang sedang tersenyum miring dan memasukkan tangannya di kantong celana. Menatap Alice dengan sorot humor.

Alice kemudian menyadarinya. Ia menggeleng kuat, berusaha menjelaskan tapi telah di dahului oleh Aaron.

"Maksudmu ... kau ingin aku menjadi kekasihmu sekarang?"

Aaron terkekeh melihat wajah Alice yang memerah lagi. Gadis yang masih belum lama ini terus bersamanya. Membuat hari-hari Aaron cukup terhibur dengan kehadirannya. Hanya saja ... ia masih belum tahu, akan ia apakan gadis ini? Benarkah .. ia tega mempermainkannya?

"Tidak! Siapa juga yang mau menjadi kekasih lelaki jahat dan tidak berperasaan sepertimu!" Alice menjawab ketus. Memalingkan wajahnya yang memerah. Memalukam sekali.

Aaron tertawa lagi menanggapinya. Bersama Alice, Aaron seakan tak punya beban. Aaron bebas tertawa. Aaron  ... menjadi dirinya sendiri? Tapi, bukankah diri Aaron yang sebenarnya adalah dia yang kejam dan menganggap kejahatan lah yang berkuasa?

"Kau tunggu aku disini. Aku akan mengganti pakaianku" Alice menyerahkan beberapa tas belanjaannya lagi pada Aaron. Membuat lelaki itu kewalahan.

"Kau berani memerintahku?!" Desis Aaron mendelik tajam.

Alice mengangkat bahunya seolah tidak peduli jika Aaron marah padanya.
"Terserah. Kau meninggalkan ku pun tidak masalah. Aku jadi punya kesempatan untuk kabur. Woah, sebenarnya itu bagus juga. Mengapa tidak kau tinggalkan aku saja disini? Ayo tinggalkan aku! Ayo!"

Tatapan gadis itu berbinar-binar. Menatap Aaron yang justru mendengus kesal. Gadis itu, berhasil memerintahnya sekarang. Ia memutuskan untuk duduk. Menunggu.

"Cepatlah... Gadis bodoh"

Alice tersenyum menang kemudian melotot ke arah Aaron kesal. Meraih salah satu pakaian yang telah ia pilih. Kemudian bergegas memasuki ruang ganti.

Setelah beberapa saat menunggu, Aaron mulai bosan. Menggeser-geser layar ponselnya agar tidak mati gaya.

"Mengapa gadis bodoh itu lama sekali sih?! Sialan, bisa-bisanya ia menyuruhku seperti ini" gerutunya menatap kesal ke arah ponselnya.

"Aku bisa mendengarnya"

Aaron terperanjat kaget, melihat kedatangan Alice yang sungguh tiba-tiba. Memutuskan duduk untuk di samping Aaron yang menatapnya kesal. Ia telah mamakai kaos putih sekarang. Nyaman.

LEADER OF THE MAFIA ; AARON CEDRIC [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now