50 - Kapal Pesiar

221K 20.7K 2.8K
                                    

Halo para sobat bucin....

Udah bucin belum hari ini??🤭

Kalo belum, yuk mampir di kebucinan AresNara😉

Jangan lupa vote dan komen ya🤗

Selamat membaca,:)

*****

Gian Alvares Mahastama

"Makasih udah jemput, udah tepatin janji."

"Santai aja kali, Mas."

Waktu memang berjalan begitu cepat ya kalo kita menikmati hari-harinya. Kepulanganku ke Indonesia hari ini menjadi tanda bahwa aku telah berhasil menyelesaikan pelatihan serta kami juga berhasil menjalani hubungan jarak jauh.

"By the way, kenapa cuman aku yang jemput kamu ya, Mas?"

"Aku mau berduaan sama kamu."

"Jangan bohong deh."

"Serius. Aku emang minta sama Mama biar gak dijemput. Soalnya udah ada orang khusus yang akan menjemputku."

"Siapa?"

"Kamu dong Sayang. Memangnya siapa lagi?" Aku mengacak rambutnya sebelum kami berjalan keluar dari bandara.

"Siapa tau supir."

"Enggak dong. Orang khusus sama aku mah cuman kamu doang."

Kami berjalan dengan saling bergandengan tangan. Sementara aku mendorong trolley koper yang berisi satu koper besar juga ranselku.

"Udah makan?" tanyaku.

"Udah tadi di rumah," jawabnya dengan tersenyum.

"Aku gak ditanya balik, Ra?"

"Enggak. Aku kan tau kalo kamu pasti udah makan di pesawat."

"Iya sih, tapi aku pengen ditanya sama kamu."

"Ada-ada aja kamu Mas," sahutnya seraya memutar bola matanya.

"Sayang nyetir sendiri kesini?"

"Eh gimana. Nyetir? iya, sendiri, nyetir sendiri." Sudut bibirku tertarik ke atas mendengar jawabannya. Melting nih pacar gue.

"Lain kali jangan ya. Aku takut kamu kenapa-napa."

"Iya."

"Bagus."

Kami berjalan terus menuju parkiran dan sampai di depan mobil Jazz merahnya. Aku hendak menawarkan diri untuk menyetir tapi ia menolak.

"Aku aja yang nyetir. Gak terima komen."

"Tapi-"

"No comment, Mas. Masuk aja." Daripada berantem, ya udah ngalah aja. Aku membuka pintu depan, lalu duduk sembari memasangkan sabuk pengaman.

"Makasih Sayang udah mau repot-repot hari ini," ucapku tulus.

"Iya, gak ngerepotin kok."

"Berapa hari disini?" tanyaku.

"Kamu maunya berapa hari?" tanyanya balik membuatku mengerutkan dahi.

"Kamu gak kerja?"

"Anak bos ini Mas."

"Heh, jangan malas."

"Aku gak malas ya. Buktinya saking rajinnya kerja, ponselku sampe gak nampak ada dimana," jelasnya dengan mata menatap ke depan.

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang