22 - Suka

275K 27.1K 3K
                                    

Malam Minggu nih yeee....
Apa kabar kalian semuanyaaa
Hope you okay and good

Cus VOTE dulu lahh yaa

Btw, aku mau tahu dong kalian dari kota mana aja, 😊😊😊 (Komen sini ya)

Oke deh, aku tunggu ya semuanya.

Selamat membaca kisah bapak Gian Alvares dan Sarah Annara.
🥰🥰🥰

*****

Rasanya hangat sekali juga nyaman. Sejak kapan aku punya guling seenak ini untuk dipeluk. Tunggu? Kok keras? Merasa ada yang aneh, aku buru-buru membuka kedua mataku dan...

Deg.

Tubuhku menegang. Kenapa bisa? Apa yang terjadi? Aku meraba pakaianku dan...aman. Tapi, kenapa bisa aku tidur dengan Pak Gian, di pelukannya pula.

Aku mencoba mengigatnya.

Blusshh.

Astaga. Malu sekali rasanya. Kenapa juga aku harus minta ditemenin tidur, pegangan tangan segala lagi.

Poor you Sarah Annara.

Bayangan kejadian kemarin juga terlintas di pikiranku. Para bajingan yang masuk ke rumah Om Haris dan aku berakhir di apartemen Pak Gian hingga aku meminta tidur di kamarnya, karena aku takut sendirian. Mau ditaruh mana mukaku? Ampuni aku Tuhan...malu banget.....

Aku sedikit mendongak agar bisa melihat wajah Pak Gian yang lagi tidur.

Ya ampun, ganteng banget sih...

Hidungnya mancung, alisnya tebal, deru nafasnya juga teratur, dan tangannya yang ada di pinggangku, memelukku. Ah,,,,seperti ada kupu-kupu yang beterbangan di dalam perutku. Geli bercampur senang. Aku menatap Pak Gian cukup lama, hingga ia tiba-tiba menggeliat yang membuatku seketika menutup mataku, aku takut ketahuan.

Aku tidak tahu apakah Pak Gian sudah bangun atau tidak, tapi yang pasti aku bisa merasakan pelukannya yang hangat dan tangannya yang kian erat memeluk pinggangku.

Aroma tubuhnya sungguh memabukkan di penciumanku. Aku yakin yang bakal jadi istri Pak Gian pasti akan betah berada di pelukan Pak Gian.

Cukup lama aku terkurung di pelukannya hingga bibirnya mampir di keningku. Dia menciumku? Ya Tuhan, tolong selamatkan jantungku. Hingga kemudian aku merasa pergerakan di kasur, dan aku merasakan kekosongan di sampingku, apa Pak Gian sudah bangun?

Aku mengintip sedikit lewat ekor mataku, kulihat Pak Gian sudah berjalan menuju pintu kamarnya. Dan ketika ia sudah keluar, aku menghela napas.

"Huhh...Sarah Annara, kamu tenang, tarik napas, buang, tarik, buang," ujarku pada diri sendiri.

Dear jantung, tolong ya kerja samanya...

Tapi malu banget.

Bagaimana bisa aku berada di pelukan Pak Gian, padahal jelas-jelas kemarin malam aku membuat guling sebagai pembatas. Nggak mungkin banget deh, aku minta dipeluk atau nyosor ke badan Pak Gian.

Eh, bisa jadi sih kalau mengingat gimana brutalnya aku kalau tidur.

Arghh.

Bodo amatlah. Semoga Pak Gian nggak illfeel juga ngelihat aku setelah ini. Eh, kok aku berharap gitu sih.

Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang? Bangun dan menemui Pak Gian. Atau melanjutkan mimpi di atas kasur ini.

Cklek.

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang