18. Sejenak Melupakan

Start from the beginning
                                    

"Udah jangan nangis lagi," Cica menghapus airmata Liora dengan jarinya "Liora yang kita kenal itu orangnya ceria dan berisik. Bukannya yang sedih kaya gini. Ini mah bukan Liora yang asli," Ujarnya. Liora akhirnya tersenyum tipis.

"Nah, gitu dong!" Teriak Erlin antusias saat melihat senyum Liora.

"Tapi untuk Sekarang, aku mau ngehindarin Gevan dulu. Aku belum siap kalau harus ketemu dia," Ujar Liora.

"Iya. Kita jagain, biar Gevandra nggak ngedeketin lo. Nanti lo gue umpetin di ketek gue deh," Ujar Cica semangat.

"Ogah!" Tolak Liora cepat "Kamu nggak mandi kan?"

Cica menggaruk kepalanya sembari menyengir. Tau saja Liora ini. Kemudian mereka bertiga tertawa. Setidaknya, dengan kedua temannya ini, Liora bisa sejenak melupakan Gevandra.

"Gimana kalau pulang sekolah nanti, kita jalan-jalan. Ke mall, shopping apa nonton gitu. Yuk!" Ajak Erlin. Liora dan Cica refleks mengangguk.

Liora beruntung punya sahabat seperti mereka berdua. Walaupun ia tidak selalu ada saat mereka butuh, tapi mereka sealu ada saat ia membutuhkannya.

🍁

Ketiga gadis remaja itu turun dari mobil dengan semangat. Berjalan dari parkiran menuju pusat perbelanjaan.

Sepulang sekolah, Liora, Cica dan Erin langsung pergi ke mall dengan menggunakan mobil Erlin. Tanpa pulang kerumah dulu. Bahkan sekarang mereka masih memakai seragam sekolah.

Keberuntungan menimpa mereka hari ini. Karena tadi Gevandra tidak kembali ke kelas. Dan Liora tidak bertemu Gevandra lagi. Sekolah pun pulang lebih awal.

"Kita makan dulu yuk," Ajak Cica. Sedari tadi gadis itu sudah mengeluh lapar. Dan Kini mereka bertiga makan disebuah restoran ramen.

Beberapa saat setelah mereka memesan makanan, pesanan mereka pun datang. Tanpa menunggu lama, mereka langsung menyantap makanan mereka dengan lahap. Memang jika pergi ke mall ini, hal yang tidak boleh ketinggalan adalah makan ramen disini.

Setelah selesai makan, merekapun melanjutkan jalan-jalannya. "Nonton aja yuk," Aja Liora.

Dengan semangat mereka berjalan menuju bioskop. Setelah membeli tiket dan popcorn, mereka masuk kedalam bioskop.

Film yang mereka pilih bergenre horor. Padahal mereka bertiga itu penakut tapi jika menonton film, selalu saja film horor.

Film sudah dimulai. Bioskop juga lumayan penuh. Semuanya berteriak saat melihat adegan menyeramkan di film tersebut.

Satu jam setengah berlalu, film pun selesai. Lalu mereka ke luar dari bioskop dan lanjut jalan-jalan lagi.

Mengelilingi mall. Setelah sekian lama mereka tidak ada waktu untuk bersama, dan sekarang mereka puas-puaskan. Membuat quality time untuk mereka bertiga.

Setidaknya, Cica dan Erlin ingin menghibur Liora. Melupakan sejenak masalahnya dengan Gevandra. Sekarang saja Liora jauh lebih baik daripada tadi pagi. Senyum ceria gadis itu sudah kembali lagi. Membuat Cica dan Erlin menghela nafas lega.

"Ih, ini lucu banget," Erlin memegang sebuah gelang. Saat ini mereka sedang berada di toko aksesoris.

"Iya," Sahut Liora "Kita couplean yuk?"

Cica dan Erlin setuju. Lalu mereka membeli tiga buah gelang yang sama. Setelah membayar, mereka langsung memakainya.

"Cocok banget," Cica mengangkat tangannya didepan perut. Melihat gelang yang sudah melingkar indah di tangannya.

"Aku jadi ngerasa cantik," Ujar Liora. Lalu ketiganya kembali tertawa.

Tak terasa hari sudah mulai petang. Akhirnya mereka sekarang memutuskan untuk pulang.

"Duh, capek banget," Ujar Cica sembari membanting bokongnya di kursi mobil Erlin.

"Tapi kita happy banget!" Teriak Erlin sembari mengangkat kedua tangannya.

"Makasih ya," Ujar Liora. Dia duduk disamping Cica. Membuat Erlin didepan sendirian "Kalian berdua emang sahabat terbaik. Makasih ya, karena kalian aku bisa happy lagi. Aku beruntung deh punya kalian."

"Aa.. Sweet," Erlin langsung mengahadap kebelakang. Lalu mereka bertiga berpelukan.

"Gue nyesel nggak bawa supir. Kalau udah capek gini jadi males nyetir," Ujar Erlin setelah pelukan mereka terlepas.

"Aku aja yang nyetir," Ujar Liora. Matanya berbinar.

"Nggak!" Tolak Cica dan Erlin bersamaan. Liora saja belum bisa membawa mobil. Mereka tidak ingin mati konyol.

Liora mengerucutkan bibirnya "Yaudah, aku tidur aja."

"Gue yang gantiin nyetir. Sini, lo dibelakang. Temenin ini dede gemesnya," Ujar Cica. Lalu ia dan Erlin bertukar tempat duduk.

Erlin dan Cica tersenyum saat melihat Liora yang sudah terlelap.

🍁

Possessive Psychopath (TERBIT)Where stories live. Discover now