[✔] BAB 33

4.3K 583 6
                                    

Reya dan Aeron kembali ke Akademi Cyan. Namun situasi yang mereka lihat sudah hancur berantakan! Mata merah keduanya menajam.

"Bagus ... sangat bagus Raja Iblis, kau dapat dengan cepat membangun amarahku!" teriak Reya dengan kesal. Di tengah-tengah itu, sebuah benda yang terletak di atas bangunan reruntuhan menarik perhatiannya, itu adalah batu pesan!

Reya segera menghancurkannya dengan marah, dan tak lama wajah yang dibencinya muncul dalam bentuk hologram.

"Ohohoho! Kau puas dengan hadiahku, Sayang?"

Mata Aeron menajam, berani sekali pria itu memanggil gadisnya seperti itu! Dia masih hidup!

"Hadiah yang begitu mengejutkan, bukan? Aku tahu sifatmu, Sayang, kau tak kan melepaskan Aeron! Ini lah hal yang harus kau tanggung! Apakah kau tidak heran, Sayang, mengapa aku hanya memutuskan mengirim semut-semut yang bisa kau dan bajingan itu kalahkan?"

"Itu karena pion terbesarku telah menyerang yang lain selagi kau masih fokus dengan elemen itu. Hahaha! Sayang, kau pasti tidak mengiranya, bukan? Aku menjadi lebih pintar saat ini, jadi, mengapa kau tidak menikahiku saja daripada bocah bajingan itu, hm?"

"Oh, ya ... aku juga ingin memberimu satu hadiah lagi, aku akan memberitahumu, saat ini. Kerajaan sekutumu, mungkin saat kau membaca ini sudah kumusnahkan?" Raja Iblis dalam hologram itu tertawa.

Pesan itu berakhir di sana. "Sial!" Reya melemparkan kekuatannya secara acak, dan ...

BOOM!

Ledakan terjadi, Aeron membuat pelindung agar Reya tak terkena puing-puing tersebut.

"Aeron, ayo cepat berteleportasi, aku akan menyesal selama mereka terkena dampaknya oleh hal yang tidak mereka ketahui." Aeron mengangguk.

Reya yang memdapat persetujuan akan melakukan teleportasi, tetapi Aeron langsung menghentikannya.

"Kenapa?" tanya Reya.

"Biar aku saja, meskipun kekuatanmu cukup, kau masih belum secara maksimal bisa mengendalikannya." Reya berpikir sebentar lalu mengangguk.

Dengan cepat Aeron sampai ke Kerajaan Selatan, tempat di mana Hoshino beserta keluarganya tinggal. Sangat disayangkan harapan kecil Reya pupus saat melihat bangunan pengikutnya itu telah hancur berantakan!

Dia berjalan dengan pelan, banyak darah serta mayat yang berdampingan dengan puing-puing itu. Tangan Reya terkepal erat. Mendadak pengedalian diri yang ia banggakan menghilang!

Dukh

Kepala Reya terhantam sesuatu. Itu sakit, tetapi dapat membuat Reya kembali normal. Seluruh indra penciuman Reya mencium aroma tubuh Aeron yang sedang memeluknya saat ini.

"Tenang, Reya."

Reya menutup matanya. "Aeron ... aku menyusahkan orang lagi."

Aeron mengelus rambut Reya. "Kau tidak menyusahkan."

Reya menghela napasnya kasar. "Aeron, ayo ke Kerajaan Utara." Aeron mengangguk. Mereka berteleportasi lagi.

Ketika mereka tiba, bangunan kerajaan itu hampir hancur! Namun, tidak sepenuhnya hancur! Mereka masih bertarung!

Reya dan Aeron memiliki pandangan masing-masing, dan akhirnya memutuskan untuk ikut bertarung.

Beberapa waktu telah berlalu, mereka berhasil dengan Aeron yang membunuh Jendral dan membuat semua iblis lari ketakutan, tetapi ... nyawa sebagian prajurit Kerajaan Utara telah hilang!

Di saat ini Reya dapat melihat kemarahan serta kebencian di wajah Leila dan rasa sendu dan marah di wajah Raja serta Ratu Utara.

"Kenapa?! Kenapa Klan Iblis menyerang kita?! Bukankah kita bagian Netral?!" Leila berteriak dengan rasa ketidakpuasan. Raja dan Ratu masing-masing memiliki perasaan tersendiri ketika mendengar lolongan putri mereka satu-satunya.

Another World: RozèWhere stories live. Discover now