[✔] BAB 28

4.4K 583 25
                                    

Keesokan harinya.


Kini di depan Reya juga ada istri Mire, atau dengan kata lain Ibu Hoshino, Leia juga Kakak Hoshino, sang Putra Mahkota, Delon.

"Terima kasih atas bantuannya." Reya berujar sopan.

"Tidak perlu sopan, Ratu! Ini kewajibanku untuk membantumu." Reya lagi-lagi tersenyum. Sungguh pengikut yang setia.

"Kami akan pamit." Reya mengangguk sebagai perpisahan.

Namun, Mire menghentikannya. Reya mengangkat alisnya.

"Ratu, bawalah ini bersamamu." Mire memberikan sebuah batu berjenis kristal.

"Ini untukmu. Fungsinya untuk melindungi dirimu. Saya masih terlalu lemah untuk ikut Anda dalam perjalanan saat ini. Tapi, senjata dari kerajaan saya pasti akan terus berada menjadi senjata utama Anda dan pasukan!"

Reya tersenyum. "Terima kasih banyak, Mire."

Mire tersenyum, dia mengangguk lalu menunduk. Melihat suami atau ayah mereka menunduk, Leia, Delon, dan Hoshino yang sedikit enggan pun menunduk.

"Bangkitlah, aku belum sepenuhnya kembali menjadi Ratu. Sekali lagi, terima kasih untuk segalanya, Mire." Reya dan Aeron berbalik pergi.

"Ayah, kau memberinya Kristal Pelindung Utama?"

"En." Mire mengangguk.

"Dari awal kristal itu bukanlah milik kita. Kita hanya penjaganya."

"Sebenarnya, Ayah ... walaupun mereka adalah Raja Langit dan Ratu Hutan Tengah. Itu tak cukup untuk membuatmu tunduk dan menjadi baik seperti itu 'kan?" tanya Delon dengan bingung.

Sang Ibu, Leia menepuk pundak sang anak. "Jika kau tahu perjuangannya pada peperangan dulu dama melindungi kita sebagai bawahannya, kau akan mengerti, Sayang."

"Lagipula, dia ... ah tidak. Mereka menjadi pemenang mutlak di sini." Kedua anak lelaki mereka bingung. Tetapi, kedua orang tua mereka tak ada niat untuk menjelaskan lebih jauh.

***

"Berencana akan ke mana?" tanya Aeron. Dia menatap Reya yang sedang masuk ke dalam masa pelacakan elemennya.

"Mari pergi ke Hutan Mekro. Salah satu elemenku berada di sana." Aeron mengangguk.

Mereka berdua melesat dengan cepat. Perjalanan mereka berjalan lancar hingga seorangg pemuda berparas imut berlari ke arah mereka. Reya dan Aeron mengerutkan kening mereka dan bersikap waspada.

"Tolong bantu aku sebentar!" Lelaki itu memohon imut pada Reya, karena ketika pertama kali melihat wajah Aeron dia ketakutan. Reya menatapnya lama, sebelum akhirnya tersenyum tipis dan mengangguk.

Beberapa saat kemudian, beberapa orang kerumunan menghapiri mereka. Awalnya ingin bertanya. Tetapi, ketika mereka melihat wajah polos Reya dan Aeron. Mereka hanyya mendgus kasar dan melewatinya dengan cepat

Melihat orang-orang itu sudah pergi. Aeron mendorong pemuda imut itu dengan kekuatannya, lalu bertanya dengan dingin. "Siapa Anda?!"

"Kakak-kakak ... tolong jangan marah." Lelaki manis itu berkta dengan gugup.

"Ka-karena kalian menyelamatkanku akan kuberi tahu satu rahasia ... ta-tapi tolong lindungi aku," pinta lelaki itu dengan gugup.

Aeron hendak membantahnya ketika dirinya dihentikan oleh gadisnya sendiri.

"Apa itu?"

Another World: RozèWhere stories live. Discover now