[✔] BAB 22

4.9K 611 10
                                    

"Ini finalnya. Bagaimana perasaan kalian?" tanya Kepala Academy Syen.

"Mungkin sedikit berdebar?" ucap Eya tak yakin. Dia bahkan belum bisa membedakan sebenarnya debaran yang ada di dadanya ini entah gugup atau bersemangat atu bahkan keduanya! Yang penting saat ini jantungnya berdebar!

Hanya saja bukannya merasa risih, Eya suka rasanya! Benar-benar menyukainya! Mungkin jika ada pertandingan seperti ini lagi di masa depan, sesusah apapun itu, Eya akan memenangkan satu slot posisi untuk menjadi peserta tanding agar dia bisa merasakan hal ini lagi.

Berbeda dengann rasa penuh semangat Eya, Rexanne dan Moro bahkan tak berkutik sedikitpun. Mereka malas, ini hanyalah pertandingan kecil di mata mereka, entah hanya mereka lah yang menganggapnya seperti itu atau yang lain sama.

Karena hari ini finalnya, kelima academy masing-masing membawa muridnya untuk berkumpul di aula pertama. Sifa menepuk bahu Reya.

"Kau kenal Sety, Reya?" tanya Sifa.

Reya mengangguk, "Ya, bukankah itu murid akademi yang keluar dan memilih untuk bersama akademi kristal lainnya?"

Sifa mengangguk. "Nah, jika kau tahu, dia adalah orangnya."

Sifa menunjuk pada seorang gadis yang memakai baju yang ketat, rambutnya di sanggul, dan bibirnya merah merona. Sifa mengakui bahwa gadis itu cantik. Tetapi ... sikapnya yang kurang itu menutupi kecantikannya.

Sifa bahkan jijik dengan Sety. Dulunya, Sety adalah teman sekelasnya, Sifa adalah anak yang friendly walaupun dia tergolong orang yang genius di antara yang paling jenius. Sayangnya. Sety dengan mata bodohnya malah menghina Sifa, dan membuat Sifa membencinya dari saat itu. Itu lah langkah pertama yang membuat Sety jauh dari rahasia kekuatan sebenarnya dari Lowest Academy.

Sementara di sini Sifa dan Reya melihat Sety secara diam. Di sini Sety dan teman-teman yang dia anggap seimbang sedang tertawa dan bergosip soal akademi yang ditinggalkannya.

"Kekuatan mereka bangkit begitu cepat. Sety, apa kau tidak menyesalinya?" Seorang gadis bertanya dengan terkekeh.

Sety hanya tersenyum miring. "Buat apa? Paling-paling mereka hanya meningkat sedikit Ina, jangan khawatir. Kau terlalu gugup." Sety terkekeh.

"Ah? Benarkah? Apa aku terlalu gugup?" Ina saang teman hanya measa canggung. Seorang lelaki menepuk bahu Ina.

"Mereka jelas akademi dengan tingkat yang paling rendah sebelumnya. Dan aku melihat pemain mereka sepenuhnya berganti lagi. Mungkin mereka menggunakan kekuatan asing, Ina."

"Nah, Rean benar, Ina! Mungkin saja mereka memakai kekuatan asing yang tak bisa ditemui oleh murid-murid dari akademi bodoh lainnya. Dan begitu mereka melawan kita, kita akan tunjukkan betapa hebatnya kita dan membongkar rahasia 'peningkatan pesat' mereka ini." Sety tertawa dengan keras.

"Lalu ... untuk sepenuhnya, Akademi rendahan itu akan menghilang dan bukan lagi menjadi sejarah burukku." Sety menyipitkan matanya dan menatap ke arah murid akademi sekilas.

Di sana ... dia mungkin hanya mengenal satu dari mmereka, yaitu Sifa. Selebihnya ... tak ada. Sety mengerutkan keningnya. Apa dia salah melihatnya atau tidak. Meski dirinya tak berteman, dia masih cukup jenius untuk mengingat semua orang yang pernah dijumpainya.

Dan kini ... dia benar-benar yakin belum pernah melihat angkatan tiga lain kecuali Sifa. Apa mungkin dia salah mengingatnya? Sety menggelengkan kepalanya, sudahlah tak perlu dipikirkan. Sety akan mengambil kembali pandangannya ketika dia melihat salah satu gadis di sana tersenyum miring.

Seakan-akan ada orang yangg memegang bahunya dia terhenti. Hanya saja setelah beberapa saat rasa itu sudah tidak ada, dan Sety hanya menganggapnya angin lalu.

Kembali lagi ke tempat anak-anak Lowest Academy. "Kak ... dia memang pantas di akademi kita." Reya terkekeh.

Sifa mengangkat alisnya. "Apa yang kaulakukan Reya?"

Reya hanya mengangkat bahunya. "Hanya sedikit kejahilan."

Sifa terkekeh. Dia menggosok rambut Reya dengan gemas. "Dasar anak nakal."

Reya mengedipkan matanya. Bahkan setelah Sifa melepaskan tangannya, elusan itu seperti masih terasa di kepalanya. "Ini ... rasa yang aneh. Lebih anehnya ... aku menyukainya." Reya menggulum senyumnya.

"Oke! Halo Semuanya! Kita kembali lagi! Karena sudah memasuki babak final para tetua serta ketua Krstyal Academy berada di sini!" MC menunjuk ke arah tempat duduk besar yang sedang diduduki oleh Kepala dari Krystal Akademi.

Di samping Kepala Keystal Academy terdapat pula para tetua Academy.

Eya yang saat ini sedang jahil pun menatap sang Paman. "Paman, lihat dia. Dia duduk dengan ringan di sana, sementara kau di sini dan terus berjalan ke mana-mana. Tidakkah harga dirimu terluka?" Eya terkekeh.

Kepala Akademi Syen hanya menatap keponakannya itu dengan malas. Dia menggunakan sihir untuk menutup mulut keponakannya itu. "Diamlah."

Murid-murid lain terkekeh karena melihat pertengkaran kedua paman dan ponakan itu, ah ... ini adalah hiburan kecil sebelum hiburan besar mereka datang.

"Tanpa menunggu lama kita umumkan siapa saja akademi yang lolos di babak ketiga." MC tersebut tersenyum.

"Di pertandingan tim kategori tingkat pertama, Zeward Academy, Krystal Academy, Rain Academy, Sword Academy dan Low-ah tidak! Mereka akan melepas gelar ini atas izin dari seluruh perkumpulan academy! Mereka Cyann Academy!" Tepuk tangan menggelar di stadium besar.

Jujur saja, saat ini ada banyak rasa di sini. Tetap saja rasa iri dari komunitas lain yang sangat padat pada mereka, jangann lupakan kecemburuan juga rasa dengki. Tetapi ada juga akademi yang sempat berhubungan baik merasa ikut senang walaupun tak terlalu, ya mau bagaimana pun lepasnya gelar itu juga berarti peringkat mereka akan berubah bukan?

"Lalu, di kategori tingkat kedua terdapat Krstal Academy, Water Academy, Cyan Academy, Sword Academy dan Green Academy!" MC itu berseru kaget saat melihat nama akademi yang tertulis di surat yang ditulis oleh MC yang mengawasi tingkat dua kemarin.

"Waw! Ini peningkatan besar bagi Cyan Academy! Tidak hanya membawa masuk murid pertama mereka, murid kedua juga ikut merebut posisi!" Sontak seluruh perwakilan akademi menarik napas mereka. WAW! Mereka benar-benar tercengang!

"Baiklah, kita akan membuka kertas yang terakhir. Akademi mana saja yang meloloskan murid mereka di tingkat ketiga? Ini dia! Mereka adalah ... Krystal Academy! Sword Academy! Air Academy! Fire Academy! dan ... oh apa ini? Cyan Academy juga masuk! Woaw! Kejutan apa ini?! Seluruh kelompok mereka masuk ke babak final!"

Sontak, Stadium menarik napas mereka lebih dalam ... kemengangan kali ini membangkitkan tanda tanya, apakah murid Cyan Academy berbuat sesuatu? Apakah mereka curang? Atau apa? Mengapa mereka yang sebelumnya peringkat terendah, membuat semua muridnya masuk jajaran final?!

Tetapi memikirkan ... bahwa itu adalah perlindungan yang dibuat oleh penyihir terkuat yang bahkan lebih kaut dari ketua Krystal Academy. Jadi mereka menipisnya dengan kuat!

Another World: RozèWhere stories live. Discover now