[✔] BAB 13

5.4K 668 17
                                    

Esok hari.

Reya menatap ketiga temannya yang belum terbangun juga. Mereka telah diperiksa oleh dokter yang dipanggil oleh Syen. Dilaporkan bahwa luka mereka cukup dalam sehingga dokter sendiri tak bisa memastikan mereka akan bangun.

Reya sangat khawatir di dalam hatinya meskipun wajahnya kembali datar pagi hari ini. Kalian dapat melibat cekungan yang lebih hitam karena dirinya tak tidur malam.

Reya sudah memulihkan energi tubuhnya sepenuhnya. Jadi dirinya memberikan energi kepada mereka bertiga masing-masing untuk mempercepat kesembuhan.

Reya belajar, sarapan, makan siang, praktik, dan makan malam sendirian tanpa ada teman-temannya. Terkadang gangguan Hoshino akan menyempil, tetapi hal tersebur malah membuatnya semakin merindukan sahabatnya yang kini tertidur.

Hari-hari berlalu dan kini sampai di akhir pekan. Reya makan di gedung elemen air hari ini.

Hoshino sepertinya akan menebak Reya pergi ke gedung air, jadi perjumpaan mereka pun terjadi.

"Reya!" Panggil Hoshino dengan keras. Reya melihat siapa yang memanggilnya, dan begitu dia melihat orangnya dia menepuk dahinya. Dia sedikit lelah akan gangguan ini.

"Kau ingin ke mana?" tanya Hoshino. Dari dulu hingga sekarang, Hoshino tidak merasakan ketidaknyaman Reya padanya. Karena dia berpikir bahwa suatu hari nanti ada saat Reya membalas perasaannya.

"Hoshino, kau tidak punya misi? Mengapa begitu banyak waktu luangmu belakangan ini?"

Hoshino dengan cepat menggeleng. "Aku tidak punya! Dulu aku telah banyak berkonstribusi! Jadi menganggur sesekali tak masalah!"

"Mengapa kau bertanya? Kau perlu bantuanku akan sesuatu?" tanya Hoshino dengan antusias.

Reya langsung saja menggelengkan kepalanya. "Tak perlu."

"Hoshino, saat ini aku sedang sibuk, tak punya waktu untuk meladenimu. Bisakah kau kembali saja dulu?" Tingkah antusias tadi menurun. Hoshino tersenyum tipis pada Reya.

"Oh... begitukah? Kalau begitu... baiklah, aku pergi." Reya melihat tingkah Hoshino itu.

Reya bukan gadis lugu yang tak tahu perasaan Hoshino yang sebenarnya. Tetapi dia tak mungkin menerimanya karena dia tak punha perasaan pada Hoshino.

Garis harus ditarik dengan jelas agar tak memberi harapan ataupun terjadi kesalahpahaman. Dia benci mengurusi sesuatu yang plus-plus seperti itu, jadi semua tindakan tak boleh semu, haruz sejelas-jelasnya!

***

Reya bosa saat ini. Dia ingin melaksanakan misi, tetapi sang Ayah melarang. Dia tak diizinkan untuk pergi jika sendirian. Alhasil... dia berjalan-jalan dan sampai ke taman belakang.

Taman belakang itu sepi, tak ada seorang pun di sana.

Tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya. Reya terkaget dan mencoba tindakan melepaskan diri yang sia-sia.

Dia tak mungkin lupa siapa pria ini. Ini adalah pria kuat kurang waras yang mengakui bahwa dirinya adalah calon suaminya.

Ketika Reya ingin berbicara suara berat pria itu terlebih dahulu sampai ditelinganya.

"Bukankah sudah kubilang. Jangan dejat dengan laki-laki dalam lingkup ruang tiga meter. Kenapa kau melanggarnya?" tanya Pria itu. Dia mengeratkan pelukan yang dia lakukan di pinggang Reya.

"Lepaskan aku." Reya kira pria ini akan pergi dari hidupnya. Tetapi sepertinya pria ini mengawasi dirinya. Dan hal itu menyebabkan Reya tak menyukai pria ini, dia benci diawasi.

"Kau belum mendapatkan hukumanmu tetapi wajahmu sudab seperti itu padaku," ucap Pria itu dengan sedih.

Reya menghelas napasnya secara kasar. Dia berbalik dan menatap orang itu tepat di depannya.

Another World: RozèDär berättelser lever. Upptäck nu