[✔] BAB 07

6.4K 801 13
                                    

Reya menghadangnya dengan perisai air. Ini adalah kantin elemen air, bagaimana mungkin dia memakai elemen lain, bisa-bisa dirinya dibilang nyasar lagi. Ya walaupun elemen double itu tak langka.

"Kau!" Orang yang melempar itu adalah Leila—gadis jenius di kelas pemula elemen air sebelum Reya masuk.

Reya menatap orang itu dengan wajah datar andalannya. Tetapi beberapa saat kemudian Reya bertanya dengan sopan.

"Teman sekelas ini. Apa yang membuatmu terganggu?" tanyanya. Leila melihat Reya dengan benci.

"Reya, kau adalah murid baru di kelas. Jangan berpikir karena dirimu dipuji, kau merasa bangga." Leila mengucap hal itu dengan sinis. Reya kebingungab dengan sikap anak ini.

"Apakah ada kesalahan? Darimana kau melihat titik bangga di wajahku?" tanya Reya. Dan pertanyaan itu membuat Leila terdiam.

Dia dengan keras kepala berbicara.

"Reya, jangan berlagak sombong. Jelas-jelas kebanggaan itu terlihat di wajahmu!" Reya sedikit merasa rumit.

"Orang gila dari mana ini sebenarnya? Mengapa ia bisa masuk ke gedung ini?" gumam Reya. Lalu dia melihat Leila dengan tatapan datarnya.

"Jika kau ingin bertengkar denganku. Tolong buat alasan dulu, oke? Jika tidak itu hanya akan membuatku jengkel," ucap Reya berterus terang.

Leila sangat marah hingga dia memuntahkan darah dari paru-parunya. Ia menyerang Reya dengan elemen airnya. Reya sangat bingung dengan gadis ini.

Dia mengatakan kebenaran, mengapa gadis ini menjadi semakin menggila? Otaknya kesetrum 'kah?

"Orang gila," umpat Reya. Reya membuat perisai air. Dan membiarkan Leila dengan energi kecilnya itu menyerangnya terus menerus.

"Karena dirimu, aku terus dibandingkan! Aku menantangmu untuk bertarung!" Sekarang Reya mentelengkan kepalanya.

Ini alasan yang logis untuk mengajaknya bertarung... tetapi sayangnya, dia tidak mood sekarang, dia harus menolaknya.

"Tidak."

"Kau tak bertarung? Dasar pengecut!" Reya melototkan matanya tak terima. Hei, dia hanya malas bukan pengecut!

Reya mengirimkan kristal tajam dari perpaduan sihir perwujudan plus elemen es miliknya.

Leila menangkis kekuatan elemen tersebut, dirinya tersenyum senang. Reya membuat sebuah kotak air besar dan menggandakan ukurannya.

Hal ini dilakukan agar orang luar tidak terkena efek pertarungan mereka, sayangnya tak ada yang menyadari hal itu karena kotak air itu terlalu bening.

Leila mulai menggunakan sihirnya. Mereka berdua sama-sama hanya anak kelas pemula, jadi tak banyak yang tertarik ketika melihat pertarungan milik mereka.

Reya dan Leila sama-sama menumpahkan sihir mereka. Hanya saja, sihir Reya bermaksud pertahanan bukan penyerangan. Dan itu dilakukan terus menerus hingga membuat Leila muak.

"Jangan bersembunyi! Ayo bertarung!"

"Aku tak ingin kehilangan wajah dengan menggunakan kekuatan seranganku." Reya mengucapkan itu dengan nada tak berdaya.

Another World: RozèWhere stories live. Discover now