28: sebuah mahkota

123 15 0
                                    

Angin kencang milik Lophyta kini bergemuruh lagi, dan kini lebih besar. Setelah hilang, wanita itu tak ditemukan ditempatnya lagi.

"Sialan! Peajurit, segera cari dimana dia. Panglima! Retas semua sistem informasi dan kuasai," perintah Robin, tak terbantahkan sehingga mereka segera bergegas.

Jungkook yang masih menangani Yerim kini tak lagi khawatir karena wanita itu tiba-tiba pulih. Yerim menatap Jungkook sayu.

"Jungkook, aku kira aku kuat," ujarnya.

"Kamu kuat Yerim, aku akan menbawamu ke dokter," timpal Jungkook.

"Baiklah, aku akan membantu kalian, karena aku kuat," ucap Yerim dengan tersenyum.

Jungkook menggenggam tangan Yerim, menyalurkan kekuatannya.

Heol!!? Ada apa dengan keduanya?!!

Yerim mencoba bangkut dengan terus memegangi lehernya. "Jungkook, aku membutuhkan perban," pinta Yerim.

"Ini," seru Jungkook dan mengasihkan sebuah benda warna putih tak lain adalah perban, dan perekat.

Jungkook membantu memasangkan perban itu, beruntungnya luka tak terlalu dalam meski begitu juga sudah banyak darah keluar.

"Ayo Jungkook, kita harus segera me kastil Lophyta," ajak Yerim mencoba berjalan tegak.

"Ah," ringis Yerim dan terjatuh.

"YERIM!" pekik Jungkook, dia langsung membantu berdiri. "Sini aku bantu, jangan mencoba jauh dariku," perintah Jungkook, tak terbantahkan yang malah membuat Yerim ambigu.

Yerim hanya mengangguk saja. Jungkook menuntun Yerim menuju Alisiea dan Robin. "Ibunda, ayahanda, aku akan ke kastinya dahulu, mencari bola kristal itu. Tolong kerahkan prajurit yang banyak," pinta Jungkook.

"Tidak pangeran, kita akan ke sana juga," tukas Robin.

"Ayahanda yakin?"

"Yeah, untuk apa ragu?"

Fyi, sebenarnya Robin tidak suka mengikuti turun langsung ke lapangan. Dia lebih suka memerintah hanya dari singgasana, mengirim perintah hanya dengan menggunakan teknologi yang ia ciptakan. Tapi sekarang ia turun karena mahkota yang di curi, bukan kota ataupun wilayah kuasaan.

"Ibunda juga ikut."

"Tapi ibunda," bantah Jungkook.

"Ssstt, ibunda tau cara melindungi diri, nak."

Akhirnya Jungkook mengalah dengan kedua orang tuanya. Dia berjalan dengan membantu Yerim, sedangkan kedua orang tuanya sudah di depan. Mereka mempunyai kendaraan sendiri yang lebih mewah dari Jungkook.

Jungkook membantu Yerim memasuki mobilnya, ini kali pertama Yerim menggunakan kendaraan itu.

"Jungkookie, aku kuat," liruh Yerim lagi.

"Iya, kau kuat," ucap Jungkook menenangkan.

Jungkook kini melajukan kendaraannya dengan kecepatan sekencang angin, tak lebih dari itu. Ayah dan ibunya juga sudah tak terlihat di lintasan depan.

"Jungkook, ku pikir bolanya ada di tempat tersembunyi yang ada di kastil milik Lophyta," gumam Yerim memejamkan matanya sambil memegangi lehernya, ini gila, sangat sakit lehernya itu.

"Hah? Dimana itu?" tanya Jungkook.

"Aku tak tau, saat itu aku di bawa ke sana dengan mata tertutup, tapi aku merasakan cahayanya meski penutup mataku sangat rapat," jawab Yerim.

"Hhhh," hela Jungkook.

"Aku akan membantumu, nyawaku sudah di ujung tanduk dan aku rela mati demi kau dan negri ini," ujar Yerim menggenggam tangan Jungkook.

"Tidak Yerim, kau tidak boleh begitu. Jika kau berpikir begitu lebih baik aku pulang dan menguncimu di kamarku," ujar Jungkook.

"Lophyta pasti menemukanku dengan mudah dan malah membunuhku, jadi sama saja, akan mati juga," tutur Yerim.

"Tidak Yerim, aku membutuhkanmu, lebih dari sekarang," bentak Jungkook.

"A---." Yerim tak bisa berkata-kata mendengar bentakan Jungkook, dia meneguk ludah takut dan diam.

"Tidak Yerim, maafkan aku. Apapun yang terjadi, kau bersamaku."

"Yah, maafkan aku juga," ucap Yerim.

Mereka kini sudah sampai di sebuah kastil tua, beberapa kendaraan pasukan prajurit miliki kerajaan negri sudah berada di sini, dan juga kendaraan mewah yang paling mencolok berwarna putih mengkilat.

Yerim dan Jungkook turun, mereka berdiri bersampingan. Menengok satu sama lain dan mengangguk meyakinkan.

"Mari kita ambil kemenangan kita," seru Jungkook dan menuntun Yerim.

👤

a

/n: asli deh, sepuluh chapter terakhir aku nulis kaya maraton. Dua hari mendekati deadline cuk, anjirlah😭

Tolong beri penghargaan padaku, babe😭

salam, devil devinrvly

My Chaos || JJK (SELESAI)Where stories live. Discover now