5: pergi

275 41 5
                                    

Embusan nafas seseorang mampu membuat Yerim tak tenang dalam tidurnya, mencoba membuka kelopak matanya tapi malah mendapati sebuah penampakan.

Yerim berjingkat kaget ketika melihat wajah topeng itu sedang tersenyum tepat di depan wajahnha. Dengan mata belonya dan juga gigi berderet itu semakin membuat Yerim kaget. Lambaian tangan tak bersalah masih di lanjutkan oleh seorang Jeon Jungkook tanpa memedulikan Yerim yang kaget karena dirinya itu.

"Apakah sudah siap?"

"Ya! Tuan Jungkook, bisakah anda mengucapkan permisi dahulu sebelum masuk ke kamarku?"

"Maaf, tapi aku tak masuk dari pintu," peringat Jungkook meluruskan praduga Yerim terhadap dirinya.

Yerim menghela nafas, memejamkan mata dan membukanya kembali.

"Apa kau sudah siap?" tanya Jungkook mengulang lagi.

"Haruskah aku yang menyelesaikan semuanya?" sahut Yerim bertanya.

Jungkook menaikkan kedua alisnya berturut-turut menandakan iya.

"Tidak bisakah kau saja sebagai perwakilanku?"

"Aku hanya sumbermu, tak bisa melakukan apa apa. Lagi pula, kau sendiri yang memulai masalah."

"Aku masuh heran, apa keterlibatanmu denganku. Sejak awal," ucap Yerim mengutarakan isi pikirannya ketimbang berdebat tentang masalah yang tak ada ujungnya itu di otaknya.

"Sudah ku bilang, aku hanya menitipkan bola kristal itu padamu karena tempt ini yang paling aman," sahut Jungkook.

"Yang lain?" tanya Yerim lagi menuntut.

"Tak ada."

"Bagaimana kau bisa mengetahui diriku?" Yerim kembali mengajukan pertanyaan.

"Melacak?"

"Oh."

Keadaan sunyi kembali, memperlihatkan Jungkook yang diam dengan seribu pikirannya dan Yerim yang diam dengan seribu pertanyaannya.

"Ya! Kalu terus seperti ini, kita bisa telat." Jungkook tiba tiba bersuara, menyisihkan canggungnya.

"Mengapa bisa terlambat?"

"Kau tak akan bisa ke negeriku melewati jam 6 sore," beritahu Jungkook.

"Tapi kau jam 12 pun masih bisa ke negrimu," elak Yerim.

"Itukan aku, sedangkan kau manusia."

"Apa bedanya? Kau juga terlihat seperti manusia, atau....ah, apa mungkin topengmu itu ya yang membedakan?"

"Topeng? Aku tak menggunakan topeng," elak Jungkook.

"Wajahmu?" tanya Yerim terkejut.

"Lalu? Memangnya aku akan mendapatkan apa jika menggunakan topeng? Hatimu?" celetuk Jungkook asal.

"Hah?" Yerim terlihat salah tingkah sedangkan Jungkook kian berwajah datar meski pikirannya kacau.

"Ah sudah! Kalau begini, aku tak akan lagi mengkhawatirkanmu. Kau tau? Disana tidak akan ada sesuatu yang memenuhi kebutuhanmu. Kau harus membawanya sendiri. Jadi, apakah sudah siap?" Jungkook terlihat kesal karena Yerim tidak kunjung bergerak cepat.

"Apakah aku harus?"

Tsssriing

Cahaya putih menyilaukan membuat Yerim memejamkan matanya. Awalnya ia mengira itu bola kristal, lalu kemudian ia mengira itu adalah lelaki yang tadi malam. Tapi ternyata ketika Yerim kini membuka mata lagi saat cahaya itu sudah redup, Yerim berada di tempat yang berbeda. Bukan kamarnya. Apalagi ia sekarang masih menggunakan baju tidur.

Awalnya, Yerim menduga yang dikatakan Jungkook terakhir kali di kamarnya itu memang benar. Tapi ketika melihat sendiri, ternyata negri ini jauh dari dugaannya.

Dengan kristal kristal yang saling memancarkan cahaya dan mematulkannya ke kristal lain, ini sungguh luar biasa. Yerim baru akan memprotes, tapi Jungkook lebih dulu membuatnya diam.

"Jangan bicara, kau terlihat aneh sekarang," ucap Jungkook membungkam mulut Yerim.

Memang benar yang dikatakan Jungkook. Setelan baju tidur, rambut acak-acakan, muka bantal, mata khas bangun tidur, ini sungguh memalukan. Ditambah, suara paraunya yang kalau di bunyikan akan diiringi bau tak sedap berasal dari mulutnya. Eits, itu bohong. Yerim mengaku nafas dirinya itu yang oaling wangi diantara teman temannya sejak dulu hingga sekarang. Dan itu memang tak bisa di elak.

👤

a/n: malming😃
Jangan lupa vote dan komen. Follow saya juga devinrvly

Salam, devil

My Chaos || JJK (SELESAI)Where stories live. Discover now